iklan iwb

Iwanbanaran.com – Cakkk….sepertinya race Motogp yang akan berlangsung di India akan dikenang oleh Dorna selaku penyelenggara Motogp di sirkuit Buddh. CEO Dorna Carmelo Ezpeleta telah mengetahui selama berbulan-bulan bahwa menggelar Motogp di India untuk pertama kalinya akan menjadi tantangan besar. Itu sebabnya dia mengirimkan delegasi besar pejabat Dorna ke Sirkuit Internasional Buddh pada bulan Agustus untuk mendukung promotor lokal dalam pekerjaannya. Namun siapa menyangka ditengah perjalanan tetaplah tidak selalu mulus. Dari informasi yang dishare speedweek bahkan race Motogp terancam batal akibat banyaknya mafia bergentayangan. Lhoo emangnya ada apa ? simak penjabaran IWB berikut ini….

Sebenarnya ketika Dorna berniat menggelar Motogp di India sudah mendapatkan peringatan dari CEO Formula 1 Stefano Domenicali. F1 sendiri memastikan bahwa mereka sepenuhnya tidak akan pernah kembali ke India setelah tiga tahun menggelar race disana selama 2011 hingga 2013 karena kendala birokrasi, masalah pajak dan bea cukai kembali terjadi yang luar biasa parah cak. Dan ternyata ini juga terjadi pada Motogp….

Sinyal awal masalah GP India sudah muncual sejak persiapan wartawan di 31 Juli 2023. Formulir berisi semua informasi yang diperlukan harus diisi paling lambat 4 Agustus. Formulir untuk semua orang yang terlibat di paddock ini dikirim ke pemerintah setempat dan juga ke agen yang mengurus prosedur visa. “Karena ini adalah regulasi dari pemerintah, maka tidak mungkin mengajukan permintaan visa pada menit-menit terakhir. Oleh karena itu, kami merekomendasikan agar semuanya melewati prosedur pengisian form jauh bulan dari race…” seru Boby salah satu agency India yang mengurus dokumen Motogp….

iklan iwb

Pada tanggal 27 Agustus, badan tersebut melaporkan apa yang dibutuhkannya. Bobby dari agensi Mondy India Pvt Ltd. adalah sosok yang dipercaya bertanggung jawab atas semua visa kru, tim dll. Setiap kali permintaan visa diberikan, Bobby memprosesnya. Pada tanggal 28 Agustus, tagihan sebesar € 120 (1,9 jutaan rupiah) muncul untuk tiap orang menjadi pembuka cak. Bagusnya diawal  ada opsi pembayaran melalui PayPal. Namun karena terlalu banyak uang yang mengalir ke rekening agensi tsb, PayPal memblokir akun mereka. Kemudian semua tim dan kru disarankan untuk mentransfer uang melalui aplikasi WISE. Diumumkan bahwa ini adalah anak perusahaan PayPal….

Ini berarti semua yang ingin visa keluar harus membuka akun WISE cak. Celakanya lagi, 95 persen dari sekitar 1.500 tim, kru, wartawan dan rider GP tidak memiliki akun WISE. Jadi akun perlu diverifikasi dengan ID dll. Untungnya beberapa dari mereka berhasil. Namun, bagi sebagian anggota tim dan wartawan, verifikasi tidak langsung berhasil. Yang amsyong tidak ada kejelasan apakah duit pembayaran sudah masuk ke WISE atau gagal sebab sepertinya sistem sempoyongan dengan membludaknya permintaan….

Case bikin dag dig dug juga terjadi pada Direktur sport Ducati Paolo Ciabatti yang melakukan perjalanan ke New Delhi Kamis malam lalu visanya baru tiba di pagi hari di hari yang sama. Sejumlah anggota tim GP juga belum mendapatkan visa. Membayar tagihan merupakan prasyarat agar proses visa dapat dilanjutkan. Bagi India, e-visa wajib dilakukan saat menaiki pesawat, jika tidak, perjalanan ke sana dipastikan gagal. Harga visanya adalah $80 ditambah beberapa biaya. Untuk amannya, agensi mengambil €120 atau 1,98 jutaan….

Model bisnis ini memang sangat menjanjikan. Bayangkan jika sekitar 1.500 kru dan tim paddock masing-masing membayar tambahan €30 kepada agen tersebut, terkumpul uang sebesar €45.000 atau nyaris 1 Milyar rupiah. Catatan kecil tentang visa: Izin masuk menyatakan bahwa visa elektronik tidak memberikan pendatang memiliki hak untuk melakukan aktivitas atau pekerjaan apa pun di India. Belum lagi untuk kegiatan LSM, keperluan jurnalistik dan sebagainya. Dorna sampai merekomendasikan agar wartawan menyebut mereka sebagai konten creator, yaitu pembuat konten, terutama untuk situs web. Kenapa hal itu dilakukan ?

Karena jika tidak pemerintah India akan meminta pajak per-orang yang kerja disana. Yang sempat panas dan ribut cak…Pihak berwenang India bahkan ingin melihat kontrak pembalap dan kemudian 20 % dari gaji tahunannya akan dikenakan pajak di India. Jelas pemintaan tersebut ditolak, dengan alasan alasan perlindungan data pribadi. Tidak hanya itu, ruwetnya Buddh GP juga terjadi disekitar sirkuit. Motor skuter yang biasa disediakan gratis untuk sirkuit ternyata disewakan dengan angka €150 (2,4 jutaan) selama tiga hari event berlangsung. Artinya wartawan dan kru yang ingin jepret motor menggunakan skuter sirkuit diharuskan membayar lagi…

Beberapa tim juga melaporkan biaya yang sangat tinggi untuk layanan antar-jemput. Meskipun mobil sewaan eksis, namun tidak dapat diasuransikan untuk orang asing. Itu sebabnya penduduk setempat sangat menyarankan untuk tidak mengendarai mobil sewaan. Bayangkan cak…untuk tim kecil layanan antar jemput ini meminta biaya sekitar €8.000 atau 131 jutaan rupiah. Untuk tim yang lebih besar, biayanya meningkat hingga lebih dari €20.000 setara 320 jutaan….

Contohnya Tim HRC MotoGP. Karena jumlah kru mereka banyak infonya HRC disodori proposal biaya sebesar €50.000 atau setara 820 jutaan. Ini ediann cak. Namun setelah negosiasi yang alot turun mentok diangka €28.000 atau 459 jutaan. Btw….Layanan ini hanya membawa tim dari bandara ke sirkuit dan sebaliknya. Mafia Motogp di India tidak hanya berhenti disitu. Informasinya para tim mengeluhkan penipuan atas biaya hotel yang juga dinaikkan secara signifikan saat Grand Prix. Para Tim mengeluh luar biasa atas buruknya pelayanan dan tindakan bisnis dievent Motogp India…

“Bagi kami, ini akan menjadi Grand Prix termahal sepanjang masa,” seru salah satu tim Motogp yang mengurusi akomodasi. Tak terkecuali Pemilik tim Liqui Moly Husqvarna Moto3 Peter Öttl: “Ini adalah salah satu balapan termahal. Harga hotelnya sangat tinggi.” keluhnya. Kepala tim PrüstelGP Florian Prüstel juga mengungkapkan rasa kesalnya… “India adalah Grand Prix yang sangat mahal bagi kami. Penerbangan, hotel, visa, dan layanan antar-jemput sangat mahal. Selain itu, penyediaan makanan dan minuman yang buruk tidak mudah untuk kami terapkan sebagai tim. Tim sangat takut dengan infeksi usus akibat makanan yang terkontaminasi…” tutupnya…

Last….India kini telah memberlakukan lockdown lokal – setelah munculnya wabah virus Nipah. Dua orang meninggal karena infeksi virus Nipah, pemerintah India mengumumkan lockdown di wilayah Kerala. Patogen ini menyebabkan peradangan otak yang berbahaya. Untungnya, kawasan ini berjarak 2.600 km dari trek balap. Ini adalah event balap Motogp yang berat bagi Dorna. Sebab banyak sekali masalah dengan mafia uang…dan dibatalkan tidak mungkin karena tiket sudah terjual. Sekarang tinggal gimana jumlah penonton nanti, sebab jika kurang bagus alias biasa-biasa saja….sangat berpotensi race Motogp Buddh akan menjadi yang pertama dan terakhir kalinya untuk Motogp. Kita lihat saja seperti apa nanti cak….(iwb)

26 COMMENTS

  1. Pindahin aj ke Mandalika
    Biar bisa race 2X
    Lumayan yg narik odong2 bisa untung berlipat-lipat
    MuuuuUUUuuuuehehehe……

    • Terutama kuliner buat riderz dan official team and Dorna. Mereka sering nonton jajanan India yg jorok penyajian & prosesnya. Ga banget dechh

  2. Dimandalika banyak copet yang berafiliasi dari fby yang gentayangan.
    Kemudian fby berafiliasi lagi jadi tukang cuci motor pake air gak jelas yang sasarannya produk Sultan Hnd , sekarang fby bagian India terdeteksi jadi mafia2 kelas teri karena rate produknya makin digilas Suzuki hingga mloroth2 makin kebawah
    Mueeeehehehehhehehe 😂

Comments are closed.