iklan iwb

Iwanbanaran.com – Cakkkk…..jiann moncrottt tenan cak. Hari ini melaju dari Tegal, IWB akhirnya kena jaring operasi patuh di jalan tol Pantura tepatnya sekitar Majalengka. Dari awal sih sebenarnya wis feeling cak, rasanya mau bejek gas koq ragu. Namun karena mata ngantuk, nggak terasa kecepatan speedometer dikisaran 120 km/jam. Dan bener saja….sekonyong-konyong terlihat petugas polisi dibawah flyover mengarahkan gun speed ke Carli J. IWB ngurangi kecepatan wis telattttttt. Dari jauh terlihat petugas berbicara via intercom dan IWB langsung disuruh minggir 800 meter dari petugas pertama. Weeihh IWB kena tilang di Cipali, Moncrottttt !!

” Siang pak, bisa lihat SIM dan STNK…” seru petugas sopan. ” Siap pak….” seru IWB nyengir sambil mengambil surat-surat. Nggak lama petugas jalan menjauh dari mobil IWB sambil berkata..” Ikut saya pak…” serunya. IWB langsung turun mobil. Disini Ibu negara menggerutu. ” Wis diomongin ojo banter-banter koq pancet wae. Kapokmu kapan saiki…..” celotehnya membuat IWB terkekeh. Asli cak, padahal IWB merasa berkendara normal. 120 km/jam dijalan tol ora terasa kencang blas, kalau nggak cenderung kayak keong. Justru kemarin lari 180 km/jam lolos. Saiki luwih alon malah kena…jiannn apes tenan….

” Bapak tahu kesalahannya? “ tanya petugas setelah kita berdiri ditempat teduh. ” Terlalu kencang yo mz..? ” ujar IWB setengah bertanya. ” Iya, berdasarkan speed gun bapak melaju dikecepatan 116km/jam. Kita sedang operasi patuh jaya, kita memang sedang fokus pada batas kecepatan di jalan tol dimana maksimal 100km/jam….sabuk pengaman serta main HP. Tiga poin ini yang sedang kita bidik dijalan tol. Jadi bapak kita tilang ya..” terang petugas ramah. Adem cak…neranginnya enak dan profesional. IWB memang salah ya harus terima. Tapi masalahnya cak….gimana mau sidang kalau TKP pelanggaran di Majalengka? ” Mz..saya di Jakarta, piye sidangnya yak? ” tanya IWB penasaran…

iklan iwb
” Status Ibu negara di IGnya, saking keselnya cak doi wkwkwkwk….”

” Bapak punya mobile banking? “ petugas balik bertanya. “ Ada mz..” jawab IWB. ” Oh ya udah, bisa langsung bayar disini. Dengan pak Agus ya…” tukas petugas seraya memanggil rekannya. Nggak lama IWB dioper dengan petugas lain yang langsung membuka aplikasi di HPnya. ” Saya buatkan dulu surat tilang dan rekening sementara ya mz. Jadi mz nanti bisa langsung bayar ke BRI dengan rekening tilang yang kita buat..” cetusnya membuat IWB bengong. Nggak lama petugas memasukkan data IWB di aplikasi HP-nya. Dari nama….alamat hingga nomer telp. ” Lho sampeyan wong Tulungagung to mz. Aku Jatim juga mz….Malang..” tukas petugas sumringah saat melihat KTP IWB. Ealahhhh wong Jowo juga jebule…

Sampeyan wong Malang koq pinter bahasa Sunda to mz. Tak kira wong Majalengka asli..” celetuk IWB. ” Lha bojoku wong Sundo mz, jadi aku pinter boso Sundo..” serunya terkekeh. Kita pun jadi sangat akrab cak apalagi petugas bernama Agus ini berubah boso Jowo-an setelah itu. Singkat cerita setelah data tilang terisi lengkap, muncul SMS notifikasi nomer pelanggaran tilang (BRIVA) yang menjadi rekening sementara BRI (tilang) masuk kenomer IWB. Tertera denda tilang 150 ribu rupiah. ” Nah, sampeyan sekarang bisa bayar direkening tersebut….

” E-Tilang dikirim via SMS….”
” IWB langsung bayar via mobile banking….”

” Sekarang mz bisa bayar langsung via mobile banking direkening ini. Kalau sudah masuk nanti dilayar HP saya berubah hijau…semua online mz. Uang akan masuk langsung ke negara. Silahkan di coba..” tukas cak Agus. IWB pun kirim uang denda via mobile banking pribadi. Nggak lebih dari satu menit, transaksi dinyatakan berhasil. Dan taraaaaa….sukses cak. ” Udah terbayar…wis masuk. Monggo mz…ini STNK mobil dan SIM-nya ya. Hati-hati operasi patuh Jaya lagi gencar. Jangan kencang-kencang. Kalau lewat Majalengka mampir mz…” seru cak Agus ramah. Ediannn, koq gampang banget yo cak, Ini namanya canggih. Uang masuk kenegara dan traksaksi tilang nggak bertele-tele. Kuwi jenenge top tenannn !!….

Sambil jalan balik ke mobil IWB masih dibuat kagum dengan sistem tilang online. Kemudahan seperti ini akan membuat praktek suap hilang. Jadi bagus banget cak. Disaat itu terlintas pikiran IWB untuk ngerjain ibu negara dengan mengatakan ” kudu sidang di Majalengka” . Prank cak judule :mrgreen: . Didepan mata terparkir mobil IWB dengan posisi rada serong. Sambil memasang muka sedih, membuka pintu…..mulut IWB baru mau mangap……..tapi tiba-tiba……lhooooooo??? koq ibu-ibu tanpa jilbab 😯 ?? IWB terkesiap karena didalam mobil ternyata orang lain. Asyem salah mobil cakkkkk. Mobil orang pakdeeee….juangkrikkkkkk. IWB langsung minta maaf. Jebule mobil IWB dibelakangnya. Cicak bin kadal koq warna dan tipenya sama plekkkkk 😥 . Ternyata mobil ini baru datang dan juga kena tilang. Isinnnnnn tenannn…apes kuadrattttttt cakkkk. Justru sekarang ibu negara yang terkekeh menyaksikan IWB kecele dari belakang. Judule senjata makan tuan rekkk-rekkkkkkk…..(iwb)

121 COMMENTS

  1. Ganti mobil mas Iwan…….iku wis dadi mobil pasaran….gampang ditemui nang pinggir dalan…wis akeh , pasaran….wkwkwkwk

  2. meski sudah di batas atas, tapi bisa jadi mobil di belakang itu dalam kondisi darurat, jadi berikan saja jalan.
    saya pernah bawa darah dari PMI luar kota karena stok dalam kota habis. sementara kondisi pasien butuh transfusi sesegera mungkin. akhirnya pakai jurus ngebut dan ngeblong. bahkan ketika ada operasi polisi pun tetap ngambil marka. ketika diberhentikan, kita minta pengawalan sampai rs sambil nunjukin darah, eh malah dapat pembuka jalan gratis (terimakasih pak pol).
    masalahnya di Indonesia itu sulit membedakan darurat beneran atau tidak. tapi tetap saja, meski banyak yang ngawur, defensif driving tetep no 1. berikan jalan dan ngalah saja.

  3. untung ga langsung tancap gas tuh pas msk mobil yg salah. klo ngga, ya salah ambil mobil plus salah ambil bini org jg mas. Tilang kuadrat nanti gara2 dituduh nyulik istri org.:D

  4. mencoba patuh dikecepatan 100km/jam, ehhh malah banyak yang nyundul d jalur kanan, kalau pindah jalur kiri rata-rata dibawah 80km/jam jadi tidak bisa konstan dalam menginjak pedal gas, konsumsi bahan bakar turun menjadi 12km/L
    sebenarnya enak pakai pajero dikecepatan konstan 100km/jam, konsumsi bahan bakar rata-rata di 14km/L, seandainya jalur kanan semua mau patuh di kecepatan 100km/jam, pasti sungguh indah dalam perjalanan.

  5. Klo diceritakan seperti diatas, rsnya “semudah” itu ya… Pelanggaran diselesaikan dng (sekedar) denda uang, meskipun dikatakan masuk ke kas negara sekalipun. Dipermudah dng konsep penyaluran uang “serba online” segala. Klopun dtng sidang jg ujung-ujungnya cuman dibacakan pelanggarannya, lalu langsung bayar denda uang. Tdk ada semacam pembelajaran disiplin/tanggung jawab terhadap peraturan.
    Lain cerita klo semisal pelanggarannya jd tercantum pada riwayat sim pengendara yg mungkin bs menjadi rapor yg bermuara misal pada pencabutan sim.

  6. Haha emane carli j bar serpis gak oleh mlayu2 ning tol.
    Bulan Wingi bar keno tilang gara2 vespa ra ono stnk ne cak…
    Patuh tenan iki, vespa klasik 75 biasane kon terus iki kenek tilang lek

Comments are closed.