Bro dan sis sekalian…sudah bukan rahasia bahwa dinegeri ini brand Honda dan Yamaha masih menjadi leader soal populasi. Sedang lainnya penjualan gap-nya sangat jauh. Resikonya jelas jaringan yang lebih minim serta harga spare part melonjak. Hal ini tidak bisa dihindari karena ongkos produksi yang dikeluarkan vendor lebih besar dibandingkan dengan produk yang masif jumlahnya. Itulah yang kudu dihadapi oleh para biker kaum minoritas. Namun dibalik pahit tersebut…siapa menyangka ada berkah tersendiri yang tidak ditemukan oleh para kaum mayoritas. Emange opooo ??….
Rasa brotherhood dijalanan…itulah yang dirasakan para penunggang motor yang jarang dipakai biker. Seperti yang dituturkan pembaca warung ini, bro?Zain Nuddin ke IWB….
Kang Iwan,?Saya pengguna Inazuma. Saya tinggal di Sumedang Jawa Barat.?Di sini bisa di hitung jari, berapa yang pake itu motor.?Maksudnya kebanggaan itu, ketika kita bertemu dengan rider Zuma yang lain, perasaan gimanaaa gitu mas.?Kebetulan pas saya ngobrol dengan rider Zuma yang lain, memang sama perasaannya seperti itu mas.?Kadang kalo saya nongkrong, itu motor di pelototin kadang nanya motor apa, kadang ada yang salah sebut. Ini bandit ya…gede amat hihihi. Jadi meskipun masuk ke minoritas, justru saya merasa gimanaaa gitu…susah di ungkapkan mas..hehehe
– Zain Nuddin/Inazuma Rider-Sumedang-
Jiann….kang Udin kalo cerita kayak biker kasmaran. Seolah berjuta rasa melambung tinggi sampai-sampai susah ngungkapin. Btw….IWB bisa menyelami yang dirasakan bro Udin. Kekompakan…rasa brotherhood, senasib sepenanggungan dan yang jelas ora pasaran. Itulah kenapa ketika itu terjadi maka fun dan exciting feeling yang mampir dihati. Satu hal yang jelas tidak akan temui pada motor laris?manis. Lawong ora eksklusif…iyo ora pakde….
Last…minoritas membawah berkah tersendiri terhadap kekompakan dan rasa brotherhood. Kondisi ini juga pernah terjadi ketika Pulsar pertama kali hadir. Sesama pulsarian saling tethot dijalanan walau akhirnya habit ini hilang setelah?populasi makin berjibun. Dan memang hampir semua biker kaum minoritas merasakan hal itu. Nah…apakah sampeyan juga salah satu yang termasuk satu aliran?seperti yang dirasakan bro Zain Nuddin??…..(iwb)
itu fenomena yg tdk bisa dihindari, yah begitu adanya….saya naik TVS apache jg begitu…kenal jg nggak begitu ketemu kok spt dah lama kenal. cas cis cus ngobrol macem2. spt halnya waktu mudik kmarin klo dibanding ayla agya mobil yg saya punya termasuk pemula dan masih langka sehingga ketika bertemu dan atau berpapasan tak sedikit yg ngedim dan klakson…..itulah enaknya….susahnya mah nggak usah di critain hehehe….
kalau cs1 masuk minoritas gak ya
pengguna t250 sudah 17 tahun, udah ngga keitung yang nanyain “motonya dijual ngga?”
Klo saya mulai dri honda nsr 96,satria fu 05 awal2 brojol dri dealer byak yg bilang motor honda kok 2tak dan 1nya motor kok kyk belalang.sampe bp saya bilang koen iku le tuku motor seng umum ae modele.2013-skrg ganti macan ompong alias tiger wlu byk yg mecaci ni motor tetep ad feel trsendiri dpke touring ato mudik buat saya.majalengka-nganjuk slalu setia menemani dkala mudik
Merasakan sendiri pas di jalanan naik CS-1 😀
Yoyoi