Iwanbanaran.com – Cakkk….pelan dan pasti akhirnya fakta tergali gamblang setelah manajer tim Yamaha Massimo Meregalli menjelaskan mengapa Vinales gagal ngerem di Spielberg. Bisa dipastikan bahwa apa yang terjadi bukan salah Brembo sebagai penyuplai rem Motogp. Namun hal ini lebih kepada kesalahan kalkulasi tim karena mereka acuhkan saran Brembo. Maksude ? berikut pernyataan detil Massimo Meregalli via speedweek….
“Apa yang terjadi pada Maverick tidak pernah kami duga. Kami memutuskan untuk menggunakan sistem pengereman standar walau Brembo membawa model baru GP4 untuk Valentino, Franco dan Fabio. Alasannya karena Maverick tidak punya masalah dengan suhu tinggi akhir pekan lalu dan remnya baik-baik saja. Diluar itu menurut Vinales perangkat rem baru ini tidak memberikan feeling akurat seperti versi standart. Karena dua alasan ini kami memutuskan menolak menggunakan GP4 dan tetap menggunakan rem standart… ” cetus Meregelli. Tim Vinales menduga kegagalan kinerja pada race kedua ini karena kondisi….
“Mungkin sistem pengeremannya kurang dingin akibat mendapat udara panas di belakang pembalap lain. Pada lap ke-17 baru terjadi kerusakan rem di Vinales. Dia bilang merasakan sesuatu setelah sekitar lima lap, tapi dia coba Untuk menghadapinya. Sayang, apa yang terjadi kemudian terjadi. Untungnya dia tidak cedera, itu yang paling penting. Kami sekarang pasti akan lebih teliti menganalisis dengan tepat apa yang terjadi. Tapi itu tidak akan semudah yang kita bayangkan karena motor diawal pada kondisi baik. Kami akan menerima informasi tambahan untuk Misano dari teknisi Jepang kami…. “ tutup Meregalli…
Nahhh dari sini wisss clear yo cak…jadi bukan salan Brembo. Brembo sendiri sudah menjadi supplier rem GP500/Motogp sejak 1995. Jadi nggak usah diragukan lagi pengalamannya. Dan menurut Brembo Red Bull Ring sepanjang 4,318 km ini adalah trek yang sangat ekstrim pada perangkam rem. Selain Barcelona, ??Spielberg cukup mengerikan buat rem. Terutama pada tikungan 1, 3 dan 4. Inilah zona pengereman yang paling sulit di Red Bull Ring…
Sebagai gambaran….Tikungan 1 mesin digeber pada gear satu atau dua dengan kecepatan 85 km/jam setelah start dan finish. Disini riders pasti melakukan hard braking untuk berebut posisi. Di tikungan 3 lebih parah cak. Motor digeber hingga speed 320 km/jam langsung hard braking masuk gear satu dengan speed 60 km/jam. Disini perangkat rem harus mampu menghentikan laju motor dengan sangat ekstrim. Di Spielberg, semua tim menggunakan dual disk dengan diameter masing-masing 340 mm. Ukuran ini termasuk besar…
Sebab pada sirkuit yang tidak terlalu berat, biasanya Motogp bike hanya menggunakan ukuran 320 mm. Dari data yang dishare Brembo Di KTM, ketika rem beroperasi suhu mencapai maksimum 900 derajat dan suhu rem karbon sudah bekerja pada 600 hingga 700 derajat. Sayang sepertinya di Austria, suhu tersebut terlalu ekstrim untuk model standart sehingga memaksa Vinales harus lompat dari motor karena rem blong. Nahhh wiss clear yo cak dari sini……(iwb)
Lanjutkan bossquu
Ekekek. Repsol si kuning jamban mesinnya gak kencang jdi remnya gak mencapai suhu ekstrim
Kurang perencanaan matang
Les pinales, mbok yo mikir parkir, ra usah ngobong montor, sakno yamaha lho stok e mesin wis entek, lagi petang balapan
bijimane nihh, ms setel rem aj salah.
Welehhh, salah sendiri
Sembalap Vinales harus dikasih kalkulator, biar ga salah itung…
Mkny pake yg ori merk ygp
Sembalap somplak utek e, eh rem e
Joan Mir : anyi*g pinales kofl*k kadieu gelud jeung aing
Gaskeuun lah gelud anyi*g pinales emang kofl*k
Really sorry..in misano am in podium again.
Kok boleh yah gak pake sistem pengereman yg dikasih bremboo?
Para kirik mingkemmm….mendadak rabies akuttt kumatt
????
Gonggonger mana suaramuuuuu????
Hati2 kang iwb…ntar sampean di gigit sadarrr….
?????
Motornya berubah menjadi motor rontok mesin. Bukan motor perontok tulang
Ekekeke