Iwanbanaran.com – Cakkk…Johann Zarco (Reale Avintia Racing Team) alami musim yang sangat rumit pada tahun 2019, yups semenjak pindah menuju KTM doi kesulitan beradaptasi diatas RC16 dan berakhir dengan menyudahi kontrak lebih awal. Dilalah keputusan ke KTM menurut Zarco sepenuhnya adalah salah manajernya. Lhooo koq ?
Kisah berawal dari selesainya kontrak dua tahun yang telah terjalin bersama Monster Yamaha Tech3 team sejak tahun 2017 silam, doi sebenarnya garang diatas YZR-M1 dan terbukti bisa beberapa kali mengacak acak barisan depan plus ‘sering’ finish lebih baik diatas Duo Yamaha Factory, selama 2 tahun mengabdi bersama Yamaha Zarco sukses mengemas 6 kali podium. Catatan tersebut cukup baik pakdee mengingat doi dibekali Motor satu tahun lebih tua dibanding Factory.
Kemudian, di sela-sela musim 2018 Repsol Honda Team sempat memasukkan nama Zarco untuk mengisi 1 slot guna mendampingi Marc Marquez pada tahun 2019. Namun dengan berbagai alasan ia menolak tawaran tersebut, selanjutnya beberapa waktu kedepan secara mengejutkan Zarco mengumumkan bahwa doi akan membela KTM di tahun 2019….
Zarco sepakat menjalin kontrak selama dua musim (2019 – 2020) dengan harapan dari campur tangannya bisa menjadikan KTM kompetitif, namun ekspektasi tinggi tersebut mulai meredup setelah doi mencicipi RC16 pada test pra musim pertama yang berlangsung disirkuit Ricardo Tormo, Valencia 2018. Zarco semakin kesulitan dengan banyaknya masalah di atas motor KTM terutama ketika berada ditikungan….
Kemudian musim 2019 tiba, Zarco semakin keteteran cakkk. Hal itu Terbukti dengan sulitnya ia menembus 10 besar, ia juga sadar jika penampilan buruknya bisa berdampak negatif bagi KTM sehingga Zarco memilih putus kontrak dengan target menutup musim 2019 dengan cara yang baik, tetapi KTM justru menentukan pilihan lain dengan memberhentikan Zarco hingga Putaran ketiga belas MotoGP Misano, San Marino.
Nahh atas musim yang tricky ini, melalui wawancara singkat dengan Motosprint Zarco mengklaim jika ia menaruh terlalu banyak kepercayaannya kepada sang manajer pribadinya, Laurent Fellon. Menurut Zarco walau pindah ke KTM adalah hasil dari keputusan bersama yang diambil dengan cara ‘terburu-buru’ dan manajernya cukup dominan mempengaruhi doi….
“Aku tidak menyesal (pindah ke KTM) dan aku harus menambahkan bahwa menandatangani kontrak dengan KTM bukanlah pilihanku sepenuhnya. Mantan manajerku jelas mendukungku, aku sangat percaya padanya dan mungkin terlalu banyak kepercayaan yang membuat kami menentukan keputusan secara tergesa-gesa.” ujar Zarco
Berkaca dari beberapa bulan yang lalu pasca resmi Out dari KTM, Zarco kembali menegaskan bahwa ia lebih suka mengambil risiko ‘tidak membalap sama sekali’ daripada melanjutkan kontraknya bersama KTM.
?Aku memiliki kontrak dua tahun dengan KTM, tetapi aku mempertimbangkan bagaimana keadaannya juga, aku tidak bisa terus melanjutkan dengan situsi seperti ini. Aku takut kehilangan segalanya, aku lebih suka menerima risiko tidak lagi membalap dan mencari jalan lain, akhirnya itu terwujud pada akhir tahun (2019). Dengan KTM aku tidak bisa bahagia karena aku dibayar tetapi aku tidak bisa kompetitif, aku tidak bisa hidup seperti itu.” cetusnya….
Kemudian Zarco memilih berpisah dengan sang managernya yakni Laurent Fellon dan melanjutkan petualangan barunya bersama LCR Honda Team pada tiga seri terakhir dengan tugas menggantikan Takaaki Nakagami yang menderita cedera bahu, hasilnya ialah diatas RC213V spec lama (2018) Zarco menunjukkan bahwa ia masih bisa kompetitif dan terbukti pada putaran ke delapan belas MotoGP Sepang, Malaysia dimana doi bisa menembus Top 10 sebelum dlosorr akibat kontak dengan Joan Mir (Suzuki Ecstar). Hal ini menjadi dasar dari pemilihan dirinya sebagai kandidat kuat menggantikan Jorge Lorenzo pasca pengumuman pensiun secara ‘dadakan’. Namun pada akhirnya Repsol Honda Team lebih memilih menduetkan Duo Marquez untuk tahun 2020.
Dengan begitu, Zarco segera mencari opsi lain yakni bernegosiasi bersama Ducati, meski cukup alott akhirnya doi sepakat akan membela Avintia Racing Team, dengan jaminan lain jika ia kompetitif maka ada peluang besar untuk naik kasta ke Ducati Factory musim depan….
?Aku harus menetapkan tujuan yang cukup nyata (Realistis), jadi aku akan mengincar posisi 10 besar. Dari sana, aku akan mencoba meningkatkan diri dengan lebih baik lagi. Jika itu masalahnya, aku akan menunjukkan bahwa aku memiliki sikap yang baik untuk mendapatkan kembali posisiku di tim pabrikan, tetapi dengan motor yang kompetitif.” tutup Zarco…(Cc for iwb)
Jossss salahin teruusss
Alhamdulillah sdh bjsa komen lg cak, matursuwun..
Pertamax pula
Oh……
Jd Zarco malu klo di bayar tapi tdk kompetitif
Beda ya….sama si nganu
MuuuuUUUuuuuehehehe……
kasian ya… goodluck kang Zar…
Mudah2an sengsara nya membawa nikmat
Amiinn…..
Jarwo masih di gilir ?
Semangat ditempat baru..semoga makin sukses..ojek maxim..ayo coba
Kate siapa?ya……
mental tempe mancla mancele …..salah ya salah …jgn loe lempar ke goblokan ente ke orang lain walau terjerumus dan menjerumuskan …. ntar pas enak elue makan sendiri
Baguslah.. bersama Ducati setidaknya dapat motor yg lebih baik!