Iwanbanaran.com – Cakkk…Andrea Dovizioso (Mission Winnow Ducati Team) Berjuang ekstra keras di Sirkuit Assen, Belanda. Hingga akhirnya perjuangannya berbuah manis dengan mengakhiri Race di posisi empat. Meski ini merupakan hasil maksimalnya untuk Ducati namun ternyata Dovizioso masih kurang puas tur kurang bahagia terhadap kinerja Ducati pakdeee..
Sejatinya Assen bukanlah sirkuit yang ramah bagi Ducati, terbukti terakhir kali menang lewat Casey Stoner ditahun 2008 artinya sudah lebih dari 10 tahun cakk. Karakter Assen yang Flowing dan tidak terlalu mengandalkan segi Top Speed kian menambah sulit perjuangan Ducati untuk melaju kedepan…
Nah..Datang dengan masa – masa sulit pasca keapesan yang menimpa Andrea Dovizioso di Catalunya dua pekan lalu, ia berniat bangkit dan ingin mengulang Race yang sama layaknya musim lalu. Dimana ia bisa bersaing dibarisan depan sepanjang race. Namun ternyata diluar ekspektasi. Dovizioso justru mengalami fase naik turun sejak Free Practice 1, meskipun ia langsung lolos menuju Qualifiying 2 dalam kutipan ia bisa tembus 10 besar dalam kombinasi sesi. Hal tersebut tidak dimanfaatkan dengan baik sehingga ia hanya mampu menempati start dari posisi sebelas.
Mirip dengan Austin, dimana ia hanya mampu start dari posisi tiga belas, Andrea Dovizioso mampu bangkit secara perlahan dengan start yang baik ia berhasil naik lima tingkat dalam lap satu. Setelah itu muncul masalah baru ketika Angin bertiup kencang dan ban belakang yang sulit diajak kompromi karna kita tahu jika ban Hard bukan tipikal ban yang bisa dibuat menyerang diawal namun mampu bertahan hingga akhir Lap. Terbukti Dovi menangi duel dengan rekan satu timnya dan Franco Morbidelli (Petronas Yamaha SRT) dan membawa pulang 13 Poin.
“Kami tersenyum sekarang, karena kami mengambil hasil maksimal yang bisa di dapatkan sehingga selalu penting selama akhir pekan ini. Terutama jika memulai dari posisi sebelas, terlebih ini sulit untuk menyalip jadi aku senang akan hal ini. Tapi yang pasti kami tidak bisa bahagia 100 persen karena trek ini menunjukkan karakter motor kami sebenarnya dan itu normal karena konsumsi ban belakang sangat tinggi di track ini, juga ada banyak angin dan ini tidak membantu kami.“
“Finish Keempat tidak terlalu buruk tetapi gap dengan pemenang race terlalu besar dan aku tidak terlalu terkejut tentang hal itu. Kami tidak bahagia karena kami inginkan yang lebih, karena kami ingin berjuang untuk kejuaraan dan Marc Marquez kali ini finish kedua tetapi selain itu kecepatan yang ia miliki benar-benar baik. Jadi ini bukan yang terbaik untuk kami.” Tukas Dovi yang kini tertinggal 44 Poin dari Marquez..
Kemudian Ia membeberkan jika ia sempat mencoba mengintil barisan depan dan ternyata gagal. Terlepas dari itu semua Dovi terus menatap kedepan dan tetap optimis karna masih banyak seri yang akan dilalui…
“Paceku turun di tengah race karena aku mencoba untuk tetap bersama mereka di awal lap, tetapi aku benar-benar dalam limit dan aku tidak bisa menjaga kecepatan itu dan aku mempush ban terlalu banyak. Pada akhirnya, ketika Maverick mempush, mungkin pada lap 20 ia mencetak 1m 33,7 detik dan pada saat itu aku bisa mencetak 1m 34,8 detik (Maksimal) seperti pada 2 lap terakhir. Jadi itu intinya dan itulah alasan mengapa kami tidak bisa bahagia. Ketika Marc dalam situasi ini, itu buruk, karena ia selalu ada dipertama dan kedua. Sementara dalam beberapa race kami tidak bisa berjuang untuk podium sehingga kami kehilangan lebih banyak poin. Tapi musim 2019 masih panjang dan kami akan melihat apa yang bisa kami lakukan di Sachsenring dan untuk selanjutnya.” Tutup DesmoDovi…
Last…Kiprah Dovizioso sejauh ini memang bisa dikatakan belum konsisten dan hal ini semakin membuat persaingan gelar semakin sulit karena Marc Marquez jauh lebih konsisten ditambah dengan RC213V yang siap diajak tempur dalam segala macam kondisi…(Cc for iwb)
Copot tuh winglet ngga guna
Kalimat terakhir
Siap tempur disegala kondisi..mengingatkan aku akan adv150 cc ? ambruoool celengan Lek .
lah terus enake piye bro, NYERAH ta?
Kebanyakan winglet malah bikin motor keliatan kya vespa gembel
Apa petromax
Oh tidak kalah 0,1 detik.. Mesin ambrol
jossss
Kamu itu rider of the rule Dov…. While mm93 is exceptional rider. Wake up Dovvv…. Jok ngimpi….. Gopp Blocked dipiara
Copot rem biar kencang
Wkwkwkwkwk Hassyuuuu
Makin jelas,yang hebat itu marquez. Bukan rcv.
KLO Marquez pake Beat kira2 bisa menang ga ya?
Masih ada yg komen ga pake otak..
Kedunguan terstruktur dari seorang honda hater.
Emangnya pembalap jago bisa tetap didepan dengan motor lemot?
Bwahahahahaaaa
brarti penyemplak rcv selain marques ampass gitu..??
suruh markenyot naek kuda aja klo gitu
Rossi jd malu… bwahaha.. legend ompong gara2 motor lemotkah.. pikir sendiri..
Honda joz bro kemarin abis menangi f1 austria, kapan sebelah.?
Ganti bautista aj…
Betul, tandemkan dengan petrucci. Kasih motto “no team order”, saya yakin barisan depan akan selalu ramai
Kang Iwan.. suwun kang terkait info motor Honda Genio kemaren.. aku domisili Tulungagung cuma mau sampaikan.. harga disini
Iss kena 18.875
Cbs kna 18.475 kok harga terpaut jauh dengan Jakarta ya.. tolong pencerahannya..
Gak sampe selisih 1 juta . masih wajar kawan. Sikat aja..
Kelamaan mikir kelamaan inden tarnya ?
Emang, dari taun jebot jatim selisih 1jt’an dari jakarta
Biar murah bikin pabrik di tiap daerah
Mungkin ducati musti pakai rangka revolusioner macam giono..
hohohoh yang bisa ngalahin marc itu hanya paduka jorge
tapi sekarang paduka sudah dibikin melempem, muehehehehe
Dibikin melempem???
..komen macam apalagi ini.??…bahh
Dah lah, semua tim fokus ngurus motor buat 2020 aja, bayi yg bau jigong aja tau nasib 2019 juaranya sapa
Honda slalu bangkit klo ridernya d bajak..contihnya rossikin