Maaf nih brother…sedikit melenceng dari tema permotoran. Judul tersebut pastinya akan banyak membikin polemik. Khususnya kita yang suka reformasi. Namun tidak bisa dipungkiri, dibelahan sisi lain banyak? orang yang berpendapat seperti itu,? khususnya para golongan menengah kebawah………….

Sering ngobrol ketika lagi tambal ban atau nongkrong beli sekoteng pinggir jalan bahwa mereka merindukan jaman Soeharto. Digambarkan oleh mereka segalanya begitu terjangkau….bawa uang seperak namun selalu cukup. Cari kerja gampang dll……nah lho, gimana bisa begitu. Pemerintah harusnya malu terhadap keluhan rakyat. Boleh saja pemerintah klaim ekonomi kita meningkat, tapi yang nikmati siapa??…yang dikorbanin siapa?? paling rakyat juga. Sebagai wong cilik kita tidak membutuhkan teori yang muluk-muluk. Sederhana keinginan masyarakat……sekolah dan harga sembako murah, cari kerja gampang serta kemakmuran kehidupan sehari-hari meningkat. Itu saja. Namun kini semua seperti menguap tidak dirasakan sama sekali. Sebagai ilustrasi…sekolah. Saat ini untuk masuk TK diJakarta setidaknya brother harus mengeluarkan doku 3 – 5juta rupiah pertama kali masuk…kemudian perbulan antara 150 – 300ribu tergantung kebijakan masing-masing sekolahan. Itu belum tercatat sekolah SD – SMA yang makin mahal saja. Walau program pendidikan gratis dicanangkan…namun banyak fakta miring dilapangan. Yang paling bikin kesel adalah para ibu-ibu. Sembako makin meroket namun tidak dibarengi kemampuan belanja. Apalagi pemerintah terkesan adem ayem selalu menyalahkan faktor eksternal seperti cuaca buruk dll. Alhasil dibeberapa daerah banyak ditemui wong cilik tidak mampu beli beras terpaksa makan nasi aking…sudah seperti jaman perjuangan tahun 1945. Parahnya lagi para petani ternyata tidak merasakan dampaknya. Lha gimana…mayoritas bahan makanan diimpor dari luar negeri. Padahal katanya negara agraris…Opo ora miris!! Jadi jangan heran jika brother sebagai karyawan gaji tiap tahun naik tapi rasanya sami mawon…alias impas tidak berpengaruh siknifikan. Lawong semua harga juga naik…jadi dengan kata lain kemakmuran masih jauhhhh dari harapan…..

iklan iwb

Kalau brother datang dari generasi jadul (halah) pasti pernah merasakan jaman keemasan Indonesia. Masa dimana semua barang murah meriah. Exchange rate nilai rupiah begitu kuat ( 1 USD : 2,400 rupiah). Duit 50,000 dikantong berani petentang-petenteng dengan gagah traktir teman. Era dimana Malaysia tidak berani pecicilan. Menurut berbagai sumber negara Indonesia pada masa pemerintahan Soeharto sangat disegani. Dari segi ekonomi atensi pemerintah terhadap masyarakat kecil begitu terasa. Posyandu, listrik masuk desa, pembangunan jalan serta ekonomi meroket signifikan. Tercatat 80% infrastruktur jalan adalah peninggalan era Orba. Lha sekarang….boro-boro nambahin jalan, nambal lubang aja bisa 3 bulan baru dikerjakan. Mau ada korban tewas tersungkur ataupun protes masyarakat…judule ora urussss!!!. Penggusuran seminim mungkin dihindari. Coba bandingkan dengan sekarang tindakan Satpol PP seakan direstui oleh pihak penguasa. Mereka yang sudah tinggal sejak tahun 70an harus rela menangis kehilangan tempat tinggal karena kalah dalam pengadilan. Padahal surat tanah lengkap dan syah. Namun tiba-tiba ada pihak lain klaim punya surat yang sama dan kebetulan orang berduit pengusaha besar. Ujungnya bisa ditebak…..yang kuat pasti menang. Saya ingat atas kata-kata Hibino san, seorang Presdir perusahaan Jepang yang pernah bekerja diIndonesia pada tahun 1994 dan kembali lagi keIndonesia pada tahun 2007. Beliau mengatakan bahwa sistem ekonomi Indonesia sekarang sudah mendekati kapitalis alias jauh dari kerakyatan. Jika sistem ini terus berjalan maka yang kaya bakal makin kaya dan yang miskin bakal makin miskin.? Jurang kemiskinan hanya tinggal menunggu waktu. Entahlah…apa benar ucapan pria tua Jepang tersebut. Namun kalau direnungkan dan dirasakan mungkin ada benarnya…..jauh dari pro rakyat. Pintarnya para elit politik yang bercokol selalu menggembar-gemborkan bahwa utang jaman Orba biang tidak berkembangnya ekonomi kita. Yup…wong cilik? seperti kita ini memang sering dikibulin. Sayang semua jasa Soeharto seperti menguap tidak berbekas ketika para kompetitor politiknya mengekpos segala kekurangan……

Apakah ini berarti era mbah Harto tidak ada kekurangannya?? tidak juga. Raport hitam yang bisa dicatat pada masa Orba diantaranya HAM carut marut, perhatian PNS kurang, Korupsi bergentayangan (menurut survei korupsi Indonesia kini semakin menjadi), pembungkaman pendapat dll.? Diperparah oleh tingkah laku anak-anaknya yang menggunakan kekuasaan bapaknya untuk memperkaya diri. Sementara Soeharto sebagai bapak seperti tidak kuasa menolak keinginan sang anak karena tertutup rasa sayang membabi buta. Yah…seperti pepatah bilang, didunia ini memang tidak ada yang sempurna. Diatas kekurangan yang kita sebutkan tadi, kita harus akui bahwa jaman presiden RI kedua dulu memang lebih baik dibanding sekarang khususnya teori ekonominya yang kerakyatan. Tidak usah rumit menggunakan ilmu buku, survei saja dan minta testimoni mereka mayoritas bakal mengiyakan pendapat ini. Terakhir……kita hanya bisa berdoa semoga masih ada pemimpin yang amanah. Pemimpin yang mau memikirkan wong cilik secara sungguh-sungguh supaya bangsa ini betul-betul menjadi makmur seutuhnya. Sehingga tidak ada lagi penggusuran. Tidak ada lagi busung lapar. Tidak ada lagi masyarakat yang memakan nasi aking. Tidak ada lagi ibu yang menangis karena tidak mampu membelikan susu anaknya….cukup sudah. Biarlah jiwa para pahlawan yang berkorban demi tegaknya bangsa ini tersenyum bahagia melihat bangsa Indonesia Merdeka secara sesungguhnya. Merdeka dari belenggu kemiskinan dan kebatilan penguasa. Semoga………(iw/20/12/2010)

29 COMMENTS

  1. Mungkin itu salah satu sisi positif dari pemrintahan Suharto mas, la pemerintahan sekrang lebih busuk lagi. Sebenarnya hanya satu masalah utama yang harus diberantas agar negara ini makmur, yaitu korupsi. Pemerintah disini mah cuma omdo aja, ndak bisa berpikir bagaimana jadi orang kecil, yang mereka tahu cuma bagaimana membuat dompet mereka semakin tebal..
    dan yang palin miris adalah penggusuran tempat tinggal para janda ex-pejuan kemerdekaan itu. Kok nggak pada mikir ya, mereka dulu berjuang demi kemerdekaan yang susahnya minta ampun sampe rela mati, namun ndak ada respeknya sama sekali, ckckck…

  2. @ Vahn
    Salut buat bro vahn yang bisa merasakan. Yg saya herankan kenapa orang besar diatas sana tidak seperti itu..??!! udah keblinger sama duniawi kali ya…

  3. Sejak reformasi, kita tdk punya pemimpin yg ‘the real leader’…demokrasi kapitalis yg dicekokkan oleh barat tambah memperparah keadaan…penguasa selalu dapat pembenaran utk menekan rakyatnya sendiri…dan mereka adalah kakitangan kapitalis…negara miskin atau berkembang idealnya belum pantas ‘berdemokrasi’ krn belum ‘dewasa’ dan jadi susah diatur…kesampingkan dulu demokrasi, selama rakyat belum sejahtera, ‘demokrasi’ hanya menguntungkan penguasa & kapitalis…konsep kesultanan yogyakarta bisa di adopsi…kalo’ mau experiment…buat yogya merdeka & lihat hasilnya…pasti akan jauh lebih baik dari RI dgn pemimpinnya yg sok ‘demokrasi’….
    Salam Gan…

  4. @ Panjul
    Wih bro panjul analisanya begitu mendalam. Saya sepenuhnya setuju mzbro sama pendapat sampeyan. Kita semua butuh perubahan..bukan hanya lips service. Tentang Yogya…sederhana tips buat pemerintah pusat..”Kalau tidak gatal jangan digaruh deh..” begitulah kira-kira…..

  5. Yg saya rasakan paling parah adlah masa pemerintahan SBY Bro..
    Pd masa Bapak Pembangunan yaitu Bpk. H.Mohammad Soeharto yg tinggal di jawa en ga punya sawah ato pengangguran di tawari TRANSMIGRASI dng di berikan tanah pertanian seluas 5 hektar ples tanah pekarangan 1/2 hektar beserta rumah siap huni walo dari papan dan seng tp lengkap dng pralatan dapur dan jatah makan skeluarg slama 3 thn penuh Bro..
    Udah gitu lokasinya pun sangat strategis dan segala infra struktur jg tersedia lengkap (sekolah, jalan, pasar dll)
    tu makanya para transmigran era Bapak H.M Soeharto di daerah Jambi – sumbar (yg saya tau) skarang kehidupan mrk jauh diatas rata2..
    Masa skrg bukan ga ada transmigrasi, ada jg tp yg saya tau terakhir adl utk korban LAPINDO yg sangat mengenaskan nasibnya.. Mrk yg dah terbiasa dng keramaian di tempatkan di lokasi yg amat terpencil tanpa listrik di tengah hutan yg blm pernah mereka bayangkan dng susahnya cari air dng lokasi bukit berbatu en jalan yg sangat apa adanya( jangakan pke mobil, pke motor ja payah (saya liat sendiri: lokasi trans Lapindo di ranto pandan jambi ) shingga tak satupun para transmigran yg mampu bertahan, mereka terpaksa menjual kembali jatah lahan mrka dng harga sangat murah hanya skedar utk ongkos pulang kembali kejawa..
    Ini berbeda 180 drajat dng kondisi transmigran era Pak Soeharto dulu..
    Mertua saya jg salah satu contoh keberasilan Program Orde baru, shg harituanya bs sepenuhnya digunakan waktunya utk Agama..

    Anehnya, disaat rakyat nya berjuang mati2an utk bs hidup tentram SBY malah sibuk dng karisma, pen citraan diri dan partainya..
    Yg lebih GILA lg rakyat JOGJA yg udah TENTRAM dipimpin Sri SULTAN marah di usik.. Tau diri napa..!
    Sri Sultan HB terhormat karena memang belio berDARAH BIRU Bro.. bukan karena permainan politik..

    Keknya ga da habisnya komen ni klo diteruskan..
    *sori pagi2 dah naik tensi Bro..

  6. @ Hourex
    Pendapat bro banyak yang sejalan koq mzbro. Saya malah baru tahu klo transmigran sekarang tdk seenak dulu.Emang bener…capek ngebahas hal seperti ini. Namun endapan hati ini kadang tak kuasa untuk menyimpan. Setidaknya dengan saya buat artikel para generasi muda yang tdk pernah merasakan Jaman keemasan Indonesia bisa sedikit tahu bahwa saat sekarang merupakan jaman paling parah dimana perlu dilakukan pembenahan secara serius…..

  7. menurut sy demoktasi tu cm SEBAGAI ALAT SAJA, bila pakai demokrasi tapi rakyat menderita, sedang MONARKI ATAU YANG LAIN bisa bikin sejahtera, kanapa gak DIBUANG aja tu DEMOKRASI (demokrasi liberal kita-red),
    ya ini sekedar opini bebas,
    gmn mas iwan?

  8. @ Ndeso
    Bener mzbro. Klo memang Monarki namun pny pemimpin amanah tidak apa2 daripada mengagungkan demokrasi namun pd prakteknya bnyk diselewengkan…jadinya yo carut marut kyk skrng contohnya…

  9. umur gw br 26 tapi masih bisa harum enaknya hidup di jaman suharto..apa2 serba enak gak ada demo mahasiswa bayaran mengatasnamakan rakyat tai kucing itu..indonesia cocok dimimpin yang model kerajaan yang gak ada MPR/DPR (apan tuh)..yang gak setuju ma titah raja lagsung mati detik itu juga…demokrasi hanya cuma omdo tok. di dunia sekarang demokrasi gak ada yang bener…Mau tau lengkapnya baca Buku Biografi Plato filsuf Yunani kereeeeen bow

  10. Saya cuma bisa berdoa mudah2an anak saya kelak bisa merasakan enakx jaman Suharto seperti bapaknya dulu. Ngeri bro, klo ngebayangin masa depan anak klo ngeliat susahnya jaman sekarang. Boro2 mau cari harta, cari makan aja udah susah..

  11. Dari komen Brade2 smua di porum ini (halah porum?)
    INTINYA:
    PEMERINTAHAN YG SEKARANG TIDAK BERHASIL MEMBAWA RAKYAT INDONESIA MENUJU LEBIH BAIK..
    Alias Pemerintahan sekarang GATOT..!!!
    Data yg di gembar-gemborkat ttg kemajuan/ peningkatan adl HOAX…!!! ato hanya manipulasi data saja..

    *dimana-mana yg namanya laporan pasti dibikin yg terbaiknya.. Saya aj klo menjelang akhir bulan / taun pusing ngedit laporan mpe berulang-ulang mpe sesuai dng ‘MAUNYA’ atasan..

    #REALITANYA BRADE..

  12. iya mas bener,..

    Beras sekilo 750,-
    surya 12 sebungkus 2500,-
    marlboro sebungkus 4500,-
    bengsin seliter 500,-
    nasi pecel sebungkus 150,-
    sate 10 tusuk,gule 2000,-
    motor bebek rata-rata 3-4jt
    motor batangan rata-rata 7-11jt
    spp smp 4.500,- sebulan
    spp sd 1000,- sebulan
    spp sma 10.000,- sebulan
    Lks, buku, kamus tebal dll paling mahal 15.000,-
    kalkulator fx.3600 25.000,-
    bola basket molten 15.000,-
    tambal ban 500,-

    ada yang mau nambahin??

  13. iya mas bener,..

    Beras sekilo 750,-
    surya 12 sebungkus 2500,-
    marlboro sebungkus 4500,-
    bengsin seliter 500,-
    nasi pecel sebungkus 150,-
    sate 10 tusuk,gule 2000,-
    motor bebek rata-rata 3-4jt
    motor batangan rata-rata 7-11jt
    spp smp 4.500,- sebulan
    spp sd 1000,- sebulan
    spp sma 10.000,- sebulan
    Lks, buku, kamus tebal dll paling mahal 15.000,-
    kalkulator fx.3600 25.000,-
    bola basket molten 15.000,-
    layangan 100,-
    senar gelasan 1500,-
    kelinci, marmut,burung dara 1000,-
    sepeda MTB 200.000,-
    sepeda bmx 100.000,-
    kambing 220.000,-
    tambal ban 500,-

    ada yang mau nambahin??

  14. maap nambain item malah dobel post..
    Soale keinget dulu jaman saya masih kecil, mau beli senar gelasan di pasar jual burung dara dulu 2 ekor
    mau beli sepeda federal /mtb jual kambing hahahahaha

    sengsara mode:on

  15. yup setuju komen2 diatas.
    positifnya jaman Pak Harto, semua terencana dengan baik.
    ada repelita, klompencapir, program KB dsb
    prestasi juga ok, dulu demen lihat bulu tangkis karena emang sering juara..
    sekarang pemerintah gak tegas…dengan malaysia takut..duh miris..

  16. SETUJU SEMUANYA,Zaman mbah harto kebutuhan pokok sehari2 terpenuhi lha sekarang mau cari sesuap nasi aje susaahhhh .., harga cabe naik,bbm naik, rokok,baju dll ditambah bom teroris,tawuran pokoe gak tentramm ,stresss ngerasainnya…. enakan era orba “murah sandang pangan seger kewarasan”,

  17. ya ya i agree dengan semua pernyataan di atas dan saya melihat berdasarkan realita dan fakta bahwa memang pada zaman pak suharto serba murah aman dan tentram negara tetangga pun segan seperti malingsia dan australia dan para petani makmur karena ada program kelompencapir dan pak suharto pun turun langsung untuk membina para petani apabila ada keluhan lalu tidak ada teroris dan kampak merah tidak banyak banci di lampu merah..:( lalu harga semabako tidak melonjak eehm saya rasa terlalu banyak jika di ceritakan.ok walaupun saya orang awam tapi saya melihat realita yang ada memang bisa di bilang jaman pemerintahan suharto tidak banyak partai coba apa ini para anggota dewan hanya memikirkan kepentingan anggota,dan tidak ada yang namanya arogansi antar sesama kelompok seperti bisa di lihat kelompok2 yng mgatasnmakan agama memang benar tapi maaf kampungan dan ugal ugalan jika di jalan dan masih banyak lage saya rasa itulah fakta dan realita yng terjadi sejak era reformasi semuanya serba kebablasan maaf saya juga menyngkapi jurnalistik wartawan skarang cenderung tidak menghargai privasi seseorang mereka seenaknya mencari berita tanpa menghiraukan perasaan seseorang..ya sebenarnya klo ngomong lbh baik jaman pak suharto orang tidak brani ngomong yng tidak2 tetapi rakyat tidak banyak menderita skrng yng terjadi mlh sebaliknya d beri kebebasan bicara jadi pada sok jagoan semua dan sikap arogansi yng timbul memicu konfik yng brakibat fatal.ok soory ni cuma pendapat one more thing anda2 semua tahu knapa malaysia dengan mudah mengobok2 negara kita ini..karena mereka tahu kelemahan kita yaitu mudah di hasut mudah di profokasi dan tingkat intelejen kita masih sangat kurang dalam menyingkapi masalah dengan bijak cuma bisa pake urat ma otot.klo mereka rata2 orang berpendidikan.bukan saya membela coba di pikir untuk apa sekarang banyak orang ramai2 datang ke jakarta kalau cuma menggangur dan luntang lantung..akibatnya akan terjadi peningkatan jumlah penduduk terjadi kriminalitas.aduh coba kita liat negara malaysia rapi dan bersih tidak ada saya lihat rumah2 di bantaran kali.dan kalau di lihat sejarahnya dulu sewaktu di jajah belanda mreka seenaknya merampas hasil bumi tapi rakyat di biarkan goblok dan tolol hanya kalangan bangsawan saja yng bisa mendapat pendidikan.sedangkan klo kita lihat jajahan inggris sperti malaysia singapore hongkong mereka maju karena rakyat tidak di biarkan bego dan tolol.dan setelah kemerdekaan jng di pikir sudah benar2 merdeka karena membangun negara adalah hal yng sulit dan memerlukan waktu yng cukuplama.dan satu bukannya saya apatis terhadap negara sendiri karena saya juga orang indonesia.manusia di inonesia nie klo di kasih enak ya keenakan.di kasih ampela minta jantung ga bisa mikir memang tidak semua seperti itu coba akibatnya sekarang yng kaya makin kaya yng miskin makin masuk jurang..sekarang kalau rakyatnya tidak sadar dengan segala peraturan yang berlaku dan masih ga bisa di atur terlebih pemerintahan yng ga jelaz kya gini..addduh tau ga sie gmana mo maju ni negara orang rakyatnya juga ga bisa di atur sembrono ya mungkin klo saya menyingkapi mereka sudah tidak perduli dengan rule yng berlaku karena sudah terlalu tertekan hidup di pemerintahan jaman sekarang..dan seharusnya pemerintah melihat rakyat kecil dari pada di jakarta tidak karuan knapa tidak di pulangkan ke kampung tempat asal mereka masing2 lalu di bina untuk membentuk ukm2 yang nantinya bisa untuk di kembangkan..udaah aaaah cape pegel ngetik satu lge brader skrang juga liat artis2 pda sok jadi anggota dewan tai kucing orang pelawak2 ya pelawak ga asal2lan aja jadi dewan legislatif..tai cuma mau pamor aja sama ni indonesia acara tvnya ga mutu semua t….%$$#I GA JAUH2 dari nangis selingkuh konflik sama horor yng ga jelaz..aaaah bingung mau jadi apa nie negara…soory ya klo ada kata2 gw yng kelewatan abis aga naik darah klo bahas negara ini.

  18. kulonuwun…
    nambahin akh! dahulu kala:
    – dinamo tamiya yg blm dikilik 40ribuan
    – sepatu L.A gear yg ada lampu kelap-kelip 200an ribu
    – permen karet Yosan 1000 dpt segambreng
    gw pikir emg liat kondisi geografis&sosiologis masyarakat Indonesia,ga cocok pake sistem otonomi daerah&kbanyakan partai!!!ribet&cm mbuka peluang u ‘seolah2’ mlahirkan ‘sistem baru’…yg mnrt teori gw itu =pola korupsi/penyelewengan baru aka Repackage Album!!! sbnrnya sistem lama nya Suharto sdh revolusioner&bs tetap dipakai,lbh mudah dipantau masyarakat krn udah lama bjalan&dilibatkan lgsng (kud,klompencapir,posyandu,dsb).
    skrng mah,gw liat berita tiap hari juga eneg!isinya org2 yg WATON NJEPLAK (NGAKUNYA AHLI ANU,PENGAMAT ANU), kisruh pssi yg lbh heboh dr prestasinya,ato ga, rusuh di daerah2 saben 3hari/x. capeee dehhh!isinya ngomporin/tkg.bakar doang kayag Abu Lahab persis…dosa apa ni negara yee sama leluhur2nye???
    (ginilah rakyat klo udah laper,gampang emosi,kayag gw :-p )& identitas qt sbg bangsa yg berbhinneka tunggal ika, suka gotong royong, kemane rimbanye yeee brother?

  19. bisa sih ke jaman pak harto asal media diblokir dulu, anggaran pendidikan harus dikurangi, jangan 20% seperti sekarang, otonomi dihapuskan, barang dari cina yang murah2 distop aja, perumahan di pinggiran diratakan dengan tanah, diganti lahan pertanian, petrus dihidupkan, tukang tatoo ditangkapi, partai dikecilkan lagi jadi 2 + 1 golongan …..pakai 3 mau? mau? mau?

  20. sebenarnya dulu apa2 serba murah itu karena subsidi pemerintah jaman pemerintah pak harto berdasarkan hutang negara di luar negeri. Tapi gak pernah dibayar.
    Jadi kesannya makmur, padahal keropos.
    Gak inget ya? tahun 1998 barang2 tiba2 mendadak mahal. Susu pun sampe susah sampai ada yg ngasih anaknya minum teh manis di dot nya. itu jaman soeharto loh.
    Kenapa? Saat itu tiba2 kita kena krisis global.
    dan negara tidak ada sepeser budget cadangan untuk nanggung krisis itu. Akhirnya rupiah jatuh dan hutang jatuh tempo. Kemakmuran dan Kedamaian Semu itu akhirnya kebayar setelah 30 tahun, soeharto gak bisa umpetin itu lagi. Dan pemerintah gak bisa menghindar lagi harga barang naik, sembako naik, bensin naik. akhirnya saking miskin-nya rakyat mesti jadi kayak pengemis antri jatah sembako.

    Korupsi? Jaman dulu berita tv cuman TVRI doang. Temuan wartawan urusan korupsi gak boleh sembarangan diberitakan. 100% Orang DPR itu korupsi. Sekarang gak semua berani sembarangan korupsi. dikit2 ketahuan, lsg jadi bulan2 an media. Kena hukumnya. Jaman dulu gak ada orang yg dihukum krn korupsi bukan krn gak korupsi. Tapi karena GAK KETAHUAN dan GAK BERANI Dibuka.

    Nah sekarang kenapa anak muda ngeluh jaman sekarang lebih susah dari jaman pak Harto? Ya Karena GENERASI SEKARANG ini kena IMBASNYA pak Harto mesti bayar Hutang Negara! Lewat apa? Ya itu tadi barang2 udah gak kena subsidi lagi. Rakyat harus bayar Full.

    Jadi jaman Pak Harto itu, bisa di-ibarat-kan kita tau2 dikasih sama bank kartu kredit dengan limit rp 25 juta, kita pake belanja sana sini, pas jatuh tempo suruh bayar…bingung..gak ada uangnya.
    Trus, krn kita gak bisa bayar, ya udah kita kasih aja anak kita yang nanggung. suruh cepet2 cari kerja bayar utk utang kita. Anak kita gak bisa nabung buat dirinya sendiri krn di bebankan utang orang tuanya. Ngerti kan perumpaama’an ini?

    Nah sekarang kita di masa transisi. Karena kita punya kebebasan berpendapat kita bisa suara’in ketidak puasan kita. Kita boleh protes. Tapi kebebasan ini juga gak hanya dimanfaatin sama orang yang idealis. Tapi juga orang Oportunis. Yaitu orang2 Ex Orde Baru yang coba cari nama, cari kesempatan utk korup krn udah gak mesti nyetor atau bagi2 ke anaknya pak Harto. Lewat pemerintahan, lewat bisnis, dan lain2. Belum oportunis dari segi agama yang gak mau kenal toleransi.

    O iya, buat yang Chinese, jaman pak Harto mereka harus terima di diskriminasi dari urusan kerja’an Pegawai Negeri, KTP, bisnis dan lain2. Sekarang gak lagi.

    Yang pasti, kita harus ngelewatin fase ini. Hanya karena orde baru tumbang, trus ada orde reformasi, gak berarti selesai.
    Kalo Jaman Pak Harto masih berkuasa, jangan harap kita bisa enjoy2 buka Facebook, nulis2 di Twitter, bikin blog, baca2 berita di situs berita online. Pasti itu udah di antisipasi untuk gak bebas akses fasilitas ini.

    Intinya sih….sabar yah. jangan menyerah. Ini fase yang harus kita jalanin. Fase dimana kita harus bersaing dgn para oportunis2 tamak, oportunis2 radikal.
    Jangan andelin pemerintah aja, krn masih ada ex ORBA disana. Kita yang harus cermat baca alur sejarah, jangan lihat apa yg tampak dipermukaan.

    Yang bagus dari pemerintahan Soeharto itu adalah program kerja negara dgn konsep Repelita. Mudah2 an itu yang disadari pemerintah sekarang.

  21. koment ana budiastuti,tapi utang sekarang lbh bnyak dari dulu,ya memang enak sekarang orangnya pada makmur,gak kerja karena nganggur,kalau orba bobrok sekarang lebih bobrok,,DPRnya buta &tuli gak liat &gak dengerin rakyat…..

  22. Selama ini bangsa kita ter ombang ambing oleh sistem kapitalisme,,, dimana semua aset dan sumberdaya indonesia banyak di kelola asing… giliran investasi dan utang dari asing gak ngalir keteteran negeri kita…. yah maaf saja kalo salah saya sekedar rakyat jelata yang mencoba mengamati perekonomian indonesia….

    Kalo saya sih lebih suka kalo semua aset dan sumberdaya kita di kelola bangsa sendiri usaha sendiri.. yah walaupun awalnya nambang emas di freeport pake cangkul… minimal kan bisa di nikmati bangsa sendiri…. selain itu juga SDM indonesia gak kalah kok skarang ini sama SDM asing… gak mungkin lah nambang ato ngelola sumber daya alam dan aset bangsa ini cuma pake cangkul… udah banyak lulusan sarjana yng bisa bikin mesin…. wew bisa jadi usaha baru tuh buat anak2 mesin Indonesia….

    Malahan kalo di kelola sendiri pake tekhnologi sendiri bisa jadi peluang untuk para penerus2 bangsa kita lebih maju lagi dalam segala bidang… pertanyaan saya gimana mau maju kalo semua peluang di negeri ini udah di kuasai pihak asing… terus juga buat kita semua harus inget gimana para tukang sepatu indonesia bisa maju kalo kita masih pake sepatu merk asing….

    I LOVE PRODUK INDONESIA hehe

  23. Lolos PNS Guru di lingkungan kemenag RIAU. Assalamu Alaikum wr-wb, Saya ingin berbagi cerita kepada anda semua khsusnya untuk temen2 tenaga honorer yang sudah lama mengabdi, Bahwa dulunya saya ini juga hanya
    seorang Honorer biasa di salah satu sekolah dasar di daerah prov RIAU tepatnya di kota PEKANBARU. 9 tahun lamanya saya jadi tenaga
    honorer belum diangkat jadi PNS Bahkan saya sudah 3 kali mengikuti ujian,
    dan membayar puluhan juta namun hasilnya nol, saya gagal uang pun tidak kembali bahkan saya
    sempat putus asa.dan tidak sengaja sy ketemu teman lama yg kebetulan juga guru SD di kota PEKANBARU sayapun curhat dan menceritakan semua yg saya alami,dan temen saya itu memberikan no tlp Bpk Dede djunaedy,
    M.Si. Selaku( Direktur pengadaan PNS) BKN PUSAT yang di kenalnya di jakarta dan juga mengurusnya jadi PNS, saya pun coba menghubungi beliau dan alhamdulillah beliau mau membantu dan menyuruh saya mengirim Berkas dan NO TES(peserta ujian)kembali melalui Email,alhamdulillah NIP dan SK saya akhirnya keluar.
    Jadi apapun keadaan anda skarang jangan pernah putus asa dan terus
    berusaha, kalau sudah waktunya tuhan pasti kasih jalan, itu adalah kisah
    nyata dari saya.untuk hasil ini saya ucapkan banyak terimakasih kepada : 1.
    ALLAH SWT; karena KepadaNya kita meminta dan memohon. 2. Terimakasih
    untuk khususnya Bpk. Drs DEDE DJUNAEDHY, M.Si. Beliau selaku (Direktur
    pengadaan PNS) BKN PUSAT,dan beliaulah yang membantu kelulusan saya, akhirnya SK saya tahun ini bisa keluar.Teman teman yg ingin
    seperti saya silahkan anda hubungi bpk DEDE DJUNAEDHY, M.Si. No.0822 9261 8686 Siapa tau beliau mau membantu…

Comments are closed.