Cepat sembuh mybro……..

Memang susah jadi biker. Kalau tidak ditabrak ya nabrak. Baru kemarin teman kantor….Roy penunggang Yamaha MX diberitakan mengalami kecelakaan difly over tebet Jakarta ketika mau berangkat kerja jam 05.30 pagi. Jujur berita seperti itu membuat shock siapapun yang mendengarnya kita. Tidak bisa dipungkiri sebagai biker kita memunyai resiko paling besar dibanding pengendara alat trasportasi lain. Dan kini sobat kita mengalaminya. Akibat kecelakaan naas tersebut, doi menderita luka yang cukup parah yaitu patah tulang diempat titik tulang tubuh……masyallah

Kronologi detil belum kita dapatkan dari Roy sebagai korban tabrak lari. Menurut orang tuanya ketika itu Roy melaju santai dari pondok kopi menujun keSudirman Jakpus dengan kecepatan sedang. Tiba-tiba dari belakang motornya ditabrak mobil Kijang (ada saksi mata) hingga teman saya satu department tersebut terpental hingga beberapa meter. Sadisnya pengemudi ngawur itu malah kabur melepaskan diri dari tanggung jawab alias kabur. Motornya hancur tak berbentuk. Beruntung ada biker lainya yang segera menolong doi dibawa kerumah sakit. Ketika kita menjenguk, kondisi doi tidur karena obat bius. Menurut ibunya sebelum dikasih obat bius, Roy mengerang kesakitan terus menerus tiada henti sambil mengigau. Benar saja bahunya bengkak segede kelapa muda hingga berwarna biru…..nyesek dan miris. Diagnosa rotgen menemukan patah tulang diempat titik yaitu bagian bahu, tangan kanan, serta tulang kaki kiri-kanan. Betul-betul biadab tuh sopir. Untung kepala tidak mengalami cedera berarti. Hal ini berkat pemakaian helm full face yang nyata-nyata sangat menolong kita ketika ada benturan aspal. High impact…..dari lemparan badan karena gravitasi dipastikan memaksa kepala kita membentur permukaan keras jalanan, terbukti helm teman kita tersebut chasing ditemukan scratch cukup dalam. Hingga postingan ini saya buat kondisi Roy masih opname dirumah sakit. Sumber berita menyebutkan proses pemulihan bisa menghabiskan waktu hingga 6 bulan……..waladalah.

Kasus kecelakaan diatas hampir mirip dengan Eko, teman satu kantor juga tapi doi bagian Engineering. Cuma bedanya Roy ditabrak, namun kalau Eko malah nabrak. Nggak tanggung-tanggung yang ditabrak adalah mobil. Kejadian waktu pulang kerja jam 12 malam dengan Honda Tigernya melaju sangat kencang, menurut sumber dan berita yang saya kumpulkan, doi menggeber simacan hingga 130km/jam. Tiba-tiba dari arah depan mobil dari jalur cepat masuk jalur lambat kemudian langsung mepet kekiri. Bisa ditebak pada kecepatan tersebut rem pun tidak bakal bisa banyak menolong, hingga motor menghantam body mobil. Eko mengalami patah tulang sangat serius. Tulang panggul copot dari engselnya, telapak kaki muntir kebelakang dan masih banyak patah tulang lain yang bikin miris hati. Pasca tabrakan 6 bulan kemarin, Eko baru masuk kerja namun kondisinya sungguh memprihatinkan. Badannya yang gagah telah berubah total.? Jalan masih tertatih-tatih akibat kakinya belum sembuh sama sekali karena berjalan harus dibantu tongkat penyangga. Terlihat kaki masih bengkak……tidak normal seperti sebelumnya. Wis nyesek pokoke bro……

Kita bisa memetik pelajaran dari dua kasus tersebut. Bahwa helm fullface adalah perangkat wajib yang tidak bisa ditawar. Kedua naik motor jangan terlalu kencang karena jika seandainya motor melaju normal-normal saja dipastikan motor bisa direm dengan sempurna. Karena semakin kencang kecepatan motor, gravitasi yang dihasilkan akan semakin besar ketika kita jatuh jadi benturan otomatis juga makin seram. Ketiga ikuti kecepatan arus lalu lintas alias juga jangan terlalu pelan ketika lainnya kencang. Flowing aja seperti air. Hal ini untuk mencegah kita diseruduk dari belakang. Keempat lengkapi diri sampeyan dengan proteksi maksimal seperti knee protector dsb. Kelima selalu berdoa. Ketika kita keluar dari rumah….menaruh bokong kita kejok motor jangan lupa selalu berdoa. Insyaallah hati tenang dan dijauhkan dari hal-hal yang negatif. Buat kedua sobat saya diatas kita doakan semoga cepat sembuh because life must go on…….ya nggak bro. So just keep safety riding (iw/29/09/2010)