Iwanbanaran.com – Cakkk….luar biasa hebat memang mental Luca Marini. Menjadi pembalap finish paling buncit, Luca tidak panik atau puyeng. Luca merespon dengan santai dan bahkan menyebut Honda berkembang. Yess…menurutnya Honda tidak usah terburu-buru karena ini adalah proses pengembangan motor. Jadi memang nggak mengejar poin cak…weladalahhhh, urip kok kepenak tenan kieee wkwkwk….

Tidak terpengaruh hasil Race Portimao, Luca Marini menegaskan bahwa Honda menggunakan sprint race MotoGP Portugal sebagai ujian untuk mengembangkan motornya. Honda mengalami hari Sabtu yang buruk di Portimao, bahkan Marini berada di urutan ke-22. Sedang Joan Mir finish ke 14 dalam sprint dan Zarco crash. Honda sedang kesulitan itu. Untungnya ada beberapa pembalap crash sehingga Luca Marini, berada di urutan ke-18 saat masuk garis finish. Sementara Takaaki Nakagami dari LCR Honda berada di urutan ke-17. Apa respon Luca soal ini ?

” Saat ini kami tidak memperebutkan poin dalam sprint race. Jadi kami perlu menggunakan waktu ini di trek untuk memahami perilaku motornya. Sekarang susah banget kerja di hari Jumat. Kalian hanya melakukan lima atau enam putaran berturut-turut, tidak lebih. Jadi kalian tidak bisa melihat bannya. Sedang race Sprint bagus untuk memahami lebih banyak hal, mendapatkan lebih banyak informasi, dan mempersiapkan diri lebih baik untuk balapan besok…

iklan iwb

” Juga, dalam sprint, aku tidak melambat. Aku berusaha 100% karena aku ingin mengalahkan rekan setimku. Tapi sayang lebih sulit dari yang aku duga. Kami mencoba pengaturan berbeda untuk sprint. Kami perlu mengujinya, mencoba 12 lap berturut-turut dengan ban yang sama. Kami menemukan sesuatu saat keluar tikungan. Tapi kami banyak kehilangan waktu saat masuk tikungan dan berbelok. Yang pasti, itu bukanlah kombinasi yang sempurna. Kami perlu menganalisis data agar lebih baik di masa depan…

“Kami tidak kuat untuk time attacking karena kurangnya cengkeraman di belakang. Tapi, race sprintnya positif. Kami perlu menggunakan setiap putaran di trek sebagai informasi bagi para insinyur untuk mengembangkan motornya. Karena ]kami sedang] terburu-buru. Semua orang ingin menjadi lebih kompetitif, berjuang untuk posisi yang lebih baik.”..tutup Luca Marini…(iwb)