Iwanbanaran.com – Cakkk…cukup menarik ketika IWB membaca artikel dari jurnalis Paolo Scalera. Jurnalis yang menulis berdasarkan pengalamannya berkecimpung didunia balap ini menyoroti keputusan FIM Steward yang diduga memiliki aroma politis. Hukuman Yamaha pada skandal valve yang membuat pabrikan garputala harus dihukum pengurangan poin team dan konstruksi namun tidak menyentuh klasemen riders. Ada beberapa poin yang dijabarkan doi dengan cukup dalam analisanya. Seperti apa ? simak detilnya dibawah ini….

Yamaha sudah mengklarifikasi kronologis skandal valve yang menurutnya lebih kepada kesalahan protokol. Mereka menggunakan mesin dengan valve yang tidak dihomologasi, spek komponen sama walaupun dari sisi metalurgi campurannya diduga berbeda. Jadi valve engine yang diserahkan diakhir 2019 berbeda dengan komponen yang digunakan mereka saat race Jerez. Apapun alasannya dalam olahraga motor, ketidakteraturan teknis menyebabkan dikeluarkannya dari kompetisi….

Karena terlepas dari alasan prosedure….penyimpangan teknis, penggantian komponen vital katup adalah salah. Celakanya Yamaha hanya diberi tepukan di pipi – karena tanpa hilangnya poin di kejuaraan dunia hampir pasti tidak berpengaruh apapun. Kejahatan apapun dengan mengklaim tidak mengetahui larangan tersebut adalah bencana karena pabrikan lain bisa mengikuti. Lebih buruk lagi dalam kasus Yamaha, FIM steward menafsirkan hukuman dengan cara yang salah yakni membagi antara pabrikan dan pembalap….

iklan iwb

Hukuman tersebut seperti bayi dibelah dua. Karena terbukti dan dapat dipahami sepenuhnya bahwa aturan teknis berfungsi dan pada kenyataannya diatas trek pembalap diuntungkan secara teknis. Keputusan tersebut membuat kami berpikir yakni…

  • Yang pertama para juri tidak independen
  • Yang kedua keputusan bersifat politis karena posisi Yamaha adalah pemburu titel gelar

Kami tidak tahu mana yang lebih serius, apakah ada hakim yang tidak kompeten atau mereka memang bersifat ‘akomodatif’. Bukan seperti ini olah raga balap yang kita inginkan. Ini bukan masalah keadilan, tapi anda memang harus adil. Dan fakta bahwa ada kesepakatan….tidak diragukan lagi pertemuan MSMA yang memutuskan bahwa tidak ada yang akan mengajukan banding, membuat segalanya semakin menyedihkan….

Dengan alasan apa? Untuk melindungi hasil kejuaraan? Olahraga? Sebaliknya, olahraga dalam kemurniannya kini sudah ternoda…

Keputusan untuk melindungi pertunjukan meninggalkan tanda yang tak terhapuskan pada olahraga tersebut. Karena memang begitu, selain olahraga…seringkali hukum dibuat tapi tidak disesuaikan dengan hakikat hukum tersebut dibuat…..

Yup…itulah sekelumit tulisan Paolo Scalera via GPone. Sebuah opini menarik ditengah perjuangan Yamaha untuk mengalahkan Suzuki dimusim ini. Ya….Yamaha memang sedang banyak dirundung masalah. Terlepas dari kontroversi keputusan FIM Steward yang dipandang tidak adil, hukuman netizen sebenarnya sudah cukup berat bagi pabrikan garputala……..(iwb)

80 COMMENTS

  1. Sudah bosan dengan berbagai skandal jepret cak…

    Indonesian GP menolak team dan rider yg terlibat skandal…
    Or better no “race” in Indonesia…

    Balap kelas dunia harusnya jadi panutan cak buat generasi sembalap Indonesia…

  2. Mungkin ini kayak hukum perbuatan Zina.kalo perbuatan pelakunya adalah dosa , tapi kalo bayi yg dilahirkannya tetep suci.
    Tapi bagi para pebalap yamaha mungkin kalo juara jadi ada tanda kutipnya.juara karena menyalahi aturan/ curang.dan image yamaha udah jelek dimata pecinta balap motogp.kecuali FBY

    • Kl efbenyek yg intelek, pasti ini akan merasakan pengaruh. Hingga meeasa ilfill untuk menggunakan produknya lagi.
      Sama ketika sy msh scorpio user..
      Lg euforianya pake motor yg bs dbuat macho melebihi tiger ketika itu.. ehhh, mendadak jijik ketika black campaign gencar dilakukan buzer yamehek di blog2. Belum.lagi tagline yg terlalu sok.. “yg lain semakin ketinggalan”, asliii.. makin numpuk aja rasa jijik itu.
      Seketika jupie burhan dan scorpio pun sy lego tanpa bekas ?

    • Sebuah dilematis yg berbai politis emaang.. wkwkkww bayangkann aja Quartararo ajja Pernah digagalkan juara serinya hannya karna Tekanan ban menyalahi aturan.meskipun ini menyakut safety. Padahal Bukan Quarta yg ngisi angin ban tsb. Hehe

      • Gak syukur dengan hibah. Malah nambah kehinaan dunia.
        Bersama epbeha yang educated dan civilized pasti lah sejahtera

    • Mereka adalah tim, apakah pembalap tidak termasuk anggota tim sehingga tidak perlu dihukum?

      “bayi” adalah hasil perbuatannya yaitu poin. Jadi kalo yg dibatalkan adalah poin konstruktor dan tim, bagaimana mungkin poin pembalap ga dibatalkan, ingat pembalap adalah bagian dari tim.

  3. yamaha blunder banget…disaat ada kans jurdun malah ky gini…misalnya dapet title jurdun pun udah kadung dicap gak fairplay atau curang…yah musim yg sangat sensasional…

    suzuki(joan mir)mau juara apa gak..udah kadung disebut people champions…

    • Kecurangan sudah dimulai sebelum race pertama digelar. Sebelum mm93 cedera panjang. Yang dijagoin saat itu mm93 n doviducati.

  4. Yaa memang harusnya poin pembalap juga kena skor pengurangan,,harus gentle dong ,,malah lebih malu klo nggak ada pemotongan poin pembalap seandainya juara apakata dunia balap coba ,, sangat tercoreng,,,maluuu

    • Ya harusnya si pengurangan aja. Dri kenangan Quarta 25 point jadi 20 point dii race jerez. Pun dgn rider Yamaha lainya.. itu lebih masuk akkal si. Menurut gw yang awam ini. Hehe

  5. Q melihat sanksi dari penyelenggara masih kurang, karena jika memang melanggar regulasi ya sudah sanksi sesuai regulasi, gak mungkin kecurangan pabrikan tidak akan memberikan keuntungan bagi pembalap, karena bagaimanapun tidak ada yang menjamin kalau tidak ada kecurangan tersebut pembalap masih bisa dapet point

  6. Pembalam jg harus pengurangan ,krn mendapat keuntungan dr motor tersebut,sama kaya vina ganti mesin harus nya jng cm satu balapan aja start dr pit,minimal dua race start dr pit,krn keuntungan dr mesin baru,kalau cm satu race ,kemungkinan di dua race tersisa mesin vina jauh lbh seger d banding mesin pembalap lain…

    Tp gmn lagi ane cm bs nonton doank…hehehe

    Kalah Menang ttp Suzuki

  7. wess to.. penggantian part berdampak pada motor & berkaitan dengan pembalap & tim.
    jadi pengurangan poin harus adil dibagi antara tim & pembalap.
    Mau ga mau ya part motor digunakan pembalap saat berlaga.

    • Dorong ijti’ma dorna untuk adil atau depak yamaha out of motogp biar kembali bersih dan terhormat

  8. Hmm ..memang hukumannya terasa kurang wahh..
    Namun dgn dilalui MSMA,dan memang penjelasan kejadian yg kurang jelas, mungkin secara bani andai kita terlalu liar dalam mengira2. Kenapa jerez yg dipotong adalah sekelumit perkiraan bahwa itu telah dilakukan diawal2. Maka pembalap ga kena sunat.
    Terkadang memang “HIPOTESA netizen lebih terasa nyata dibanding KESIMPULAN ahli”.

  9. Mbhekye garis lunak mulai playing victim, menurut mereka tim pabrikan okulele digembosi dorna. wkwkwk justru hukuman ini terlalu ringan… coba yg melanggar HRC/Ducati/Suzuki pasti langsung dibredel…

    • Dorong ijti’ma dorna untuk adil atau depak yamaha out of motogp yang bersih dan sehat

      • Depak yamaha out of motogp.
        Nambahin rintangan motor lainnya saza. Buluk pula catnya

    • Gundul hokya aka mijone summoning jutsu! Hadirlah!!! ?????

      Gunduuuuuulll.. Mana suaramuuuuuuuu… ? ? ? ? ?

  10. “Bukan seperti ini olah raga balap yang kita inginkan. Ini bukan masalah keadilan, tapi anda memang harus adil”.
    “Terlepas dari kontroversi keputusan FIM Steward yang dipandang tidak adil, hukuman netizen sebenarnya sudah cukup berat bagi pabrikan garputala”
    Kutipan artikelnya bagus juga.. hukuman netizen emang pedis cak.. Y sekarang mau menang atau kalah tetap aja d cap sebagai pabrikan yg g fair play.

  11. Langsung di deskualipikasi dr kejuaraan biasanya lek.. ini mgkin benar adanya.. politis sekali..

  12. Mereka adalah tim, apakah pembalap tidak termasuk anggota tim sehingga tidak perlu dihukum?

    “bayi” adalah hasil perbuatannya yaitu poin. Jadi kalo yg dibatalkan adalah poin konstruktor dan tim, bagaimana mungkin poin pembalap ga dibatalkan, ingat pembalap adalah bagian dari tim.

    • Dorna lah yang paling kuasa.
      Dorong ijti’ma dorna untuk depak yamaha out of motogp yang bersih sehat dan sportif

  13. Hukuman seharusnya emang Yamaha di dq dari musim 2020, tapi permasalahannya adalah musim udh di ujung baru ketahuan, mengingat tiap tim dapet subsidi dari Dorna, Dorna gamau rugi dengan ngedepak Yamaha begitu aja (Dorna rugi Y untung karena ada subsidinya yang udh dipake)
    Permasalahan point rider, kalo dibilang ada keuntungan, mengingat diganti sebelum jerez berarti belum ada bukti otentik kalo pake valve lama bakal lebih lambat dan yang baru jadi bikin keuntungan, dan emang itu murni kesalahan Y. Tapi mengingat lagi kejadian kasus tekanan ban tidak sesuai dan akhirnya rider dianulir, seharusnya berlaku sama, motogp udh berbau politis semenjak CS pensiun sih, bahkan semenjak yang positif C-19 kemaren pindah ke pabrikan merah

  14. Ternyata dimana2 mental Yamaha sama.. mental menhalalkan segala Cara walaupun Cara yg dipakai tdk terhormat..!! Harusnya namanya diganti jadi YAMALU-MALUIN

Comments are closed.