iklan iwb
Home Kawasaki Power Kawasaki Ninja 250 versi ARRC lebih besar 40 persen, ediannn !!!

Power Kawasaki Ninja 250 versi ARRC lebih besar 40 persen, ediannn !!!

Iwanbanaran.com – Sosoknya diam. Doi tidak banyak berbincang dan hanya mengeluarkan kalimat yang diperlukan. Sepuntung rokok selalu setia menemani untuk membantu doi konsentrasi. Wajahnya santai namun serius ketika IWB datang. Yup….dialah begawan mesin 4 tak Indonesia yang kini bernaung dibawah Panji tim Kawasaki Manual Tech yakni Ibnu Sambodo yang lebih dikenal sebagai Pak Dhe. Mampu membuat performa Kawasaki Ninja 250 makin kompetitif diajang balap ARRC AP250, pak dhe memastikan target mereka tidak muluk-muluk yakni juara Asia. ” Target jelas juara Asia (ARRC AP250)..” serunya. Seperti penuturan doi ? yuk simak sesi interview IWB dengan pak Dhe berikut ini…

IWB : Kita melihat perkembangan new Ninja 250 FI di ajang ARRC lumayan signifikan. Nahh….kira-kira perubahan saja yang dilakukan Kawasaki sehingga jika kita perhatikan dari power serta cornering speed mengalami perkembangan yang cukup pesat..

IS (Ibnu Sambodo) : Iya…motor ini adalah motor standart yang langsung turun ke race tanpa melewati development dulu. Jadi kita harus mengembangkan mesin dan sasis sambil race. Makanya diawal-awal hasilnya tidak maksimal. Tapi seiring race berjalan kita dapat data sehingga kita tahu mana saja titik lemah yang harus kita perbaiki..

IWB : Nah…emang apa saja yang perlu dirubah saat pertama kali motor digunakan untuk race versi Ibnu Sambodo?

IS : Sebenarnya nggak banyak karena balap ini memang cenderung lebih kestandart bike. Jadi hanya mencari pilihan perbandingan kompresi yang paling optimum dan juga mapping

IWB : Kalau sasis sendiri ada ubahan nggak ? apakah sudah oke bawaan dari Ninja ?

IS : Pada dasarnya motor ini sasisnya emang oke, bahkan bisa dibilang sangat oke. Tapi kan tetap kita butuh data saat testing hingga saat race. Dari sini akhirnya kita temukan geometri yang paling pas

IWB : Kita lihat buritan versi ARRC AP250 lebih nungging dari versi standart. Apakah ada maksud tertentu untuk meningkatkan aerodinamika?

IS : Karena itu desain dari Kawasaki saya kurang paham. Tapi saya rasa lebih ke estetikanya. Jadi sebisa mungkin tampilan dibuat mendekati standart. Kalau pabrikan lain kan ada desain baru yang beda dengan tampilan masspronya. Mungkin konsepnya…ini lho motor tampilan standart namun bisa tangguh dibuat balap…mungkin demikian

IWB : Stang juga terlihat berubah sekarang model underyoke ?

IS : Itu memang kebutuhan setelah melewati banyak tes

IWB : Ini artinya dengan sasis dan suspensi standart…(dipotong)

IS : Oh iyaaa…suspensi kan memang tidak boleh diganti. Hanya diperbolehkan modifikasi dumping dan rebound pakai adjustable. Jadi Ninja baru ini memang sudah enak..

IWB : Artinya PR utama hanya power saja ?

IS : Betul..hanya power. Dan sekali lagi ini motor yang didevelopm setelah digunakan turun race. Bukan motor yang sudah disiapkan untuk balap seperti pabrikan lain yang telah menyiapkan sebelumnya. Kita kembangkan step by step dengan tim. Bukan barang yang disiapkan tinggal ngelap. Justru saya sangat senang dengan itu. Jadi Kawasaki betul-betul berikan kepercayaan. Kita kembangkan bersama dan hasilnya bisa dilihat…

IWB : Kalau assist slipper clutch (Fitur Kawasaki Ninja 250FI) sangat membantu nggak dalam balap ?

IS : Oh iya…sangat membantu. Dan justru sangat diperlukan. Karena kalau model konvensional engine brake tinggi susah untuk mengontrol motor. Jadi belakang bisa lebih stabil saat braking dan masuk tikungan

IWB : Kalau boleh tahu, berapa power Ninja 250 FI versi ARRC AP250?

IS : Dibanding standart sih meningkat sekitar 40 % lebih besar. Saat tes Dyno kisaran 45HP lebih (dyno pengukuran diroda. Ini artinya jika ngukur crankcase bisa tembus 50HP cak). Saya rasa power kita sudah imbang melawan Honda dan Yamaha. Cuma kita lebih berat

IWB : Berat dimananya nih ?

IS : Dibobotnya. Motor dan pembalap kita lebih berat…

IWB : Sekarang emang bobot Ninja 250 versi ARRC berapa ?

IS : 140kg. Kedepan target kita mengurangi bobot motor hingga 138kg paling tidak

IWB : Batas bawah maksimal kan 135kg? kenapa nggak dibuat 135kg aja?

IS : Saya bingung…yang mana lagi yang bisa dikurangi (tertawa)

IWB : Target pengembangan tahun depan jadi mengurangi bobot Ninja ?

IS : Iya….ringan tuh mahal ya ternyata (tertawa)

IWB : Target tahun depan diajang ARRC AP250 2019??

IS : Juara !!!

Yup…itulah sekilas inverview IWB dengan begawan mesin 4Tak Ibnu Sambodo dari Kawasaki Manual Tech. Pakdhe sendiri adalah sosok yang mampu mengantarkan Kawasaki juara dikelas SS600 2017. Dan dari perkataan serta konfirmasinya bahwa tahun depan target juara tentu akan sangat menarik sebab ini artinya Kawasaki Ninja 250RR kudu mengalahkan Honda CBR250RR di atas lintasan. Btw…next interview IWB akan bahas sedikit perihal suspensi USD vs teleskopik versi begawan Kondang mesin 4Tak. Tunggu cak bakal menarik ki…okrekkkk (iwb)

32 COMMENTS

      • Hehehe ya namanya juga nyari patokan gan, balap motor 250cc paling tinggi kan moto3. Apalagi pebalapnya anak2 seumuran SMP-SMA

    • Kalau moto 3 bisa ringan karena sasisnya pake aluminium bukan sasis konvensional kayak motor di ARRC

    • Ada sumbernya kalau power mesin Moto3 bisa sampai 55 hp? Gila juga mesin yang kapasitasnya +- cuma 249 cc bisa sampai segitu power-nya. Tapi kalau melihat mesin versi ARRC saja bisa tembus 45 hp, harusnya mesin Moto3 bisa lebih gila ya hahaha.

      • Kalo nyari di mbah google, yg paling ecek2 itu 47 hp, trus yg agak mendingan 50 hp keatas.
        Harusnya ane nulisnya dibawah 55hp?

        • Lupa, apalagi mesin Moto3 terakhir masih single cylinder bukan cmiiw? Buset bahasanya ecek-ecek hahaha. Nah jadi teringat sesuatu saya mumpung lagi membahas horse power, kenapa saya malah teringat isu ZX-2R or also known as hahaha. Katanya dulu kalau itu motor muncul power-nya bisa ada pada kisaran 50 hp.

  1. Wong wonogiri beliau lik..dari tuning pakai kikir sampai tingkat asia..sehat terus n berprestasi pakde ibnu

  2. Ibnu Sambodo salah satu suhu mekanik Jogja yang konsisten di dunia balap sampai sekarang…saya ingat waktu tahun 2005 an waktu kuliah di Jogja sering lihat Road Race di Stadion Mandala Krida..
    Gimana kabarnya suhu-suhu yang lain macam GRM (Gandhoel Racing Modification), Penta Wijaya, Tepepa Racing , dll ?
    Jadi kangen masa-masa itu..

  3. CBR250RR di tahun pertama ikut ARRC langsung juara
    R25 di tahun kedua ikut ARRC bisa juara
    Ninja sudah tenaga terbesar (standart pabrik) tapi masih kalah aja ama CBR ma R25?

    • Power on wheel klo mesin standard, mapping stock ganti knalpot doang menang tipis sma cbr250RR, cuman cbr torsinya lebih me rata jadi kemungkinan bisa bawa speed lebih ditambah sasis nya yg oke.
      Maklum klan ninja bukan supersport kaya si RR.
      Kalau cbr emang kan katanya race ready harusnya malah menang terus lah.

  4. Ibnu sambodo emang talentanya luar biasa. Gak keabayang kalo beliau di gandeng tim pabrikan…ahm mungkin….

    • Afr dibuat rich, ruang air filter disempurnakan, ruang cylinder diperhalus di klep in and out. Banyak caranya tapi tidak boleh mengganti jeroan mesin, seperti klep atau piston yg lebih bagus dan ringan.
      Motor yang dikirim ke team balap biasanya kualitas paling bagus ketika di dyno di pabrik. Ibaratnya paling jos output hp nya.

  5. saya kira dulu sepeda motor Ninja itu paling kenceng sejagat raya…
    setelah sering liat balap AP250 live di pesbuk sekarang saya tau kalo Ninja terbaik hanya besutan TrickStar Jepang,itupun lawannya masih CBR 1 cylinder..begitu R25 lahir,Ninja ketinggalan,setelah CBR 250RR lahir, Ninja juga susah payah…tak kiro sepeda Ninja paling kenceng,tiwas tuku Ninja jebule pilih Vespa,,tiwas jatuh cinta ternyata ada yang punya

Comments are closed.