HRC KEHILANGAN PERCAYA DIRI..???
Honda,..pabrikan yang selalu langganan juara Motogp tentunya sangat berbeda dengan Yamaha. Yamaha terakhir kalinya memenangkan gelar juara dunia pada tahun 1993. Setelah tahun tsb tidak pernah sekalipun bisa mengulangi kesuksesannya dan baru pada tahun 2004 lewat The Doctor untuk pertama kalinya gelar juara dunia bisa di rengkuh. Bro-bro yang pernah baca buku Rossi ” Jika aku tidak pernah mencoba” pasti tahu bagaimana terpananyaThe Doctor melihat Yamaha M1 versi 2003.
Bukan kagum…tapi merasa down alias ciut PD nya untuk bisa meraih juara pada debut tahun pertamanya. Kabel-kabel yang tidak rapi berseliweran, indikator speedo terlalu ramai…jauhhh dengan Honda RCV yang pernah di pegangnya. Karena itu dengan di bantu Burgess pengembangan mesin untuk 2004 akhirnya di rubah total. Yang pertama penyaluran tenaganya yang kurang smooth. Menurut Rossi power M1 sudah bagus tidak kalah dengan Honda RCV (Testing di Sepang akhir 2003), hanya delivery ke bannya masih liar jadi bikin boros ban. Perangkat eletronik dan pengembangan sasis tidak di lupakan. Setelah semuanya selesai ternyata mereka masih di pusingkan dengan getaran setang yang sangat terasa ketika di rem keras. Mekanik pun melakukan setingan berulang-ulang untuk menghilangkan getaran tersebut. Tapi….gagal. Akhirnya dari Rossi juga dengan di bantu para engineering Ohlins menemukan bahwa masalah pada shockbreaker depan. Hasilnya pada tahun pertama 2004 dominasi Honda lewat motor RCV nya mampu di patahkan.
Inilah yang sekarang baru di sadari oleh team Honda. Dulu mereka begitu mengagung-agungkan teknologi dan mengatakan bahwa rider hanya pelengkap saja. Tapi kenyataanya setelah di tinggal The Doctor,? gelar juara dunia tidak pernah di tangan. Hanya tahun 2006 lewat Nicky Hayden, itupun banyak yang bilang karena Dewi Fortuna sedang sayang ama Si Kentucky Kid. Praktis sudah 4 tahun juara dunia motogp tidak di tangan mereka. Hal ini adalah tamparan berarti bagi team legendaris tersebut. Siapa yang tidak kenal HRC. Lewat HRC lah motor-motor legendaris bertelur. Seperti Honda NSR 500 contohnya. Di tangan Mike Doohan pada tahun 90an NSR seperti macan tanpa tanding. Setelah generasi NSR500 keluar RCV yang tidak kalah menakutkan. Tanpa sekalipun gagal menjadi juara dunia di tangan Valentino Rossi, generasi RCV menjadi idola para rider Motogp. Tapi celakanya kenapa sepeninggal The Doctor motor RCV tidak bertaji. Sebenarnya yang salah faktor rider atau motornya?? Anak emas dan pilih kasih yang sering di terapkan manajemen HRC sebenarnya adalah bumerang. Kenapa? karena pasti akan timbul kecemburuan di antara mereka. Rossi sendiri dalam biografinya mengatakan bahwa manajemen HRC sangat kaku. Tidak pernah mau mendengarkan keluhan ataupun masukan dari siapapun. “You joint us, you must follow us”..itulah yang membuat The Doctor mengaku tidak betah dan memilih hengkang. Hubungan yang kurang harmonis antara rider satu dengan rider lainnya pasti akan menghambat prestasi. Dani Pedrosa yang sedianya bisa menjadi rider untuk membantu pengembangan mesin prototype RCV belum menunjukan hasil. Malah kalau kita amati,…HRC seperti kebingungan menentukan arah development bike nya. Parahnya Pedrosa keukeh ingin tetap memakai motor RCV versi 2008 dari pada 2009 karena tidak berani menanggung resiko kalau pengembangan motor 2009 gagal. Lho…berarti sudah ada wabah nggak PD dong di antara para team HRC. hal ini tidak terjadi dengan team Fiat Yamaha ataupun lainnya. Sejak gabungnya Rossi ke team Yamaha, pabrikan tersebut selalu optimis. Sejarah kelabu tahun 2006 dan 2007 menjadi pembelajaran buat Yamaha dan Rossi sendiri bahwa semua terikat menjadi satu. Antara rider dan pabrikan saling membutuhkan so tidak ada kata ” sebagai pelengkap saja”. Gua yakin dari lubuk hati yang paling dalam para petinggi HRC pasti menyesal melepas The Doctor……entahlah..hanya pendapat pribadi. Tapi alangkah senangnya seandainya HRC team bangkit dan bisa melakukan perlawanan ketat buat Ducati dan Yamaha..pasti akan lebih seru….semoga (Iw/20/3/09)
Kalau menurut pendapat gue sih nggak heran HRC melempem. Sumberdaya punya tapi jokinya manja banget. Lihat aja si pedrosa injured mulu, gimana mau ngejar point. Motor kurang enak dikit ngeluh mulu tanpa bisa ngasih direction yang tepat.RCV bagus cuma ridernya kurang pas. Ini sebenarnya emang salah HRC, gue setuju….kurang menghargai rider ya ktnya….kita lat aja bro 2009 ini…
gue salah satu yang dukung pedrosa broo….yang perlu dilakukan rider repasol honda ( Dani Pedrosa ) saat ini adalah keberanian pedrosa dalam masalah tikungan aja motor sih udah oke…. starnya oke…..ngambil posisi dia awal – awal sudah oke tapi di gunduli terus di tikungan ama rosi n lorenzo…….di track lurus udah okelah…….
Pedrosa You can be glory ok….I am Support you Allways……..
Emang sih kita liat masalah bkn pada pedrosanya tapi dari RCVnya sendiri. Liat aja bagaimana si Pedrosa mampu nyodok di indianapolis klo emang di kasih motor yg bagus. Sementara utk Yamaha sekarang memang lagi bagus2nya khususnya masalah accelerasi di tikungan. Kita liat aja bro…pasti makin seru..!!!!
Gue setuju banget, padahal gue suka banget waktu rossi di HRC,
tapi mengapa technologi lebih penting dari Rider? Padahal rider adalah penjinaknya, klo rider cm pelengkap aja, kenapa mesti pake rider tetap? kok g pake rider test aja?
Jujur gue kecewa banget ma HRC, semoga lebih menghargai ridernya, sayang banget rossi dulu pindah dari HRC, padahal dia adalah entertainer sejati dari pada Mick Doohan. Jangan egois ya HRC, I’m still loving you..
Pertamax lek, ternyata HRC pernah mengalami masa-masa suram juga ya
Ternyata HRC pernah mengalami masa-masa suram juga ya
Sunduuuuuul
Waktu artikel ini dibuat, hrc belum tahu kalo di kemudian hari akan berjaya kembali