Iwanbanaran.com – Cakkk…secara blak-blakan Marquez mengakui bahwa doi terlalu berambisi sehingga membuatnya melakukan kesalahan. Konfirmasi tersebut dilayangkan pasca Marc crash pada T3 di Austria. Menurutnya…kecepatan dan feeling motornya yang luar biasa membuatnya merubah target awal. Dari hanya podium yakni menang. ” Aku ingin Menang !! ” serunya….
Marc Marquez tahu bahwa ia tidak memiliki kecepatan untuk mengimbangi Pecco Bagnaia dan Jorge Martìn di Red Bull Ring Sprint. Oleh karena itu, pada putaran pertama ia mencoba menghemat ban, mengendarai dengan ‘santai’ untuk mencoba mendapatkan sesuatu yang lebih menjelang akhir balapan pendek dan mungkin berharap sesuatu yang lebih dari sekadar posisi ke-3 yang tampaknya sudah aman. Momen itu tiba ketika Jorge Martìn diganjar long lap penalty. Ini memberi ruang bagi Marc untuk mencoba mendekati Bagnaia….
Selisih antara keduanya turun dari 1,8 detik menjadi 1,3 detik. Ini adalah momen yang membuat Marc merasa sudah mencium mangsanya ketika tiba-tiba dlosor cak. Apa yang terjadi ??
“Aku terlalu optimis. Jujur saja, podium kemarin sangat mudah diraih, aku membalap dengan sangat baik. Di bagian awal balapan, aku berkata pada diri sendiri untuk tetap tenang karena aku tahu mereka akan menjauh. Kemudian aku mulai mengejar ketertinggalan, kemarin aku pikir aku tertinggal sedetik dari yang terbaik, namun pagi ini setengah detik. Di lap terakhir sebelum crash, aku mulai merasakan sesuatu, aku berkata pada diri sendiri bahwa sudah waktunya untuk menyerang. Aku memacu motor semaksimal mungkin selama beberapa lap, aku membalap dengan sangat smooth tetapi aku terlalu optimis di tikungan ke-3, aku memacu terlalu keras…..
“Faktanya adalah aku merindukan sensasi kemenangan dan aku harus setidaknya mencobanya. Aku pikir Pecco memiliki sesuatu yang lebih, tetapi setidaknya hari ini aku cukup dekat. Posisi kedua akan sangat berarti, tetapi hari ini aku menginginkan sesuatu yang lain karena aku merasa memiliki kekuatan untuk memenangkan balapan. Apakah aku berlebihan? Ya, tentu saja. Tetapi aku lebih suka mencoba”….
“Aku sering memperhatikan mereka. Masing-masing dari mereka punya gayanya sendiri, Martìn mengendarai dengan satu cara, Pecco dengan cara yang berbeda. Aku juga punya cara mengendarai yang berbeda dan yang harus aku lakukan adalah mencoba memaksimalkan apa yang aku punya, mencoba memanfaatkan kekuatanku. Mereka juga luar biasa saat kualifikasi, mereka selalu di depan semua pembalap selama 5 atau 6 balapan”….
“Sulit untuk memahami limit trek, terutama jika kalian mengikuti seseorang. Pagi ini dengan cuaca berbeda semuanya juga berbeda. Hari ini dalam balapan, ban depan banyak terkunci, itu sangat sulit. Bahkan sebelum crash, ban belakang terkunci, itu sebabnya aku melepaskan rem. Dan itulah yang membuatku crash. Besok aku akan bersikap lebih konservatif. Di Silverstone aku mengalami cras dan aku merasa jauh lebih buruk daripada hari ini. Setidaknya hari ini aku mengalami crash saat aku berjuang untuk sesuatu yang penting, sementara di Silverstone aku hanya membidik untuk posisi ke-4. Besok jika aku cerdas, aku bisa naik podium, kemudian dalam balapan aku akan dapat memahami apakah mungkin untuk melakukan sesuatu yang lebih. Hari ini aku melakukan kesalahan saat Sprint, tapi besok akan sedikit berbeda”….tutup Marc….( iwb)