Iwanbanaran.com – Cakkk…..Marc Marquez tersenyum setelah sukses mencapai tujuannya untuk “bertarung dengan pembalap top” selama debut balapan MotoGP Gresini Ducati di Qatar pada hari Sabtu. Ada beberapa poin yang diungkapkan doi saat diatas mesin Desmo yang menurutnya membuat pekerjaan jauh lebih mudah. Yup…Marquez kaget dengan Top speed Ducati…Terbongkar arti senyum misteriusnya ??

Mantan pebalap Repsol Honda sukses mencatatkan start terbaiknya di musim MotoGP sejak 2019 meski sempat turun ke posisi ketujuh akibat start yang buruk.  Juara dunia delapan kali tsb mencatatkan putaran tercepat pada balapan tersebut dengan melewati Jack Miller (KTM), Enea Bastianini (Ducati) dan Aleix Espargaro (Aprilia). Hal itu membuatnya merangsek dan sempat mendekati Francesco Bagnaia sehingga berpotensi naik podium. Namun kemudian doi melakukan kesalahan. Espargaro mengambil alih posisi dan finish 1,872 detik dari Jorge Martin (Pramac Ducati). Nggak heran ketika masuk pit, muncul senyuman. Apa arti senyuman tersebut ??

Aku tersenyum [saat saya melepas helm] karena bisa bertarung dengan pebalap top di Qatar, yang merupakan sirkuit di mana biasanya aku melaju sangat jauh dibelakang pada tahun-tahun sebelumnya. Aku berada di sana bertarung dengan para pebalap papan atas, dan bahkan mengejar mereka di beberapa lap. Kesalahan terbesarku adalah lap pertama, di mana aku kehilangan banyak waktu. Namun Menjelang pertengahan balapan, aku merasa sangat baik dan mampu mengimbangi pembalap terdepan…

iklan iwb

” Tapi sayang aku memberikan tekanan yang terlalu besar pada ban dan akhirnya harus membayar mahal. Masalahnya bukan pada keausannya, tapi suhu ban baik depan maupun belakang naik. Sementara Martín hanya membuat ban belakang terlalu panas karena dia melakukan start dengan baik. Kecuali Aleix Espargaró, semua pembalap di barisan depan harus berjuang dengan Michelin yang terlalu panas…

Aku harus hati-hati karena jika tidak bisa crash seperti Digiantonio. Bersama Honda, aku mampu menyerang dengan baik saat start, namun dengan [Ducati], aku masih belum mengetahui reaksi motor sehingga tidak bisa menyerang dengan baik. Banyak pembalap yang menyalipku di 2-3 tikungan pertama. Butuh waktu untuk recovery karena aku tidak berani menyerang dari awal seperti lainnya….

“Ketika aku mengambil keputusan (pindah dari Honda), aku sepenuhnya yakin dan [masih] yakin. Apa yang aku katakan pada hari Kamis, targetku adalah mencoba bertarung di posisi enam besar berhasil dan ini penting. Kenapa ? Karena ketika kalian bisa bertarung di sana, kalian akan merasa kompetitif. Bisa menang atau tidak untuk menjadi juara dunia kalian harus tepat dalam banyak aspek. Tetapi setidaknya jika kalian bertarung di posisi 5 atau 6 besar, kalian kompetitif dan akhir pekan akan terasa lebih singkat. Lebih singkat dan lebih mudah serta mengurangi stres…

“ Qatar merupakan salah satu mimpi burukku di tahun-tahun sebelumnya, dan tahun ini aku menikmatinya. Aku bisa masuk QP2 sendirian (tanpa towing), lalu pada serangan pertama race aku berada di posisi empat teratas tersebut. Jadi, ini adalah sesuatu yang sangat aku sukai. Yang aku surprise lagi adalah lintasan lurus (top speed). Di masa lalu, aku biasanya tidak mendapatkan kemewahan ini (menyalip dengan mudah distraight). Aku juga bisa mengerem dekat ke tikungan. Itu membuat segalanya lebih mudah….

” Aku mengejar 3 pembalap hari ini dengan top speed. Aku selalu menekankan bahwa aku ingin berada di posisi lima atau enam besar. Makanya aku senang. Tapi kami belajar beberapa hal yang besok harus kami tingkatkan jika ingin menjalani balapan paruh kedua dengan baik. Yang pasti kami belum siap memperebutkan podium sebab ada empat atau lima pembalap yang lebih cepat dari kami…” tutup Marc…(iwb)

2 COMMENTS

Comments are closed.