Iwanbanaran.com – Cakkk…judul ini IWB racik berdasarkan melihat gaya dan strategi AHM selama 1 dekade lebih. Strategi kontroversi karena AHM dianggap Amati dan tiru. Namun kalau bahasa halusnya adalah Wait and see….lalu menikam !! Yaaa…itulah yang dilakukan oleh mereka terhadap rival dekatnya yakni Yamaha. Sekelumit fakta yang bisa menjadi kunci keberhasilan mereka menguasai market tanpa tersentuh disegmen entry yang dulu dikuasai Yamaha……

Yamaha…pabrikan ini dipandang inovatif dan luar biasa dimasa lalu. Karena mereka adalah pejuang…fighter cak. Setiap langkah dicoba dan berani out of the box. Walau sekarang beda dipandang dulu, tetap cak…pabrikan garputala masih menjadi pembuka gerbang segmen baru kendati sekarang dipegang Kawasaki. Celakanya….AHM sebagai leader pangsa pasar selalu mengintip dari jauh. Seperti kasus retro skutik sekarang..

AHM terkesan membiarkan Yamaha masuk lebih dulu ke segmen scooter ala italia dengan spek dan harga yang mereka create. Lahirlah Grand Filano dengan banderol diangka 26 jutaan. Disini IWB melihat…AHM membiarkan Yamaha membuat ceruk market dan segmen nya dulu..setelah mulai terbentuk dan berkembang maka AHM masuk dengan produk yang kompetitif dan spek yang lebih bagus. Gimana nggak….walau belum resmi, dari terawangan IWB spek Stylo nanti memiliki mesin yang lebih powerfull dan banderol dipepetin Filano…

iklan iwb

Jadi jika kita intip history masa lalu…gerakan ini mirip dengan BeAT vs Mio di jamannya. AHM biarkan dulu Yamaha masuk dengan Mio dan mengklaim sebagai pioner scooter di Indonesia. Padahal sejatinya grup Lippo-lah yang lebih awal main motor matic dengan “Kymco Matic” nya. Walau kemudian produk tsb gagal dan diambil alih Yamaha dengan mengenalkan Nouvonya. Disinilah jelinya Yamaha. Dulu di mata Honda, market scooter itu hanya growth 3% setahun, nggak di anggap cak karena market Cub jauh lebih besar…

Namun seiring waktu berjalan..dalam 3 tahun kemudian marketnya membesar menjadi 10% nasional. Sebuah perkembangan yang meroket ditangan Yamaha. Saat itulah Honda mulai gusar dan mengeluarkan Vario di Istora Senayan dengan maha bintang Agnes. Namun ternyata Vario bukan model yang pas melawan Mio yang lebih agile dan kecil..maka dibuatlah BeAT untuk menggebuk Mio. Dan sukses. Mulai dari sanalah Mio mulai tergerus habis hingga sekarang…..

Kunci kekuatan AHM disamping pengembangan produk adalah harga. IWB lihat price positioning itu penting dimarketing AHM, bukan hanya fitur-fitur produk saja….apalagi AHM selalu berhitung dengan volume seller. Ibaratnya cak….cuan nggak usah besar-besar sing penting 3 tahun balik modal, sisanya development MMC sampai discontinue…jadi sedikit cuan didepan tapi full cuan di tahun-tahun trakhr…opo kuwi namanya cak?🤣

Yahhh…kuwi analisa IWB yang melihat pergerakan AHM mulai dari dulu sampai sekarang dan mayoritas memang mereka adalah ATM yakni Amati terus meniru. Yamaha dirugikan pastinya…lawong yang babat alas mereka namun AHM yang datang dan mengambil alih setelahnya. Apakah ini tidak diperbolehkan ? Jelas sah-sah saja…namanya persaingan. Selama persaingan soal produk terbaik buat konsumen…tentu hal ini diperbolehkan. Toh Yamaha juga pernah menjadi ATM pula. Emang produk yang mana ?

Segmen Scoopy dimana Yamaha mencoba menggempur dengan meluncurkan Fino tapi gagal. Termasuk segmen sport fairing 250cc dan trail yang “ATM” terhadap Kawasaki. Tapi apapun itu mayoritas pergerakan AHM memang lebih banyak Wait and see lalu menikam. Dan biasanya strategi mereka ini mematikan kendati tidak semua berjalan mulus. Nahh kalau menurut sampeyan piye cak….setuju dengan opini ini nggak, monggo berikan opininya…(iwb)

2 COMMENTS

Comments are closed.