Iwanbanaran.com – Cakkk….Setelah kemenangan gelar MotoGP keduanya (dan gelar dunia ketiganya secara keseluruhan setelah kemenangan Moto2 pada tahun 2018), Pecco ternyata sempat takut saat akan race. EMang apa yang dirasakan setelah semuanya sukses ? simak detil pernyataan Pecco berikut ini….
“Sulit dipercaya. Aku sangat bahagia luar biasa. Aku sangat senang karena juga menang dalam race ini. Ini adalah impianku. Ini adalah tujuan yang selalu ingin aku capai yakni mengamankan gelar dengan kemenangan. Awalnya aku cukup takut di trek. Aku merasakan cuaca dingin di lima lap terakhir dan ban depan yang keras membuat aku khawatir. Tapi sekarang aku hanya bahagia, walau sempat sulit bernafas gara-gara tekanan yang luar biasa. Namun sekarang aku sangat bahagia….” serunya…
Sebelum menjadi pebalap pabrikan Ducati, hanya Valentino Rossi dan Marc Márquez yang sukses mempertahankan gelar juara di era empat tak MotoGP. Mick Doohan terakhir kali mencapai ini dengan start nomor 1 pada tahun 1998! Bagnaia mengikuti jejak Doohan dengan angka 1. Bagaimana rasanya?..
“Rasanya luar biasa sekali. Aku sering berpikir hanya Marc dan Vale yang memenangkan dua gelar MotoGP berturut-turut. Pembalap biasanya menghadapi lebih banyak masalah dan bahkan dengan nomor 1 juga dianggap tidak membawa keberuntungan. Aku sangat puas back to back di Kejuaraan Dunia. Karena start nomor 1 berarti kalian juga harus menunjukkan bahwa kalian nomor 1. Dan aku yakin kami melakukan segalanya dengan sempurna untuk terlihat sebagai nomor 1. Terutama di paruh kedua musim ini, karena kami berhasil menjadi lebih cepat, lebih kompetitif, dan lebih kuat di hari Minggu. Dan balapan pada hari Minggulah yang memberi kalian lebih banyak poin…..”
” Jadi kami sangat bangga dengan 2 musim yang kami jalani. Meski banyak kesalahan dan terkadang nasib buruk, kami tetap memenangkan gelar. Itulah mengapa kami harus sangat bangga. Aku juga sangat bangga dengan timku karena mereka melakukan pekerjaan dengan baik. Aku sangat bangga dengan keluarga dan pacarku, yang selalu membantuku dalam setiap situasi dan membuatku mengerti betapa beruntungnya aku….” tutup Pecco…(iwb)