Iwanbanaran.com – Cakkkk….sepertinya protest terhadap Ducati semakin kencang bergulir di Motogp. Gara-gara Dorna memberikan slot 8 motor sedang pabrikan lain di tolak membuat Pabrikan Eropa lantang menyuarakan protesnya ke Dorna. Bahkan alih-alih ingin memberikan konsesi pada pabrikan Jepang, kini KTM dan Aprilia bersikukuh ingin memberikan konsesi negatif buat pabrikan Ducati. So….salah satu tuntutan mereka adalah test akan dibatasi ?? Wahhh….

Seperti yang kita semua tahu…CEO Dorna Carmelo Ezpeleta ingin membantu Honda dan Yamaha dengan konsesi teknis yang akan membuat mereka bisa mendapatkan jumlah pengetesan yang lebih banyak termasuk alokasi ban. Namun KTM dan Aprilia seperti kurang respon dan justru kini mereka lebih memilih mengekang dominasi Ducati. Sebuah kompromi mulai muncul. Betul cak…infonya Negosiasi berjalan alot karena pabrikan seperti Aprilia dan KTM lebih mementingkan cara membatasi dominasi Ducati ketimbang memberikan ruang bagi Honda dan Yamaha….

Namun CEO Dorna Carmelo Ezpeleta merasa sulit untuk menghukum Ducati atas teknologi inovatif yang diberikan dari General Manager Ducati Corse, Gigi Dall’Igna. Karena menurut Dorna sejauh ini Ducati menyiapkan motor yang diperlukan untuk tim satelit dengan harga yang kompetitif. Aprilia Racing sebaliknya, tidak memiliki motor yang menarik minat tim satelit tiga tahun lalu. Makanya saat itu…Mooney VR46 dan Gresini mencapai kesepakatan dengan Ducati, karena Rossi mengambil alih dua slot Avintia-Ducati setelah tahun 2021…

iklan iwb

Termasuk Fausto Gresini yang lebih suka beralih ke Ducati. Sudah menjadi rahasia umum setiap pabrikan MotoGP yang menjalankan tim satelit dan tim pabrikan menerima 3 juta euro (50,4 Milyar) per tahun dari Dorna. Namun Yamaha telah kehilangan tim satelit WithU-RNF Razlan Razali setelah tahun 2022 yang hengkang ke Aprilia. Sementara ini Yamaha banyak berharap mencapai kesepakatan dengan skuad VR46 Rossi untuk tahun 2025…

Kini konsesi baru belum bisa diputuskan untuk membantu Honda dan Yamaha. Karena kesepakatan belum tercapai mengenai semua rincian dalam aliansi pabrikan MSMA. CEO Dorna Carmelo Ezpeleta akan angkat bicara dan memberikan konsesi teknis kepada Jepang jika semuanya setuju. Pit Beirer, direktur motorsport Pierer Mobility AG yang membawahi merk KTM, GASGAS dan Husqvarna, menjelaskan di GP Misano pada bulan September bahwa kesenjangan antara Ducati dan pembalap lainnya di kejuaraan dunia merk lebih besar daripada kesenjangan antara KTM dan Aprilia serta Yamaha dan Honda. Oleh karena itulah sedang dipikirkan oleh mereka untuk memberikan konsesi negatif pada Ducati, yaitu menciptakan kesulitan bagi mereka, sebelum memberikan konsesi positif kepada Jepang….

Apalagi faktanya Fabio Quartararo kemarin finish ke lima di Sepang (rata-rata speed 166,3 km/jam), Fabio sukses menorehkan lap time sama persis dengan Enea Bastianini pada putaran ke-20 dan terakhir dengan waktu 2:01,0 menit. “Jika Yamaha membutuhkan konsesi, KTM dan Aprilia juga harus mendapatkannya,” kata Pit Beirer menambah sulit perjuangan Dorna. ” Karena Yamaha dan Fabio telah mengalahkan kami tiga kali dalam enam balapan terakhir….” seru Pit….

Meski banyak mengalami kegagalan, Honda juga tidak berhak mendapatkan kelonggaran apa pun berdasarkan peraturan konsesi yang berlaku saat ini….

Contohnya Tahun lalu, HRC mengamankan dua podium (tempat ketiga Pol Espargaró di Doha, tempat kedua Márquez di Phillip Island). Tahun ini Honda meraih kemenangan Alex Rins di Texas dan tempat ketiga Marc Márquez di Jepang. Selain itu, Marc berada di posisi pertama di grid satu kali dan kedua dua kali. Pembalap Spanyol itu juga bertahan dengan baik diposisi tujuh di Misano dan Buriram. Disitulah Beirer menyindir Honda….

“Honda mungkin seharusnya menginvestasikan lebih banyak uang dalam pengembangan motor dalam beberapa tahun kedepan dibandingkan gaji pembalap,” seru Beirer. Márquez dikatakan telah menerima gaji tahunan antara 18 dan 20 juta euro dalam tiga tahun terakhir. Aprilia juga mengungkap kesulitannya di musim 2023. Aleix Espargaró, yang berada di posisi keempat Kejuaraan Dunia 2022, belum meraih podium di tujuh Grand Prix sejak menang di Barcelona 2023, sementara Yamaha meraih dua podium. Namun kenapa konsesi tersebut hanya ditujukan untuk Jepang ??

Itulah yang membuat CEO Dorna Carmelo Ezpeleta (77) berada dalam kebingungan. Sebagai pemilik hak komersial GP, Dorna ingin menghadirkan olahraga spektakuler, namun di saat yang sama, karena alasan ekonomi, mereka ingin membahagiakan perusahaan-perusahaan besar Jepang. Disitulah muncul pertanyaan…apakah adil memberikan konsesi negatif disaat Ducati memiliki inovasi luar biasa ??

“Kami tidak dapat menghukum berat Ducati karena sudah inovatif dan telah mempelajari regulasi dengan baik. Mereka melakukan segala sesuatunya sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sekarang beberapa lawan menuntut kami memberikan konsesi negatif pada Ducati. Aku tentu saja tidak bisa datang ke Ducati dan berkata….’Maaf, kalian terlalu bagus. Kami harus memperlambatmu’. Di Formula 1, Red Bull Racing tidak diperlambat, sama seperti Mercedes yang tidak melakukan pembatasan selama bertahun-tahun.” serunya….

Massimo Rivola, CEO Aprilia Racing, memang pernah menyerukan cak…agar jumlah maksimum tim satelit di Kejuaraan Dunia MotoGP dibatasi menjadi dua. Ducati memiliki tiga yang membuat dapat mengumpulkan lebih banyak data daripada siapa pun dan, dalam cuaca yang berubah-ubah, menguji lebih banyak ban dan set-up dibandingkan lawan mereka pada hari Jumat. Di Sepang, direktur balap Ducati, Gigi Dall’Igna menekankan bahwa yang penting bukanlah jumlah motor di lapangan, melainkan kualitasnya….

Last….Sekarang sedang dipertimbangkan untuk mengurangi jumlah ban test yang diizinkan per pabrikan dan musim dari 200 menjadi 170 di masa depan. Ducati akan lebih sedikit (tampaknya atas permintaan Aprilia dan KTM) yakni hanya 140 ban test per tahun. Namun sejauh ini Ducati menolak usul ini cak. Btw…berikut beberapa rencana sistem konsesi yang diusulkan untuk pabrikan Jepang dan Ducati…(iwb)

Honda dan Yamaha :
– Pengembangan mesin tidak berhenti sejak awal musim
– Dua mesin lebih banyak per pembalap dibandingkan pabrikan Eropa
– Test motor sebanyak Empat kali permusim, bukan tiga
– Diperbolehkan dua kali, bukan sekali pembaruan aero per pembalap per musim;
– Kemungkinan hari tes tambahan untuk pembalap reguler. Misalnya mengikuti tes shakedown selama 3 hari di Sepang.

Pembatasan yang direncanakan untuk Ducati:
– Hanya berhak 2, bukan enam wildcard per tahun (atau tidak sama sekali), sehingga tidak ada sembilan Ducati di antara 23 pembalap seperti di Sepang kemarin
– 140 bukannya 170 ban test per musim.