Iwanbanaran.com – Cakkkk….menyambung artikel sebelumnya, ternyata Livio Suppo mantan Manajer Tim HRC yang juga sempat bergabung dengan Suzuki memberikan pandangannya perihal makin mundurnya Honda disaat pabrikan Suzuki adalah pabrikan yang cukup sukses menempatkan mereka pada top level. Menurut Suppo sebenarnya simpel jika mereka ingin bangkit, contohlah cara kerja Suzuki. ” Kalau mau bangkit, Honda harus mencontoh Suzuki….” tukas Livio Suppo….

Suppo menggaris bawahi bahwa kondisi pabrikan Jepang memang tidak sedang baik-baik saja. Dan metode kerja menjadi fokus utama para pabrikan Jepang kecuali Suzuki karena justru menurutnya…harusnya Honda bisa mencontoh Suzuki….

” Pabrikan Jepang harusnya mengambil contoh dari Suzuki. Mereka menaruh kepercayaan pada teknisi Eropa. Ketika aku tiba di sana, aku melihat perbedaan besar dibandingkan dengan HRC, karena aku menemukan teknisi Eropa yang sangat terlatih dan insinyur Jepang yang mendengarkan mereka. Mereka mendengarkan mereka, sesuatu yang menurut aku kurang dari Honda. Aku ingat, butuh waktu satu tahun untuk meyakinkan Nakamoto agar mempekerjakan Filippo Tosi guna menyelesaikan masalah ECU Magneti Marelli dengan cepat….

iklan iwb

 

” Ketika dia tiba, pada awalnya sulit bagi mereka untuk memercayainya. Jadi menurutku ketimbang mengajak Dall’Igna, yang juga akan terasa kurang bagus image buat honda….aku akan melakukan sesuatu yang kurang sensasional atau substansial. Seperti mengajak orang-orang yang bekerja di Aprilia, Ducati, dan KTM untuk membuat grup, asalkan kalian mendengarkan mereka. Begitulah cara kerjanya di Suzuki dan tahun lalu menjadi motor Jepang paling kompetitif….” serunya…

Pertanyaan lain lagii…Honda sekarang tetap menjadi pabrikan motor terkemuka di dunia, apakah kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi sebuah revolusi?

“ Sulit menjawabnya karena aku tidak kenal orang-orang yang ada di sana sekarang. Honda yang dipimpin Nakamoto kembali ke jalur kemenangan setelah bertahun-tahun meraih hasil yang tidak sesuai dengan reputasinya, dan bersamanya dalam waktu singkat Honda kembali mendominasi. Hingga tahun 2019, Marquez masih berhasil memperbaiki keadaan, namun evolusi teknis dalam 3 tahun terakhir telah mengarah pada fakta bahwa sang pebalap kini tidak dapat membuat perbedaan. Prosesnya sangat cepat membuat Jepang tidak siap….

“Dall’Igna mengambil motor yang kurang dipandang di MotoGP dimasa lalu dan sekarang, juara dunia 8 kali itu memutuskan untuk meninggalkan HRC gabung dengannya. Dari sudut pandang Gigi, jelas itu sangat memuaskan. Dari sudut pandang pemasaran, ini adalah operasi yang sangat baik. Dan jika ada yang mengatakan bahwa MotoGP adalah kejuaraan buatan Ducati, maka tahun depan akan lebih dari itu. Kecuali KTM membuat motor bak rudal, Binder mengambil langkah lebih maju dan Acosta seperti Marquez yang mampu menang dalam debutnya. Kami berharap mereka kompetitif, jika tidak, maka Ducati akan menjadi dominasi total…..” tutup Suppo….(iwb)

4 COMMENTS

    • Repsol bukan sponsor pribadi Marquez tapi team HRC
      jadi mau Pedrosa , Lorenzo, Pol, Marquez , yang sebangsa dengan repsol cabut dari team , Repsol sepertinya akan masih bersama HRC

  1. Sultan tak perlu diajarin cara meraih juara dunia ,cara meraih prestasi2 spektakuler , cara menduduki tahta tertinggi MotoGP hingga saat ini.
    Ini hanyalah fase dimana Sultan memberikan saat sejenak buat yang lain…sept fase2 dulu yang pernah dilalui .
    Mueeeehehehehhehehe 😂

  2. Seharusnya HRC merekrut alex rins dan menggunakan input rins sebagai panduan pengembangan motor. peforma rins tahun lalu sangat bagus dengan suzuki dan tahun ini satu2nya rider honda yang juara.

Comments are closed.