Iwanbanaran.com – Cakkkk…..Tahun lalu Fabio Quartararo menjuarai GP Sachsenring, namun akhir pekan kemarin pebalap Prancis kurang maksimal dengan motornya. Untungnya Tidak seperti Marc Márquez yang terus-menerus memaksakan batas mesinnya, Fabio lebih memilih main aman ketimbang crash. Dan menurutnya Marc masih menjadi pembalap terbaik saat ini. ” Bagiku Marc masih yang terbaik….” puji Fabio Quartararo….

Fabio memang kesulitan cak. Menurutnya segala daya upaya sudah dilakukan namun posisi mereka tetap sama yakni tidak meningkat. Dan dia juga melakukan kesalahan karena menggunakan ban belakang lunak….

“Yang paling penting adalah terus berusaha. Kami mungkin dapat mengambil langkah menjelang akhir musim dan untuk tahun depan. Aku mengalami masalah sejak lap pertama. Namun jujur tidak ada perbedaan besar bagiku apakah akan finis kesepuluh atau ke-13. Finish ke-10 akan menjadi maksimal dengan ban belakang medium, tidak berarti lebih baik....” serunya….

iklan iwb

Sebagai informasi….Fabio finis 25,117 detik di belakang pemenang Jorge Martin (Prima Pramac Ducati). Itu sebuah gap yang mengerikan cak. Dan hasil tersebut hanya setahun setelah dia menang di Sachsenring – kemenangan terakhirnya hingga saat ini. Quartararo sendiri sedang mengalami masa-masa sulit yang sama seperti Marc Márquez di Honda. Bedanya, Fabio tidak terus menerus memaksakan motornya hingga crash berkali-kali…

Yup….Marc mengalami kecelakaan kelima dan terakhirnya di Sachsenring dalam waktu sekitar 40 jam. Márquez mengalami patah ibu jari di tangan kirinya dan memar yang menyakitkan di pergelangan kaki kanannya. Dan akhirnya Pemenang Sachsenring sebelas kali (delapan kali di MotoGP) tersebut memutuskan untuk mundur dari GP Jerman. Soal itu ternyata mendapatkan perhatian Fabio yang salut atas usaha Marc….

“Sulit baginya. Dia mengalami cedera pada tahun 2020, sejak itu dia masih berhasil naik podium dan menang. Jadi bagiku Marc masih yang terbaik, dia selalu memberikan 100 persen kemampuan. Siapa yang mau crash 5 kali untuk mengejar pembalap depan ? Secara mental dia adalah salah satu yang terkuat, tetapi pada saatnya hal itu akan melukai diri sendiri. Dia cedera pada Minggu pagi karena dia mendorong secara maksimal….

” Yahhh….Kami harus menghadapi apa yang kami miliki sekarang. Honda sedikit lebih baik daripada motor kami di fase cornering speed namun kami lebih baik soal pengereman. Itu sedikit mengurangi risiko crash kami, tetapi pada akhirnya kami semua (Honda-Yamaha) selalu berada di batas. Tetap saja, aku rasa semua orang di sini mengerti kenapa Marc melakukan itu….” tutup Fabio. Nahhh….Fabio wae mengakui Marc masih yang terbaik mosok sampeyan ora cak wkwkwk….(iwb)

5 COMMENTS

  1. Solusi buat honda dan yamaha adalah break the dyno…
    Kembalikan purwarupa motor tanpa aerodinamik yg selain ga enak dipandang mata juga ternyata ga berfungsi di motor Jepang….
    Kembali ke peraturan pertama ,soichiro san dulu bekerja dengan filosophi “motor aing kumaha aing ” gaperlu ikut ikutan, berani memecahkan problem dengan cara sendiri…

    Huahahahahaha….

  2. memank MM masih bagus kok. cuman motor nya aja yg ooonda jelek kasian pembalapnya di bikin mesin penghacur tulang manusia

Comments are closed.