Iwanbanaran.com – Cakkk…isu paling hot saat ini mengemuka bahwa pabrikan Iwata saat ini sedang goyang dengan kondisi tim mereka di Motogp. Berbagai spekulasi muncul atas tekanan Fabio Quartararo yang performanya jauh menurun dibandingkan musim 2022 sekalipun. Fabio yang cemerlang selama 2 tahun namun di 2023 seperti terjun bebas peformanya. Tuntunan yang sangat kuat sekarang datang dari Fabio meminta motor yang lebih powerfull. Dan satu-satunya cara adalah mesin V4. So..isunya keteguhan Yamaha semakin goyang. Waahhh….

Inline sekarang ini semakin dikalahkan mesin V4 90 derajat yang digunakan para pabrikan lain. Empat silinder segaris mungkin memiliki keunggulan tertentu, seperti efek giroskopik dari crankshaft yang lebih panjang sehingga meningkatkan stabilitas dan memungkinkan mendapatkan kecepatan menikung yang tinggi. Namun dalam konteks balap MotoGP modern, mesin empat silinder segaris berada pada posisi yang kurang menguntungkan dibandingkan dengan akselerasi V4 yang bertenaga…

Kondisi ini berubah sejak tahun 2004 ketika Yamaha memperkenalkan Inline 4 crossplane, yang urutan pembakarannya tidak teratur guna meningkatkan traksi di roda belakang. Yamaha (dan Suzuki hingga tahun lalu) telah melakukan perlawanan yang luar biasa dalam beberapa tahun terakhir. Sementara Ducati sebelumnya berjuang dengan masalah handling termasuk Honda terpuruk tanpa Marc Márquez serta Aprilia dan KTM masih harus mengejar ketinggalan. Namun itu dulu. Karena kini pabrikan Iwata mulai tertinggal….

iklan iwb

Franco Morbidelli yang mengisi runner up tahun 2020 sekarang turun ke peringkat 19. Tidak hanya itu karena alasan tertentu tim satelit Razlan Razali membelot ke Aprilia setelah musim yang mengecewakan. Hebatnnya dengan usaha yang luar biasa, Quartararo tetap menjadi pemenang GP dan penantang gelar. Hanya saja keluhannya tentang kurangnya akselerasi dan top speed yang lemah masih menjadi isu utama..

Yamaha menjanjikan ekstrim untuk meyakinkannya Fabio tetap tinggal bersama Yamaha. Sayang hasilnya berbeda. Setelah kontrak 2 tahun Fabio kembali kecewa. M1 juga tidak kompetitif musim ini. Walau mesin di tingkatkan powernya, motor jadi semakin kehilangan DNA asli Yamaha yang kencang ditikungan. Apakah ini karena mesin inline 4 sudah mentok ??

Dimasa lalu jika kita sudi membuka history….Valentino Rossi pernah memohon kepada Yamaha untuk membangun mesin V4 ditahun 2018 sebelum hasilnya sendiri menurun drastis. Tahun-tahun terakhirnya di MotoGP mungkin berbeda seandainya mereka mendengarkannya. Sementara itu, Quartararo terlihat semakin putus asa sekarang. Dia kehabisan napas dalam segala hal. Beberapa poin yang Fabio garis bawahi adalah…kurang tenaga, kurang tenaga…gampang wheelie dan sudah belok. Ini akan menjadi sebuah kondisi dimana Yamaha betul-betul mendapatkan pressure untuk segera meracik mesin V4….

So…apakah Yamaha kali ini betul-betul akan goyah meninggalkan mesin inline 4 beralih ke V4 ? biarlah waktu yang akan berbicara kelak….(iwb)

11 COMMENTS

  1. Kasian ridernya yg semakin menderita, akibat ke angkuhan para enginernya yang masih bangga dengan japan

  2. jika kurang tenaga itu bisa dibilang mentok…namun kl gampang wheelie dan sudah belok kayaknya agak aneh krn yamaha terkenal motor yg nurut..pasti ridernya udah down sindrom duluan ngelihat lawan.

      • Emangnya ngundah sudah bener buat mesin DOHC cung?
        Khas ngundah kan mesin DOHC Hellow kitty bin klothok-klothok
        Wkwkwk

    • memang 1 seri aja sombongnya luar biasa ini fbs dah heran. padahal jurdun kemarin saat pabrikan lain samasama inkonsisten aja lho. di seriseri lainnya juga tim pesakitan juga kok

  3. Ah nippon udh makin ketinggalan sama europe soal pengembangan motor keseluruhan. Europe udh berani main aero, nippon masih santuy pengembangannya terlena dengan kejayaan masa lalu. Banyak kok testimoni orang2 barat eropa yg kerja buat tim nippon ngeluhnya rata2 kesulitan sama gaya “birokrasi” dari manajemen perusahaan2-nya. Makanya liat h*nda pun sama ketinggalannya. Cuma ngandelin Marc yg meskipun jago, juga keliatan banget karena faktor motor, dia kesulitan menghadapi kedigdayaan Duc*ti..

Comments are closed.