Iwanbanaran.com – Caakkk…  Seperti yang diketahui, setelah Suzuki hengkang dari MotoGP, Yamaha menjadi satu-satunya pabrikan yang memakai mesin inline-4 cak. Dan belakangan ini, Yamaha MotoGP sempat diisukan akan beralih ke mesin V4, meski beberapa pihaknya menyangkal isu tersebut. Namun baru-baru ini, Lin Jarvis buka suara soal mesin V4 yang menurutnya termasuk tugas yang besar dan beresiko jika Yamaha merancang mesin tersebut…

“Aku tidak bisa membayangkan itu, karena ini merupakan tugas besar untuk merancang, mengembangkan, dan memproduksi mesin V4 1000cc untuk kelas MotoGP dari awal. Jika kita merencanakan peraturan baru untuk lima tahun dari 2027 hingga 2031, mungkin masuk akal. Tapi kami belum memutuskan arah mana yang akan kami tuju karena regulasi teknisnya belum fix. Itu harus diputuskan pada 2023, setelah itu kami punya waktu empat tahun untuk mengembangkannya. Kemudian, dengan teknologi baru, kami memiliki kesempatan yang sama untuk mesin baru MotoGP seperti pabrikan lainnya,” ujar Lin Jarvis via speedweek.

Untuk saat ini cak, Lin Jarvis bersikap realistis dan akan tetap mengandalkan mesin inline-4 mengingat Yamaha sudah mengetahui seluk beluk konfigurasi mesin tersebut…

iklan iwb

“Ini akan menjadi keputusan yang sangat berani dan jauh jangkauannya jika saat ini kita merancang mesin V4 baru. Kami pikir lebih masuk akal untuk melanjutkan dengan desain mesin yang kami sudah tahu luar dalamnya. Kami yakin bahwa kami akan menemukan kapasitas pengembangan yang besar dengan mesin Inline-Four. Tapi sekarang aku selalu mendengar bahwa Suzuki sudah tidak ada, Yamaha adalah satu-satunya pabrikan dengan mesin in-line. Aku kemudian ingin menjawab: ‘Ya, kami adalah satu-satunya yang memiliki keuntungan ini!,’” tambahnya….

Selain itu, dalam tiga tahun terakhir, dua dari tiga kejuaraan dunia pebalap telah dimenangkan dengan mesin segaris – pada 2020 oleh Joan Mir (Suzuki), pada 2021 oleh Fabio Quartararo (Yamaha)…..

Jadi Jarvis juga meyakini Yamaha akan mengalami kerugian jika terburu-buru beralih ke mesin V4…

“Jadi kamu tidak bisa mengatakan bahwa Yamaha kalah karena mesin in-line tidak kompetitif. Karena Yamaha juga finis kedua di musim 2020 bersama Franky dan di tahun 2022 bersama Fabio. Kami sangat percaya pada konsep mesin kami dan saat ini kami terus melangkah lebih jauh ke arah ini. Aku tidak bisa membayangkan perubahan jangka pendek. Karena jika kami beralih ke mesin V4 sekarang, kami akan memiliki kerugian yang jelas di awal. Kami akan tertinggal, karena sebagian besar pabrikan memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun,” tutup Lin Jarvis.

 

 

1 COMMENT

  1. fakta memang kejam cak 2020 inline 4 p2, 2021 p1, 2022 p2. sedangkan v4 ngondah 😂🤣🤣🤣 jgn ditanya cak kasian mbinghaa

Comments are closed.