Iwanbanaran.com – Caakkk… Wilco Zeelenberg selaku direktur satelit RNF Yamaha menyoroti gaya balap Franco Morbidelli dan Andrea Dovizioso pada musim ini. Doi menuturkan dengan gamblang bahwa merosotnya performa mereka karena gaya balap yang berbeda dengan Quartararo. Wilco menyatakan Andrea dan Franco terlalu banyak memeluk motor saat menikung dan tidak seperti Quartararo yang menggantung saat melahap tikungan. Selain itu, ia mengatakan gaya balap mereka sudah kuno cak?
?Pada tahun 2020, Michelin mengubah casing ban belakang dan cengkeraman saat menikung berbeda dari sebelumnya. Kamu tidak dapat memeluk motor terlalu banyak, karena kemiringan maksimum meningkatkan suhu ban dengan signifikan. Franco dan Dovizioso terlalu banyak memeluk motor, tidak menggantung pada motor seperti pembalap lainnya saat menikung. Aku pikir mereka berdua menderita karenanya. Meski begitu, semuanya masih tampak misterius?
?Fabio memiliki kecepatan menikung yang lebih tinggi dan berhasil tidak membuat ban terlalu panas, tetapi dia balapan dengan sudut kemiringan yang lebih kecil. Sedangkan Franco dan Andrea balapan dengan cara kuno, mereka mengerem dengan keras dan memasuki tikungan dengan rem tangan, sementara Fabio mengerem lalu melepaskannya dan kemudian berbelok. Dan di semua sektor, rata-rata Fabio lebih cepat satu atau dua kilometer per jam. Aku pikir ini adalah masalah bakat dan juga postur badan, dia tinggi dan mampu mengontrol motor dengan lebih baik, dia berhasil mempertahankan traksi di roda belakang setiap saat,? ujar Wilco Zeelenberg via paddock-gp.
Sementara itu, doi membeberkan bahwa rider MotoGP butuh waktu lama untuk bisa klop dengan motornya cak?
?Franco Morbidelli mampu meniru gaya balap Fabio untuk satu putaran, tapi tidak lebih karena itu bukan gaya balapnya. Fabio telah belajar banyak selama bertahun-tahun, sehingga memiliki kombinasi yang sempurna dengan M1. Sementara itu, untuk membuat Ducati lebih kuat, Andrea harus beradaptasi dengan banyak hal, berguna untuk mengeksploitasi motor ini sepenuhnya tetapi tidak berguna dengan pabrikan lainnya. Itu juga terlihat dengan Jorge Lorenzo yang butuh satu tahun untuk menang dengan Ducati dan kemudian, ketika dia pindah ke Honda, dia tidak bisa melakukan apa-apa karena kamu harus balapan dengan gaya yang berbeda, kamu harus belajar melakukannya dan intensitasnya sangat tinggi sehingga membutuhkan waktu yang lama,? tutup Wilco Zeelenberg….(RA iwb)
Kunho plus ndesoohhh
Style Klotok-klotok ?
Mulutmu harimaumu
Harus dipakemkan, yang bagaimana yang kuno itu?
Yang modern itu yang bagaimana? Bisakah dioplosgaya lama dan gaya modern? Kalau gaya balap itu merupakan ciri masing-masing harusnya tidak ada istilah kuno dan kekinian.
Btw, kulineran jadul lagi ngehitz sekarang mah atuh euiyy cak….Baik bumbu hingga setting atmosfer tempat nya euiyy cak
Gaya Retro Vintage Wkwkwkwkwk kesian deh luh ? ploooo kmploooo
Yang kuno tuh design baru okey punya
Riding style balap klass para raja kok ketinggalan zaman aka gak update
Wkwkwkwkwk kesian deh luh blocked Jobb master of Jobbless
Rossi di nastro azzuro satelitnya ondhay bisa kalahkan pavrikan respol onhad bro.
Sengtelagh di respol berani findah ke yamama brorrr. Legend Klothok wkwk
Pengsiooonnnnnn azaa wekaweka
Bilang saza pembalap sob blok wkwkwkwkwkkkkk kesian deh luh ? ploooo kmploooo
Jiaannnn klothok klothok sekali nek gini ini caranya budheeyy
Haya balap memeluk motor saat menikung mungkin morbi takut lepas motornya ?