Iwanbanaran.com – Cakkk…isuk-isuk kok wis panas kiee piyeee. Siapa kalau bukan masalah isu pengunduran Suzuki dari Motogp. Walau masih bergulir dan belum ada konfirmasi dari Suzuki, ternyata rumornya Dorna sport sedang menyiapkan skenario untuk menjatuhkan denda besar untuk Suzuki demi menjaga line up Grid Motogp. Efek jera ini diperlukan agar tidak mempengaruhi tim lain melakukan langkah serupa. Skenario ini diungkapkan mantan pembalap profesional Keith Huewen. Pembalap berusia 64 tahun dan pernah membalap bersama Honda, Suzuki dan Yamaha tersebut menegaskan bahwa Suzuki diprediksi akan dipenalti dengan biaya yang sangat besar. Waduhh moncrott cakkk-cakkk….

Seperti yang sampeyan tahu Suzuki dirumorkan akan mundur dari Motogp per akhir 2022. Ternyata rumor tsb dikomentari mantan pembalap Keith Huewen yang sekarang menjadi komentator di BT Sport.?Dorna sendiri sudah mengeluarkan pernyataan yang mengingatkan bahwa Suzuki tidak bisa meninggalkan MotoGP secara sepihak, membuat kesepakatan perlu dicapai untuk mengakhiri kontrak yang sedianya berakhir 2026 lebih awal. Inilah yang sekarang menjadi fokus Keith Huewen….

?Pikiran awalku adalah, jika aku berada di tim Suzuki, aku akan benar-benar marah. Tidak ada yang tahu ini akan datang dan kamu jelas hanya bisa menyalahkan dewan direksi di Jepang. Mereka telah membuat keputusan ini. Info yang aku dengar adalah masalah finansial. Tebakanku Suzuki memiliki reaksi spontan terhadap penjualan meskipun faktanya mereka sangat sukses di arena balap. Dan tiba-tiba mereka menarik diri….

iklan iwb

? Jika itu benar…..ini adalah bencana mutlak bagi tim. Pada tingkat profesional, ini hampir sama buruknya karena mereka juga sukses menghancurkan para penggemar balapan. Meskipun ini adalah bencana yang dibuat Suzuki, tapi bisa jadi keputusan fiskal tsb terpaksa dilakukan, mengingat situasi dunia terkait dengan perang di Ukraina. Aku melihat 2023 adalah tahun yang berat karena akan banyak orang terhuyung-huyung akibat membengkaknya biaya….

“Mungkin Suzuki telah melihat raport mereka dan menjumpai fakta tidak ada korelasi antara balap Grand Prix dan penjualan sepeda motor sehingga mereka memutuskan untuk melompat lebih awal.” serunya. Huewen yakin Suzuki akan membayar denda tinggi karena mundur hanya hanya satu tahun dari kontrak lima tahun MotoGP mereka saat ini. Hal itu akan ditempuh Dorna untuk mencegah pabrikan lain melakukan hal yang sama. ” Aku yakin Suzuki harus membayar semacam kompensasi dan saya rasa mereka harus membayar denda sangat besar. Dan jika itu dilakukan aku setuju dengan Dorna, mereka harus keras dengan ini…..

?Karena kamu tidak bisa mundur setelah baru saja menandatangani kontrak lima tahun dengan Dorna. Mereka harus mempersulit Suzuki atau semua tim bisa saja melakukannya dimasa depan. Tidak sesuai harapan ditengah perjalanan mereka mundur. Ini akan menjadi kekacauan luar biasa di Motogp…” tutupnya. So…apakah sampeyan setuju dengan Keith Huewen ? monggo berikan opininya…(iwb)

16 COMMENTS

    • Epek jera ndasmoe itoe….. sok sok an berkuasa. Itu tuh kalo gak kenal sama yang maha kuasa. Otak pungli

  1. Orang Kena Masalah Kasih Solusi Kek… tapi salah jejepangan juga sihh jualan seadanya…wkwkwk cupu

  2. Kalo diliat dr status kontraknya setuju cak, tp kondisi finansial pabrikan gk bs bohong, jualan lesu-mana tahan
    Segera benahi line-up skutik mumpung demandnya gede

  3. Klo mau suzuki mau maju berangus habis dewan direksi pusat sono. Mereka itu budeg, kontra sama honda. Suzuki aja baru mundur setelah usia 90 tahun bener bener dah?.

  4. coba tengok fazio, mesin lawas aja bisa laku. sekarang yang penting harga murah tapi model lucu

  5. halah.. dorna takut nanti ada pabrikan lain ikutan mundur
    suzuki mending ngikutin kawasaki adem ayem atau main di WSBK

  6. Bukan masalah korelasi balap n jualan, masalah di sujuki produknya tidak membuat konsumen berselera, ????

  7. Jadi pelajaran pentingnya kolaborasi, contoh ada masalah seperti ini, jika suzuki mau bisa konsul dulu dengan pihak motogp, biar dicarikan solusinya, misal dicarikan sponsor untuk menutupi kekurangan finansial

Comments are closed.