Iwanbanaran.com – Caakkk… Perlu sampeyan ketahui, diluar sana kerap terjadi perbincangan yang mengatakan bahwa SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) yang ramai dan banyak pengendara mengantre memiliki kualitas bahan bakar lebih bagus. Yup, menurut info yang beredar hal ini kerap menjadi acuan bagi pengendara mobil atau motor dalam menilai kualitas bahan bakar yang tersedia. Menariknya pakde, ternyata perkara tersebut merupakan sebuah fakta yang dijelaskan langsung oleh ahlinya. Penasaran ? intip detilnya dibawah ini…
Fakta tersebut dijelaskan oleh Tri Yuswidjajanto Zaenuri selaku Ahli Konversi Energi Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB). Doi membeberkan bahwa semakin ramai SPBU maka pengisian ulang tangki penyimpanan akan sering dilakukan dan efeknya volume bahan bakar yang baru akan lebih banyak. Artinya cak, bahan bakar alias BBM yang ada di tangki penyimpanan SPBU tidak mengendap dalam jangka waktu yang lama…
“Semakin ramai SPBU berarti turn over bahan bakar dari dalam tangki penyimpanan lebih tinggi. Bahan bakar di dalam tangki penyimpanan lebih sering keluar dan diisi yang baru ketimbang SPBU yang sepi,” Tri Yuswidjajanto Zaenuri.
Zaenuri juga menerangkan bahwa bahan bakar mengendap lama memiliki potensi membentuk endapan dari unsur gum aditif bahan bakar. Endapan tersebut dapat menimbulkan masalah bagi sistem saluran bahan bakar pada kendaraan bahkan impeler fuel pump berbahan tembaga pun dapat mudah macet dan korosi karena unsur kimia tersebut. Bukan cuma itu pakde, unsur gum aditif juga berpotensi menyasar injector sehingga bisa mampet karena residu endapan yang menumpuk…
“Endapan gum muncul dari bahan bakar itu sendiri, beda dengan lapisan air yang terbentuk dari faktor eksternal karena kondensasi udara. Jika masuk ke tangki bahan bakar mobil bisa menjadi masalah sistem saluran bahan bakar. Kalau sistem saluran bahan bakar terganggu jelas mobil bisa mogok mendadak, bahkan sulit menyala,” tambahnya.
Sementara itu pakde, berbanding terbalik dengan fakta diatas karena dikalangan masyarakat masih beredar ‘Mitos’ yang menyebutkan bahwa SPBU yang ramai terutama banyaknya angkot yang mengantre menandakan jika SPBU tersebut tidak melakukan kecurangan. Masih ada masyarakat yang meyakini mitos tersebut karena menurut mereka para sopir angkutan umum banyak menyinggahi SPBU yang berbeda sehingga dapat membandingkan keakuratan indikator fuel saat mengisi BBM. Berita tidak benar ini ditegaskan oleh Eko Kristiawan selaku Unit Manager Communication Relations dan CSR Pertamina MOR III…
“SPBU Pertamina memiliki standar layanan yang sama. Jadi (SPBU bagus dilihat dari banyaknya angkot) adalah mitos yang beredar di masyarakat,” tutup Eko Kristiawan. Nahh, intinya cak, dari artikel ini pesan yang bisa kita ambil adalah….pilihlah SPBU yang ramai karena turn over tinggi..ngono cak…(RA iwb)
Ada juga mitos yg menyatakan bahwa SPBU mampu membuat desain sepeda motor
Minimal modifan pegawainya…
Padahal karena kita ikut mitos akhirnya malah beruntung, la kalau kita melawan mitos, trus akhirnya beli bensin yg ada gumnya gimana
Fby cukup mlipir ke bensin eceran Cak
Mueeeehehehehehee ?
wakakaakakka
Nek nang kalimantan ndak onok SPBU sepi cak, kentek’an seng Iyo ?
Kaciaaannnn…….
MuuuuUUUuuuuehehehe…..
Spbu yg kepemilikan milik pengusaha swasta bisa saja ada kecurangan kode spbunya 34.. Kecuali SPBU yg kodenya 31 milik pemerintah . Bukan Mitos.
Terus kita rela jalan muter 30-50 km buat ngisi di spbu 31? Sementara ada spbu 34 yg ok didepan mata?
halah tetap aja mau pmrnth atau swasta gak se akurat shell,,,full bisa beda 0,2-0,3 kan lumayan,,dikali sebulan,,,mending shell aja,mahal gpp tapi puas,mesin enak,tenaga lbh gurih dan gak diboongin
Kalau isi pertalite terasa kurang takarannya. Kalau isi pertamax malah sering luber dengan liter yang sama
Mitos yg paling nyata pegawai spbu motornya bisa mirip sama motor tes yaheho
Pertashop Nang ndeso ndeso akeh sing sepi loh cak
Ini keterangan ahli bahwa bbm mengendap lama hingga terbentuk gum, gak ada ukuran berapa hari/minggu?
Harusnya sbg ahli bisa berikan ukuran yg detil, jadi nggak ngambang dan muncul beda tafsir.
Beda spbu …beda lagi isian bbm
Biasa basi sumber dari ahli yg ngk ada bukti hanya berdasar mitos pengalaman katanya ,karena riset pembuktian ilmiah butuh biaya ,sdm, juga kredibilitas yg terukur …. Publikasi ilmiah jangan katanya ketetangan jika salah hanya minta maaf selesai (murah amat bikin pernyataan keterangan)