Iwanbanaran.com – Cakkk….Valentino Rossi sudah pensiun. Namun setiap opini dan pendapatnya tentu masih menarik untuk kita bahas. Apalagi jika ini menyangkut performa Yamaha yang semakin menurun walau ditahun ini berhasil menjadi juara dunia di musim ini. Tapi Rossi memiliki opini bahwa secara umum, performa Yamaha buruk. Konfirmasi ini seakan mempertegas prestasi Rossi diatas M1 yang terus menurun hingga pensiunnya. Yang mengejutkan The Doctor memberikan penegasan, ada dua poin yang membuat Yamaha dan dirinya hancur yakni…Ban dan ECU. Wwwaahh menarikk kiii ! simak penuturan Vale berikut ini…
Ketika Rossi mengendarai YZR-M1 Yamaha dengan elektronik spek Magneti Marelli dan ban Michelin, doi selalu mengeluh kurangnya masa pakai ban belakang. Jadi ban cepat habis dan ini membuat rider hanya kencang diawal setelah itu motor sulit dikendalikan. Kecuali Fabio yang dianggap sebagai special rider, hampir semua pembalap Yamaha kesulitan seperti dirinya. ” Dalam balapan aku sangat kesulitan karena setelah beberapa lap aku mengalami masalah dengan ban belakang…” serunya. Apakah ini artinya masalahnya ada pada ban ? soal ini Rossi tidak setuju. Doi menganalisa walau ban Michelin memang memiliki karakter berbeda dibandingkan Bridgestone, tapi menurutnya masalah terbesar dan biang kehancuran performa Yamaha adalah ECU…
” Aku rasa Yamaha adalah motor yang paling kehilangan performanya saat MotoGP menggunakan single ECU Magneti Marelli pada tahun 2015. Dengan elektronik Yamaha, M1 sangat seimbang dan sangat bagus, para insinyur Yamaha dapat bekerja dengan sangat baik dengan elektronik mereka untuk memperbaiki masalah apa pun yang kami miliki. Namun ketika kami menggunakan software Magneti Marelli, itu adalah langkah besar bagi kami dan motor menjadi sangat sulit untuk dikendarai. Bukan hanya traksi kontrol tapi juga karakter mesin, jadi semuanya kurang seimbang. Selama tahun-tahun berikutnya para insinyur Yamaha memiliki banyak masalah saat bekerja dengan Magneti Marelli ECU dan aku pikir ini masih menjadi masalah utama!? tegas Rossi…
Last..konfirmasi dan analisa Vale ini seakan mempertegas masalah yang dihadapi Yamaha. Termasuk juga Honda, yang seperti kehilangan sentuhan setelah mengadopsi single ECU. Motor Honda saat ini hanya bisa dikendalikan 1 rider yakni Marc Marquez sama seperti Yamaha lewat Fabio Quartararo. Yamaha pun kesulitan mengadaptasi M1 dengan spek Michelin…lengkap sudah cak. Dan yang paling diuntungkan dengan single ECU adalah Ducati sebab pabrikan Italia ini sejak awal sudah bergandengan tangan dengan Magneti Mareli ketika mengembangkan mesin Desmo. Ducati lebih berpengalaman dan inilah yang merugikan pabrikan besar Jepang diajang balap Motogp…...(iwb)
ECU buatan ir petrux ancen buosok
Eccu Pecingannn……nuduh seenaknya
Rossimin Letjen palsu gak bisa diteladani.
Skill sebatas tendangan ghoib Sepang 2015.
Yang bisa neladani cuma RCV dengan sepak lurus patahin tulang humerus bikin alien pasang selang infus Jerez 2020
Puiiihh cuihhh sok Letjen luhhh
Tetap saja Cak , dengan ecu MM …Hnd masih mengoleksi 4 jurdun
Mueeeehehehehehee ?
Hareudang..hareudang..panas..panas..panas…
Tarik mang
Omongan Rossimin kok dipercaya
Rossimin Letjen Melempem gak bisa diteladani babar blast.
Skill cuma tendangan ghoib Sepang 2015.
Cuma RCV yang bisa neladani dengan sepak lurus pematah tulang humerus bikin alien pasang selang infus Jerez 2020
Puiiihh cuihhh sok Letjen luhhh
Terus suruh percaya omongan lu yg hanya bisa bacot dan sebar brosur. Level lu cuman sebatas nasbung apalagi komen selangit soal MotoGp weleh weleh. Memuja merek jangan Ayan Akut keliatan Goblok Lu. Suka atau nggak Rossi jelas living Legend, walaupun eranya memang sdh berubah. THATS LIVE, NOTHING IS LONG LASTING
Wkwkwkwkwkkkkk life bro bukan live.
wkwkw tetep aja yg juara jepang2 jg
Udah dobel kong sama Ducati ya ttep aja magnetto merello tdk bisa bikin pebalap duca jurdun
Siapa yang berkuasa Dorna
Semua demi merk Eropa biar bisa bersaing dengan merk Jepang tapi carane gak fair
Yo.i…
Mainnya dorna kurang alus…
udah di untungkan,tapi tetap yang juara japan…Honda,Suzuki,Yamaha
Yoii..
Kembalikan ECU in house…
Bisa apa ducati…sudah dibantu DORNA dengan ECU MM saja gak bisa nganterin jurdun…
Rossi adalah biang kehancuran YFR,
Terbukti setelah ROSSI KELUAR, 2x YFR bisa jurdun
2011 dan 2021
Jurdun mah Tah Muh cunk……gopp bolo gokk Luh cunk ekkk
Rossimin Letjen palsu gak bisa diteladani.
Cuma RCV yang bisa neladani dengan sepak lurus patahin tulang humerus bikin alien pasang selang infus Jerez 2020
Puiiihh cuihhh sok Letjen luhhh
Ploduk italiano…
Pakai ECU inhouse lagi apa gak kuatir bakal ketinggalan sekebon lagi…hihihi
bakal senasib sama aprilia dan ktm itu si dukati wkkwkwkwk
Karena Yamaha ego mau membajak insinyur MM, beda dengan HRC.
Ada benarnya juga sih cak, ECU ini ibarat otak kalo di motor MotoGP, jadi kalo berganti ECU yang berbeda platform pasti engineer tim akan butuh waktu utk mempelajari dan kalibrasi ulang semua device yang ada. Memang kelebihan ada di ducati yang mengembangkan ECU ini sudah lama.
udah dari taun 2015 pake magneti marelli, tapi ducati masih saja gigit jari… sekalinya dominasi honda runtuh gegara marquez cedera, malah diambil suzuki tu jurdun, suzuki lambat malah yamaha yg naik.. ducati ini sialnya bukan main, 14 tahun berjuang cuma bisa jadi pesaing.. wkwkw
itu namanya hukum karma, dorna dikuasi ducati, hasilnya mana ?? wkwkwk
Harusnya giliran menggunakan ECU buatan japan atau menggunakan ECU buatan sendiri2 biar lebih terlihat pabrikan mana yg paling bavus dengan paket elektronik masing2 pabrikan
Maunya penonton gitu. Tapi maunya Dorna gak gitu. Hehehehe…
setuju, akhirnya jadi politik ini motogp
Eropa dibully sama pabrikan jepang kwkwkwkw
sebetulnya yang dilemahkan oleh ECU justru Honda.
dengan Magneti maka honda dipaksa mundur teknologinya 10 tahun ke belakang.
tapi inilah strategi dorna agar balapan jadi seimbang.
honda dengan ECU nya sendiri telah menjadi dominator superior balap terutama mulai era doohan. pabrikan lain hampir gak punya kesempatan dapet podium.
tapi antisipasi ECU tunggal beda cara antara honda dan yamaha.
honda langsung mboyong orang magneti marelli, yaitu Filippo Tosi.
sedangkan yamaha masih keras kepala dengan milih insinyur harus dari jepang. dan ternyata gak bisa lepas dari masalah klasik. hingga akhirnya rosi menekan yamaha untuk ambil insinyur dari luar jepang, dan akhirnya dapatlah Marco Frigerio, yang bikin ducati marah.
Politik Dorna mmng begitu..
Jgn ambil pusing mbah rossimin?
Jepang mundur aja kalo dirugikan
balapan tim Eropa lak mung Ducati, KTM,Aprilia, kuartet Jepang mundur saja
Mosok kalah suara vs 1 Italia tok
Koreksi bro di motogp jepang cuma tinggal bertiga H, S, Y. Kalo jepang mundur justru sepertinya eropa malah seneng.
Menandakan Pabrikan Eropa tidak mampu bersaing secara elektronik, terutama ECU,
apa cuma Stoner aja yang mampu kendalikan desmosedici?
sementara motor eropa lain cuma jadi badut di lintasan wkwkwkwkwk
Konspirasi Italia.
Dari dulu saia tidak suka dukatro.
Ada hal2 yang diuntungkan
Paling sahih duel epik barcelona 2008 JL vs rossi, yamaha luar biasa… Bukti klo ecu inhouse emg beda
Pabrikan Jepang jelas dirugikan,
Terutama ECU,
yg bisa hanya spesial rider. berarti beliau gak spesial
Software inhouse sangat di takuti pihak Eropa.. Tau sendiri kan Mau power full pun g bakalan ke kejar tuh pabrikan jepang kalau pakai software inhouse
Berimbaslah hingga sekarang, pabrikan jepang hampir semua tidak perform pembalapnya, hanya menonjol 1 atau 2 l, yg lain drop. Menurut ane lebih fair kalau ECU-nya yg bukan dari tim balap seperti ducati dengan Magnetti Marelli, dari situ akan terlihat, sehebat apa tim pabrikan eropa atau jepang.