Iwanbanaran.com- Cakkkk…Balapan MotoGP Silverstone, Inggris pekan lalu masih menyisakan beberapa misteri mengenai Ban Michelin yang nampak menjadi masalah bagi sebagian pembalap. Yupss pihak Michelin akhirnya buka suara mengenai banyaknya kritikan yang masuk pasca balapan Silverstone. Apa kata mereka???
Di Paruh musim kedua ini, Michelin selaku pemasok ban tunggal MotoGP sejak musim 2016 mulai dikritik oleh beberapa pembalap yang mengeluh tentang kinerja ban belakang type Medium. Sejak putaran pembuka Redbull Ring I, Austria Michelin sudah terkena semprot dari sebagian pihak lantaran kualitas ban yang mereka berikan tidak cukup baik, seperti halnya yang menimpa pada Miguel Oliveira (Redbull KTM Factory Team) dimana ban belakang miliknya terkelupas dan menyebabkan doi harus gagal finish cakk. Juga Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo Team) dan Marc Marquez (Repsol Honda Team) yang juga mengalami masalah dengan ban belakang meskipun tidak separah Oliveira….
Selanjutnya, Redbull Ring II nampak tidak ada komplain dari para pembalap dan kemudian pada balapan Silverstone. Michelin kembali menerima banyak kritikan terkait ban Medium yang mayoritas dipilih oleh para pembalap pada Race day, Minggu. Setidaknya ada tiga pembalap yang mengeluh tentang ban yakni Joan Mir (Team Suzuki Ecstar), Valentino Rossi (Petronas Yamaha SRT) dan Francesco Bagnaia [Lagi] cakkkk.
Mereka betiga sama sama menggunakan type ban yang sama Soft – Medium dalam balapan dan masalah yang mereka dapatkan juga sama yakni grip menjadi buruk ketika menjelang paruh kedua balapan (sebelum 10 lap). Hal tersebut membuat ketiga pembalap gagal bertarung untuk posisi yang lebih baik. Dan setelah menunggu hasilnya, akhirnya masalah ini diklarifikasi oleh Manajer Michelin Motorsport, Piero Taramasso.
?Aku tidak suka berbicara ketika situasi sedang memanas, karena jika ada sesuatu maka sering membuat segalanya keluar dari jalur. Secara umum, kami menyadari nilai penggunaan ban lebih tinggi pada hari Minggu daripada hari lainnya disepanjang akhir pekan, baik ban depan atau belakang. Ini yang menyebabkan anjloknya performa ban. Kami mengestimasi hal itu dimulai dari lap 10, tetapi ternyata lebih cepat karena pembalap tertentu merasakan itu setelah lima atau enam lap.? tukas Taramoso melalui Motorsport.com
Taramasso juga tak memungkiri jika karakter sirkuit Silverstone membuat ban lebih cepat aus dengan aspal baru. Terlebih musim lalu, trek ini tidak digunakan balapan sehingga Michelin harus sedikit bekerja keras untuk menemukan senyawa yang pas.
?Silverstone adalah sirkuit yang memberi tekanan besar kepada ban dan konsistensi performa selalu jadi salah satu kesulitan yang mesti dihadapi. Kami belum pernah berada di trek ini selama dua tahun dan kami kembali dengan aspal yang baru saja diperkenalkan tahun lalu, di mana kami belum punya kesempatan melakukan tes di sini…
“Penggunaan (ban) type ini, dalam beberapa kasus juga sedikit berbeda, kami menemukan masalah dengan beberapa pembalap sedangkan lainnya tidak. Itu tidak berhubungan dengan tipe motor, karena enam pabrikan hadir di posisi teratas. Sudah jelas bahwa kami harus memperbaiki terkait aspek yang bisa diprediksi dalam balapan, seperti perubahan temperature, pace yang lebih cepat ataupun lambat,”
“Kami harus bekerja lebih baik terutama dalam FP4, ketika berada dengan kondisi bensin penuh dan melakukan lap sebanyak mungkin secara berkesinambungan. Kami tahu tidak mudah karena waktu (FP4) singkat, tetapi kami punya ide untuk memperbaiki aspek ini dan menghindari pilihan yang salah,”
“Itu adalah hasil penilaian awal yang bisa kami lakukan, tetapi kami akan lanjutkan penyelidikan untuk memahami penyebab yang muncul dalam situasi ini. Ada banyak hal yang mesti dikontrol. Ditambah lagi, tim-tim banyak membantu kami karena mereka juga menyiapkan data untuk kami. Ketika mereka mempunyai gagasan yang jelas, tentu kami akan memberi jawaban kepada pembalap yang meminta penjelasan dan kami ingin memberi mereka data yang obyektif,” terang Taramoso
Sementara itu, dengan kejadian ini banyak pihak yang menyebutkan adanya ‘ban ghoib’ dimana masalah yang terjadi justru hinggap kepada rival terdekat Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha MotoGP). Doi memakai type ban yang sama namun tidak merasakan masalah sama sekali dibandingkan pembalap lain cakkk. Apakah ada hubungan dengan kesamaan negara sehingga Quartararo lebih diuntungkan dan Apa kata Taramoso??
“Ketika terjadi hal-hal seperti itu, selalu muncul banyak fantasi di paddock, seperti Fabio Quartararo tidak mengalami masalah tersebut karena ia dari Prancis dan ban miliknya selalu baik-baik saja. Mustahil mendukung satu pembalap saja atau membenci lainnya karena selama musim berjalan, ada ‘lotre’ dan ban diberikan kepada pembalap secara acak,” tutup Taramoso….(CB iwb)
Iyalah…gak ada hal kayak gt..pas fair, pasti adil..gak ada konspirasi wahyudi
Tapi…..
Emang pasti hal kayak gt gak ada??
Emang pasti ngga??
Siapa berani jamin?
Intinya juara ghaib. Juara halu. Gak sah. Juara random, bedjo, untung-untungan. Gak based on kerja n usaha. Dikasihani, dapet HIBAHHH
Puiihhhhh sok iye cuh luh
Jomblkkkk
Kalau yang juara bukan si mar pasti ada kontrasepsi biar juara
Jelas banget si taro pake ban ghoib dan pembalap lain yg pernah juara seri di sebuah sirkuit tahun lalu dikerjain sama ban, kayak Oliveira di Portugal dan Styria..
Miller aja 2x beruntun menang balap besokannya langsung mendem…
Pecco yg klasemen urutan 2 langsung di kasih ban vulkanisiran…
Anehnya ya di Silverstone kemaren…masa yg lain yg pake soft udh keteteran 10 lpa akhir lho kok taro yg juga pake soft malah makin kenceng…
Fuck MotoGP…udh males nonton nya ..mending nonton Liga Inggris ada Ronaldo
Fix…main licik!!!! Teman senegara lebih di prioritaskan!!