Iwanbanaran.com – Cakkk…..akhirnya Maverick Vinales mulai berpikir realistis. Doi mulai berpikir maju untuk tidak terus protes perihal kelemahan Yamaha M1. Sebab menurutnya semakin doi fokus pada titik lemah motor, disitulah balapan malah ora karu-karuan. Jadi lek boso kasarnya….wis nyerah cak, bendera putih. Konfirmasi ini dilayangkan Maverick Vinales via Motorsport pasca race Aragon. Waahhhh….lelah juga doi cak !
Maverick Vinales sukses menjadi pembalap terbaik Yamaha pada race Aragon. Walau demikian doi hanya mampu nangkring diposisi 4 kendati sebelumnya begitu cemerlang pada sesi latihan bebas dan juga kualifikasi. Biang kerok race pace terganggu menurutnya adalah keausan ban. Yup….Keausan dan traksi ban telah menjadi masalah khas Yamaha dalam beberapa tahun terakhir, dan Vinales mencatat setiap kali dia fokus pada peningkatan titik lemah motor “kami tidak membuat balapan yang baik”…..
Alhasil, fokus penuhnya sekarang adalah memaksimalkan kekuatan utama M1 pada kecepatan menikung dan stabilitas front-end. Doi ogah lagi menuntut perbaikan pada masalah utama Yamaha yakni ban yang cepat aus….
“Kami mengerti sekarang….kami tidak perlu membuat titik lemah kami selesai masalahnya, tetapi gimana memperkuat kekuatan kami menjadi lebih kuat lagi. Jadi, kami akan bekerja pada kekuatan utama Yamaha di trek lalu melihat apakah balapan berikutnya aku bisa start didepan, mendorong motor sekencang mungkin dan memiliki ritme yang lebih cepat. Karena menurutku, setiap kali kami mencoba memperbaiki kelemahan motor justru balapan tidak berjalan sesuai harapan…..
?Jadi kami perlu fokus pada DNA Yamaha. Kami akan berusaha memperkuat poin-poin kuat yang kita miliki, yaitu kecepatan menikung dan kestabilan diarea depan. Kami perlu bekerja lebih banyak di bagian depan agar aku lebih percaya diri lalu meningkatkan kecepatan menikung. Ini satu-satunya cara kami bisa melaju lebih kencang. Jika kami berkonsentrasi untuk menemukan lebih banyak traksi ban belakang cukup sulit sebab bisa jadi butuh tiga tahun lebih…” seru Maverick Vinales. Terus apa kekuatan terbesar Yamaha ?
“ Cornering speed. Kami akan berkonsentrasi di depan, mencoba lebih kencang, mendapatkan lebih banyak kecepatan tikungan dan melihat apakah waktunya lebih baik atau tidak. Masalahnya adalah pada satu lap, motor kami sangat fantastis namun setelahnya tidak bisa ditebak. Dan sekarang kami perlu meningkatkan kecepatan karena kompetitor juga meningkat. Seperti balapan kemarin aku berharap Joan Mir melakukan kesalahan. Tapi ternyata tidak karena dia bisa mengendalikan semuanya. Sisi positifnya aku sudah mencoba dan memiliki sesuatu pada lap terakhir….” tutup Vinales…(iwb)
Hilang arah kayaknya???
Balik nanti ke Satellite Sijuki..
M1 tetaplah M1 dengan segala kelebihan dan banyak kekurangannya…
Yg salah bukan M1’nya, tapi salah MV12..
SALAH PILIH TIM
????
Membuat motor nyaman
Pembalap apa tuh cakkkk, nunggu pembalap lain buat kesalahan baru bisa menang…
Kmarin aja menamg sekali karena Hibah ???
Nunggu podium hibah,berharap mir lakukan kesalahan.ckckck
Jawaban jujur dari MV tapi sayang pendukungnya g sadar diri. Junjungannya harap hibah dari Mir
ini nih Vinales yg sebenernya.
doi karakternya memang seperti ini seharusnya.
karna selama ini ia terlalu denger keluhan kesah Rossi.
ingan vinales di suzuki? gsx rr keluaran pertama tidak sebaik skrng, tpi doi bisa bawa gsx-rr didepan tanpa banyak mengeluh.
ingat tahun pertama Vinales diyamaha? doi juga bisa ngasih perlawanan, & berada didepan.
Inget bgt saya waktu aleix masih disuzuki, vinales pernah salah mencet power/tc button, malah pencet mapping, sering salah, tp ttp bs optimis di sisa musim, pdhl di tim underdog, sy yakin klo org di sekitar ny mendukung , mack ini sebenerny bs dominan
*pitlane mode, sorry typo
yoii bro sependapat. lingkungan vinales skrng kurang mendukung. pressure didalam team ini kuat. dari atas dituntut menang secepatnya, dari samping keluh kesah Vr46 yg menuntut perubahan karakter m1 bikin vinales bimbang.
padahal selama geber gsx-rr & tahun pertama nunggangi yzr-m1 doi jarang ngeluh. juga bisa bersaing dengan marc.
tpi yg sangat disayangkan sebenernya doi meninggalkan team Suzuki. team yg santuy mengembangkan bakat pembalap, dan membangun team juara. sedangkan diteam yamaha adalah team juara yg dituntut untuk menang. mungkin sisi positifnya gaji doi di yamaha lebih besar.
Sejak pindah ke garputala, tambah ga jelas, tambah tengil setelah gaji gede. Inget ucapannya ni bocah sewaktu mau pindah:
“aku hanya bisa finish diposisi ke 5 di suzuki dan Yamaha 1-2. Sulit untuk tidak memikirkan”
Ya sekarang tinggal menuai apa yg ditanam, ingat Brivio dan Suzuki ga kehilangan, Rins Mir bisa lebih dari Vinales sekarang
tenang vin, emang semua motor yamaha bikin setrezzz. problemnya macam hantu, gak bisa ditebak, ujug2 konslet, ujug2 jatoh, ujug2 ban habis. suatu kenyataan bahwa pabrikmu bener2 gak becus bikin motor balap yg konsisten dan kuat di segala kondisi.
tuh liat juniormu si quarto juga setrez berat gak tahu masalahnya ada dimana. bahkan seniormu si engkong dibunuh skil balapnya, bola bali ndlosor.
Ngoahahahahaaaa..
siapa suruh pindah di pabrikan keonggg
ngurus tekanan ban aja gak becus, rem aja kualitas KW, apalagi klep-nyaaa…
Wkwkwkwk
Mana nih sales yang suka bilang, Hodna suram
Honda bukan suram tapi mbahe suram
Mungkin mereka MALU om karena ridernya sendiri mengakui bahwa butuh 3 thn lebih buat benahin mslh yang ada. Makanya mereka hanya harap hibah dari rider” lain termasuk Mir.
Y surraammm
Yang paling kocak itu waktu MV12 Komen ingin buang motor nya ke tempat sampah hahahaha….
Maafya bukan menjelekan, penyakit area ban sampe ke matic mio diturunkan, teringat dulu mio sporty teman kalau jalan di depan saya, ban nya geol2, ngeri ngeri geli lihat ban belakangnya, semoga yamaha bisa mengatasinya tahun ini, kalau are ban sudah beres saya yakin yamahan akan juara dunia lagi
Kui laher(bearing) nya cak minta ganti, saya pernah piara nvl bekas 2014 setahun aman aman aja, cuma saya ga bakal belain itu motor olinya buoros sebulan sekali ganti 🙂
3c1 kualitas bagus malah diganti 1pa downgrade abis – abisan. blok 2pv pun belum bisa menyamai kualitas 3c1
sya pake ninja r 6 tahun baru ganti ban, kampas rem, girset, aki, cairan2…. yg lain kagak ada yg ganti dan bermasalah…kok bisa ya? padahal motor murah, under 30 juta tahun 2014
Lempar anduk putih ke lintasan…
ketika pabrikan lain sudah makin baik performanya, yamaha malah masih ubleg2 masalah itu2 aja. gas poooolll …. pruothooooollll.
Pindah yamaha golek gaji gede, gak ngerti apa yamaha banyak masalah sampe di masspronya.
Vampir oli, ban geol, lemot, ngebul, boros ?
Udah lah…
Yang salah bukan motor nya..
Yang salah pembalap yamaha nggak ada yg konsisten…
Pantang ditikung,abis itu melorot…
Rider yang terlunta lunta
Gak tau arah yg dituju
??
DNA semakin di depan….JARENEEEEE!!!
Nyesal toh keluar dari suzuki? ???
Penting suzukinya ga nyesal pak dhe, hehehe. Dia sama Taro semakain tertekan batinnya saya jamin. Ga tenang kalo tiap race dikuntit honda apalagi suzuki.
Belum tau chassis paling seksi siap diajak gaya apa aja , nikung , lurus atas bawah kanan kiri serong siap.
mental tempe
Faktanya sisa beberapa race lagi, kondisi motor ga karuan campur baur sama perasaan. Wes dah dijamin ndredeg sampe lutut.
Sampe akhirnya ada ucapan dari dia
“lebih enak waktu di suzuki dan berharap bisa balik’
Tapi suzuki bilang
“maaf, rins mir lebih loyal dan lebih tulus dari kowe vin, ga terima mantan matre”
Dulu Rosi bilang tetap di Suzuki biar jadi legenda, eh malah pengen cepet jadi juara katanya. Hasilnya???
Duh lelah.., tolong kembalikan kecerdikan Jeremy bergies dan tangan besi David Brivio ketika di garasi Yamaha.
Jangan sampai ada kata Yamaha sulit mengikuti perkembangan teknologi di MotoGP. Kasihan rider2 nya
yamaha duitnya seret, motor penyakitan menahun ga sembuh2
obatnya cukup fanboy akut biar serasa motor juara dunia ?
busyet Vinales dan Yamaha di buli…..fansboy mana yach yg mbuli?……untuk maspro klas 150..tetap GSX150R yang tercepat…..
Kesian..kasi bir sama laptop buat baca komen sanjungan FB militan buta. Ntar kalau dah kebas kepalanya bisa agak nyenyak tidurmu kawan. GWS NenkVina.