Iwanbanaran.com – Cakkkk?.siapa nggak kenal Honda Air Blade. Motor yang cukup terkenal di negara-negara Asia tenggara ini lumayan menjadi favorit dikelas 150cc. Honda Air Blade 150 sendiri dipasarkan di Vietnam, Thailand dan juga Philipina. Pertanyaannya?.kenapa AHM nggak memasarkan di Indonesia. Apakah AHM siapkan Air Blade 150 untuk ganggu Yamaha Aerox dimasa depan? pertanyaan tersebut langsung IWB tanyakan pada pejabat tinggi PT AHM yakni pak Thomas Wijaya (Marketing Director PT AHM), dan berikut jawabannya…
Seperti yang sampeyan tahu secara resmi Honda Vietnam meluncurkan generasi ke-5 Honda Air Blade per tanggal 15 Desember 2019. Tidak seperti masa lalu yang hanya memiliki satu varian yakni 125CC kemunculan new Airblade 2020 juga menjadi pertanda kelahiran penting varian di atasnya yakni 150 cc. Jadi seperti di tanah air lewat Vario series maka Honda air Blade di Vietnam ini memiliki 2 varian sekaligus yaitu 125CC serta 150cc. Pertanyaannya….generasi terbaru ini mungkinkah dibawa AHM ketanah air sebagai lawan Yamaha Aerox 155? berikut hasil interview singkat IWB…
IWB : Pak Thomas, Apakah AHM nggak tertarik meracik skutik 150cc tapi bukan flat deck ?
Pak Thomas : Seperti apa mz ?
IWB : Seperti Air Blade Vietnam contohnya? apakah nggak tertarik untuk membawa motor tersebut ke Indonesia untuk mengisi pasar direntang 23-27 jutaan. Posisi yang sekarang diisi Yamaha Aerox 155 karena Honda masih kosong? disana ? direntang motor yang suka dengan stylist ketimbang fungsi?
Pak Thomas : Tentang stylist ada kemungkinan tapi porsi kecil. Kalau dari pengamatan kita konsumen direntang tersebut mayoritas masih ke functionality. Akhirnya konsumen yang 150cc langsung ke PCX sebagai perwakilan non flat deck
IWB : Apakah Vario 125 belum cukup sebagai representatif untuk functionality?
Pak Thomas : Tetap punya pasar sendiri (125 vs 150cc)
IWB : Emang sekarang kalau digabung penjualan Vario 125 dan Vario 150 perbulan berapa ?
Pak Thomas : Pada kondisi normal tidak pandemic Vario series terjual 80-90 ribu unit perbulan.
IWB : Lho banyak banget ya ternyata ?
Pak Thomas : Itu kondisi normal ya, kalau pas pandemic turun setengahnya (tersenyum)
IWB : Apakah ini artinya AHM belum tertarik bawa Air Blade 150 ke Indonesia ?
Pak Thomas : Belum sih….belum ada kearah sana. Kan sudah ada PCX (tertawa)
Yess clear sudah cak. Dengan penjualan yang mencengangkan untuk Vario nggak kaget AHM enggan memasarkan segmen yang malah jadi tumpang tindih. Walau artikel masa lalu sebenarnya sudah IWB jabarkan Air Blade kecil kemungkinan dipasarkan ditanah air tentu setelah mendapatkan jawaban jelas dari pejabat tinggi AHM makin gamblang. Disini IWB melihat AHM sepertinya menganggap Aerox 155 bukanlah ancaman sehingga mereka lebih fokus pada market yang hot yakni maxi skuter. Nggak berlebihan cak analisa ini karena terakhir data penjualan AISI 2 tahun lalu mencatat penjualan Aerox hanya berkisar 8-12 ribu unit perbulan. Kuwi dulu dan sekarang diperkirakan semakin turun….
Last?.dengan jawaban tersebut diatas bisa IWB pastikan bahwa AHM tidak ada niat mendatangkan Honda Air Blade 150 ketanah air. Analisa ini selaras dengan fakta dilapangan bahwa pabrikan grup Astra tidak terendus sama sekali memiliki rencana dengan Honda Air Blade 150. Nahhh jadi kalau sampeyan salah satu biker yang memang nunggu Honda Air Blade 150, buang jauh-jauh soale negatif cak?okrekkk…(iwb)
Seharusnya kesempatan ini diperhatikan oleh Suzuki, plissss reborn Skywave 125 dan jangan pakai nama Hayate. Tentunya dengan fitur kekinian misal 2 versi macam Vario ada 125 dan 150cc, kemudian lampu-lampu wajib LED (sukur-sukur ada proyektor) tetap dual keen eyes, injeksi, bagasi luas, dek boleh tapi kalau bisa agak rata hehe, shock belakang tetap dobel, usb charge (penting gak penting), side stand switch seperti yg sudah ada, start stop system dah itu aja, oiya modelnya jangan melenceng terlalu jauh.
Buat apa cak,???
memang betul vario150 saja masih jauh 3x lipat aerox?
Tinggal pcx dan supra150 pr nya honda…
Lucu liat komentar para lover dan hater masing2 brand…kira kira nyadar nggak bahwa tetep aja kita-kita yv akan ngebeli produk mereka dan merekalah yg tetep dapat keuntungannya…kita-kita hanya sbg pemakai yg saling keroyok karena fanatik yg membuta….seandainya lbh obyekyif dan tahu produk secara teknis dan penampilan kayaknya produk yg sdh lama ada juga 11-12 tdk ada yg lbh baik dengan harga jual yg lbh mahal karena margin yg diambil juga masih tinggi sehingga mau tidak mau harga jualnya juga terkerek lumayan hingga saat dijual kembali anjlook yg semakin dalem…sebagai konsumen sdh selayaknya kita juga nyadar mari kita tinggalkan produk yg kurang menguntungkan buat kita karena hampir semua produk otomotif membuat kita pemakai hanya sebagai pemakai beda dengan jaman dulu meski secara teknologi sdh berkembang sangat jauuh tapi teknologi sekarang membuat kita hanya sebagai pemakai selebih harus selalu ke bengkel bahkan untuk sekedar ganti oli maupun ganti busi atas nama garansi hangus selain itu juga sang desainer juga mendesain tampilan yg menarik utk mata sementara sebagai penggunan tugasnya hanya tancep kunci start dan berangkaaat tak ubahnya sepeda motor yg kaya judul-judul buku dengan ahiran “for dummy”.
Semoga saya kliru dan salah karena saya manusia yg masih “for dummy” ????