Iwanbanaran.com – Caakkk…Duta besar Aprilia, Max Biaggi baru baru ini kembali turun track dengan menggeber Aprilia RSV4 X, ternyata oh ternyata doi masih bisa cepat diatas Motor tersebut dengan uusianya yang telah menginjak angka 48 Tahun. Wahhh sangarr ikiii cakkk…

Meski jarang terekspos dari beberapa media, Juara dunia dua kali World Superbike, Max Biaggi nyatanya masih bisa membuat kejutan ketika turun ke lintasan dengan Aprilia RSV4 X. Akhir pekan kemarin The Roman Emperor kembali mendapat kesempatan untuk menguji motor 225 hp tersebut selama tiga hari berturut turut di sirkuit Sepang, Malaysia, doi ambil bagian dari serangkaian promosi Aprilia sekaligus menemani customer VIP Aprilia dari Asia + Oseania, mengendarai Aprilia RSV4 X bukanlah pertama kali baginya, sebelumnya doi telah menguji motor tersebut dalam acara Aprilia Day yang juga diikuti oleh beberapa rider dunia seperti Andrea Iannone (Aprilia Racing Team Gresini) pada bulan September musim lalu.

Meski dalam acara ini fokus utama tidak mengacu pada kinerja Max Biaggi, namun siapa sangka doi justru bisa melesat dengan Laptime di kisaran 2.04 Tinggi. Yupp cakkk dikutip Corsedimoto, beberapa orang yang hadir di sirkuit Sepang mengatakan jika ia mampu menyelesaikan best lap di angka 2.04 dan dari total 160 Lap yang telah ia tempuh, secara keseluruhan pace rata rata yang dicetak Biaggi adalah konstan di angka 2.05 seperti yang ia ungkapkan sendiri..

iklan iwb

“Aku tidak menyembunyikan hal itu bahwa aku masih bisa cepat, aku beberapa kali melakukan putaran lap 2’05, tetapi aku hanya punya satu jenis ban Pirelli dimana aku merasa tidak cukup nyaman.” Tukas Biaggi.

Ban yang dimaksud Biaggi adalah Pirelli Spec FIM Endurance World Championship atau lebih familiarnya kita sebut EWC, sama persis seperti yang dipakai Juara dunia EWC 2019 WeBike SRC Kawasaki ketika menjalani Putaran kedua Sepang 8 Hours bulan Desember lalu.

Nah…Event ini nampaknya sudah direncanakan dengan baik, sekaligus mempercayai penuh Max Biaggi guna mendapatkan banyak Feedback pakdeee, baik untuk Pirelli ataupun pihak Aprilia sendiri, dimana hal tersebut sangat penting untuk membenahi performa dan kualitas masing masing brand. Apalagi Biaggi sudah tidak asing lagi dengan Motor Aprilia Versi masal dengan kombinasi ban Pirelli yang telah mengantarkan dirinya meraih dua gelar Juara dunia World Superbike pada tahun 2010 dan 2012.

Oke cakkk, Jika kita kupas sedikit kira kira lap time Biaggi dengan rata rata 2.05 dan best time 2.04 Tinggi apakah terbilang ‘kompetitif’???

Di atas Motor Aprilia RSV 4X lengkap dengan Aero Fairing ala ala MotoGP yang notabenya memiliki potensi satu tingkat dibawah motor World Superbike pada umumnya. Dari sudut pandang tertentu kita coba bandingkan dengan referensi dari Event Sepang 8 Hours. Sebagai contoh Sepang Racing Team dengan R1nya plus kombinasi ban Bridgestones, lewat Franco Morbidelli berhasil menetapkan waktu 2 Menit 03.907 Detik dalam Qualifiying dan 2 Menit 04.647 Detik dalam Top 10 Trial. Nahh sampeyan bisa bandingkan dari sana pakdee dan bisa disimpulkan bahwa Max Biaggi masih cukup kompetitif jika menengok diusianya yang tidak muda lagi..

Last…So pendapatnya sampeyan piyee cakk? Apakah Biaggi masih layak andai suatu saat nanti doi mendapatkan kesempatan untuk kembali membalap dan turun sebagai Wildcard dikejuaraan lokal seperti CIV Superbike?? Untuk sementara kita tidak menyebutkan World Superbike karena Aprilia memutuskan mundur sejak akhir tahun 2018….(Cc for iwb)

12 COMMENTS

  1. Bila saja ketika itu mental Biaggi cukup kuat mengimbangi serangan microphone si tua bangka dengan dukungan fans buta-nya, niscaya si teman uccio tidak ada apa2nya dibanding Biaggi.

    • disircuit biaggi juga kalah kok tong padhal biagii sudah pake sikut biar rossi keluar gravel tapi tetap saja rosii yang juara 1

  2. Biaggi itu berbakat. Ketika rata2 alien memulai balap di usia dini, biaggi sangat terlambat memulai racing di usia belasan. Bahkan meski terlambat, dia sanggup merepotkan pembalap top di team top pula. Seandainya dia memulai racing di usia belia mungkin ceritanya lain,

Comments are closed.