Iwanbanaran.com – Cakkk…dibalik Comebacknya Johann Zarco dengan LCR Honda Team Idemitsu menyisakan banyak perbincangan menarik oleh kebanyakan orang. Ternyata Zarco benar benar merindukan race sejak pemecatannya dari Redbull KTM Factory Team sejak putaran keempat belas MotoGP Aragon, Spanyol akhir bulan September lalu oleh sebab itulah ia menerima tawaran dari LCR Honda untuk tampil ditiga seri akhir musim ini. Target yang dipatok Zarco ora tanggung tanggung cakkk doi langsung menargetkan bisa finish di sepuluh besar. Sayang, target tersebut tidak tercapai karena doi justru finish ke 13 dengan gap mencapai 26 detik dari Marc. Waduhh njur kepriye??
Keputusan Johann Zarco dalam menentukan masa depannya sangatlah rumit pakdeee, kontrak yang awalnya tertanda tangani selama 2 musim dan berlaku hingga akhir tahun 2020, akhirnya diputus sendiri olehnya dan lebih memilih berpetualang dengan KTM Hingga akhir musim 2019 saja. Tapi Pihak KTM Justru membuat keputusan lain dengan memecatnya sebagai rider reguler pasca melalui 13 Seri yang telah bergulir musim ini, yupss cakk…KTM tidak ingin melihat Zarco yang sudah mentok dan bersusah payah diatas RC-16 sehingga bisa membahayakan diri Zarco sendiri dan berimbas kepada Tim Redbull KTM Factory. Tapi kabar baiknya, KTM telah berjanji untuk terus mensupport Zarco sampai masa kontraknya habis yaitu akhir musim 2019.
Dalam masa masa itu, Zarco tentu sangat frustasi cakkk. Hingga akhirnya peluang besar datang ketika Takaaki Nakagami (LCR Honda Team Idemitsu) mengalami cedera serius terhadap bahunya pasca insiden yang terjadi pada putaran ke delapan MotoGP Assen, Belanda. Dimana kala itu Nakagami terhantam keras oleh Valentino Rossi (Monster Energy Yamaha MotoGP) ketika race day.
Boss LCR Honda, Luccio Checinello akhirnya memutar otak untuk memilih siapa rider yang paling ideal untuk menggantikan posisi Takaaki Nakagami, dengan gerak Cepat ia langsung menawarkan kontrak selama tiga Seri dimulai dari Phillip Island, Sepang dan berakhir di sirkuit Valencia. Zarcopun tidak menyia-nyiakan peluang emas tersebut dan sepakat untuk menunggangi Honda RC213V versi 2018 di sisa race musim ini.
Unsurprisingly, @JohannZarco1 is keen to get going! ?
The Frenchman gets his first taste of the @lcr_team Honda as FP1 begins! ?#AustralianGP ?? pic.twitter.com/mZvJK7VMnN
— MotoGP? ?? (@MotoGP) October 24, 2019
?Aku sangat senang berada disini (Phillip Island,) MotoGP nampak seperti menjadi bab tertutup bagiku, sekarang aku memiliki kesempatan ini. Honda adalah motor baru bagiku, aku akan mengendarainya untuk pertama kali disini dan akan berusaha melakukan yang terbaik.” Tukas Zarco…
Ia juga menceritakan beberapa hal yang telah ia alami sejauh ini dan juga menceritakan masa depannya yang belum tentu akan berada di kelas MotoGP, ia mencoba mengalihkan fokusnya untuk menjadi rider reguler Moto2 lagi.
?Itu Bukan hal yang terbaik untuk rehat telalu lama (Sejak Misano) Rasanya Aneh bagiku, menonton dari TV dirumah dan melihat rider lain membalap dan ini belum pernah terjadi padaku sebelumnya. Untungnya, aku tidak pernah mengalami cedera yang memaksaku absen dalam race. Itu semua membantu untuk memahami bahwa aku ingin membalap lagi dan atas hal inilah, mengapa aku bisa cepat menerima kesempatan untuk bergabung dengan LCR Honda, bahkan jika itu akan berisiko….
” Masa depanku sangat intens, aku tidak ingin menipu diri sendiri. Sekarang Aku telah menerima tawaran LCR, karena ini adalah cara terbaik untuk bisa kembali membalap, aku tidak menyangkal jika telah berbicara dengan beberapa tim Moto2 terkait musim 2020 nanti. Dan Aku ingin menjadi pembalap terbaik, jadi aku harus terus membalap walaupun dikelas Moto2, itu bisa mempertahankan level tertinggiku. Lihatlah Quartararo, yang datang dari Moto2 menuju MotoGP dan terbukti kompetitif. Seperti yang kukatakan, Moto2 bisa menjadi kesempatan untuk membuktikan diri.” tukasnya…
Zarco akan menjalani debut pertamanya bersama RC213V dan ia tidak gentar dengan tantangan barunya…
?Aku tidak takut dengan petualangan ini, karena aku harus beradaptasi dengan motor Honda dan membuktikan jika aku masih kompetitif atau jika tidak maka tidak ada tempat lagi bagiku di kelas MotoGP. Aku dapat mengatakan itu, karena secara fisik aku bisa melakukan hal yang jauh lebih baik dari bulan September. Aku juga sadar bahwa LCR Honda bisa bersaing didepan. Jadi aku ingin mencoba dan menargetkan sepuluh besar.” Tutup Zarco…
Sayang, target Zarco meleset. Pembalap Perancis ini hanya mampu finish ke 13 dengan gap yang terlalu jauh dari Marquez yakni 26 detik. Walau raihan Zarco lebih baik dibandingkan Lorenzo, Zarco tetap merasa kurang puas. ” Aku minta maaf pada Alberto karena ada dua pembalap Honda dibelakang salah satunya aku. Tapi Puig menyuruhku santai dan menikmati balapan karena didua balapan terakhir akan berbeda khususnya Malaysia…” serunya. Apalah Zarco puas finish didepan Lorenzo ?
“ Penting untuk berada di depan Jorge, tetapi bagiku, yang paling penting adalah memiliki jarak yang lebih sedikit dengan Marc. Bagiku jarak 26 detik di akhir race terlalu banyak (Dengan Marc). Aku akan lebih puas jika bisa 16 detik dan masuk sepuluh besar. Yang pasti aku harus belajar lagi dengan motor ini, meraih rasa percaya diri untuk bertarung dengan kecepatan 300 km/jam. Honda memberi tahuku untuk tidak berkhayal tentang masa depan, so…ikut race dan nikmati. So…aku sudah mendapatkan beberapa opsi untuk masa depanku, berbicara dengan tim lain di Moto2. Kenapa tidak?..” tutupnya….
Last…dengan seluruh penuturan Zarco sepertinya peluang doi untuk bergabung dengan Honda memang tipis. Mungkin karena semua seat sudah terisi penuh dan target HRC pastinya jauh lebih tinggi jika ingin bergabung dengan mereka. Dengan kata lain memang tidak mudah meruntuhkan hati Honda cak….semangat Zarcooooo…..(Cc for iwb)
wew… duhur dulu ah…
“Hingga akhirnya peluang besar datang ketika Takaaki Nakagami (LCR Honda Team Idemitsu) mengalami cedera serius terhadap bahunya pasca insiden yang terjadi pada putaran ke delapan MotoGP Assen, Belanda. Dimana kala itu Nakagami terhantam keras oleh Valentino Rossi (Monster Energy Yamaha MotoGP) ketika race day.”
Untung yg nabrak Rossi klo kebalikannya bisa perang microphone lagi tuh.
Klo Rossi yg ditabrak, jelas yg nabrak yg salah.
Klo Rossi yg nabrak, yg salah yg ditabrak.
Klo Rossi menang, Rossi yg hebat.
Klo Rossi kalah, motornya yg salah.
Pokoknya Rossi harus selalu benar….
Kenapa jadi ke Rossi? ???
Mungkin maksudnya rossi silalahi?
? Dah seperti mak” Bwa metik dong si Mbah 46 ?
Bahas Zarco Kok Jadi Ke Rossi ??
Banyakan MAKAN AMPAS USUS KAUU !!!
Kata Fby MotoGP g mnarik krn Marq biang keladiny… Trllu mndominasi.
Pdhl mreka g mw brcermin klw sbtulny biang keladi g kompetitifny MotoGP krn brhentiny regenerasi d MotoGP… Krn 1 pmbalap mk bakat2 alien muda layu & mandeg, cm nelan ludah gagal mnjajal kmmpuan Marq dg ksempatan yg layak.
Wah naik rcv ya p13 coba naik m1, bakal podium 1 nih zarco klo naik m1
tetap semangat
Jozz
Kucluk tukar guling dg JL bs…
Ato bs jd Kucluk naik k factory & JL d gnti Zarco ?
Fabio sklipun stlh msim dpan brakhir jk d tarik HRC plg y psti ho oh… ??
Kucluk ki ws pembalape haerse kang, ra ditarik ng repsol ayake pekewuh karo castrol, Repsol karo castrol podo” mbatheni kanggo tim.. ?
Lumayan buat debut finish di pont zona
punya cita cita jadi jurdun motgp tapi sikapnya sama skali ga mencerminkan jurdun..
di era motogp 4tak skrg ini liat apa yg dilakukan stoner rossi marq, mereka tu bukan sekedar bermimpi mendapat motor yg proper tapi berusaha keraa gmn caranya bisa membangun sebuah motor yg klop di mereka..
liat apa yg rossi buat merubah yamaha yg dulu bukan apa apa bisa jadi jurdun, liat stoner saat yg lain kepayahan dgn ducati dia beradaptasi dgn motor sampai bisa jurdun bukannya menyerah, liat apa yg marq buat utk honda dia beradaptasi dgn motornya sebelum kemudian dia membangun motor yg “dia banget”
juara dunia itu seperti itu pak zarco, tapi apa yg anda tampilkn sungguh betul betul mental peyek..
katanya profesional tapi kelakuan kalah kalah pembalap kampung
Ngelamar kerja aja bro jd motivator zarco
Jgn lupakan paduka Hohe. Wkt di 2008 dia jumpalitan krn make mtr murni hasil kembangan Rossi. Sering2 jatuh. Trus 2009 mulai jg ikut ngembangin mtr n mulai berkembang. Rossi ga suka soal ini makanya 2010 ga nyaman n 2011 menutuskan pke pabrikan lain. Lihat 2010 hasilnya sampe bbrp thn berikutnya, Hohe sgt nyaman di atas mtr yg dikembangkannya. Kekurangannya cm satu yakni saking cepetnya ni org sampe sering ngaci sendiri tak terkejar. Utk tontonan jd kurg menarik makanya minim sponsor. Makanya wkt Vale blk ke Yamaha 2013 itu yg utamanya adlh Yamaha perlu sponsor. Klo mslh kompetitif, ya Vale msh ckup kompetitif jg.
Klo trus bani andai jg ya Hohe jg jurdunya pst ga cuma 5x. Skrg jd jumpalitan bgini krn gonta ganti tim mulu. Adaptasi ulang trus. Ga bs ngembangin mtr sesuai gayanya lg aplg udh ada alien dsana sbg pembalap yg plg diutamakan.
Lah.. hodna nyante nok lek?
“..kontrak yang awalnya tertanda tangani selama 2 musim dan berlaku hingga akhir tahun 2020, akhirnya diputus sendiri olehnya dan lebih memilih berpetualang dengan KTM Hingga akhir musim 2019 saja.”
Emang ngapa si mutusin ndiri? Sshombongg amatt!!
Zarco hrs mengerem sifat terlalu ambisi. sejak dr motor2 Zarco memang kalem tp terlalu ambisi akhirnya susah sendiri. dulu ada tawaran dr Suzuki dia acuh krn ingin Tim pabrikan Honda/Yamaha, tak puas di Satelit Yamaha buru-2 ke Factory KTM akhirnya nyesel, ada kesempatan di Satelit Yamaha lg ambisi geser JL99/Takaaki, Zarco kurang sabar. padahal klo dia sabar di Satelit Yamaha bisa jd 2020/2021 dia Rider utama Yamaha Factory gantiin Rossi.
mgkn krn ambisi manager nya jg, akhirnya pecat managernya
Zarco hrs lebih sabar dan bersyukur kayak kompetitormu (Alex Rins), coba klo sabar kayak Alex Rins ada tawaran berterima kasih dan ga muluk muluk dulu akhirnya Alex Rins yg dapet Perungu, ga hrs muluk’2 dpt emas/peraklah…semua kan butuh proses.
Padahal dulu saat di moto2 Zarco Juaranya Rins Runner up tp krn kalah sabar kini Rins lebih baik dari Zarco. sabar itu indah…Zarco