Iwanbanaran.com – Cakkk…Pada putaran kedelapan MotoGP Assen, Belanda. Marc Marquez (Repsol Honda Team) mengakhiri Race diposisi kedua, ia lebih memilih bermain aman karna menurutnya yang paling penting adalah mengamankan Poin mengingat Rival terdekatnya Andrea Dovizioso (Mission Winnow Ducati Team) berada di belakangnya.

Tampil sedikit kurang maksimal Sejak Free Practice 1, Marquez berjuang menemukan feeling terhadap motornya dan juga mempertimbangkan dengan matang opsi ban terbaik untuk Race. Bahkan sampai sesi Warm Up Minggu pagi ia masih belum yakin terhadap ban yang akan ia gunakan Hingga akhirnya ia memilih Medium untuk depan dan Soft untuk belakang.

Memulai Race dari Posisi empat, dimana kali pertama musim ini ia terlempar dari Front Row. Marquez mampu mengatur Ritme dengan baik dan ia mampu berikan perlawanan sengit sepanjang race kepada Duo Yamaha yang sedang On Fire dan berakhir dengan finish diposisi kedua setelah ia rasa itu sudah cukup mengingat Gap Poin dengan Andrea Dovizioso melar menjadi 44 Poin mengingat Dovi hanya mampu mengakhiri race diposisi empat.

iklan iwb

” Saat akan race aku tahu tidak siap untuk berjuang meraih kemenangan. Kau perlu mengubah strategi…melupakan kemenangan dan menemukan cara terbaik. So…Cara terbaik akhirnya aku memilih ban belakang lunak karena aku tahu setidaknya 15 lap aku bisa berada di sana (baris depan). Setelah itu bisa kalian lihat yang terjadi. Dengan susah payah aku berjuang selama race berlangsung. Ketika aku melihat Maverick sangat cepat, aku mencoba mengikutinya selama dua putaran dengan banyak risiko dan aku akhirnya mengerti ban ku sudah habis. Aku pikir dengan Quartararo berada 89 poin dan Maverick 100 dibelakang kami, sudah cukup jauh dan sangat aman untuk kami....” ujar Marquez…

Marquez mengatakan jika ia mengambil risiko dengan memilih ban belakang yang lembut karena ia tahu bisa menyamai kecepatan Maverick Vinales dan Fabio Quartararo (Petronas Yamaha SRT).

Aku memilih ban soft karena strategiku adalah untuk lolos dari kedua Yamaha didepan, tetapi aku tidak pernah berpikir untuk memimpin race. Karena ketika kau memimpin kau akan membutuhkan lebih banyak grip pada ban. Targetku adalah bersama dua Yamaha sampai Lap 15 dan aku tahu aku bisa tinggal dalam grup bersama mereka. Resikonya beberapa lap terakhir aku akan menderita. Tapi tidak masalah sebab kau akan bertahan di 10 lap terakhir tetap bersama Dovizioso, Morbidelli dan berada di kecepatan yang lebih lambat. Inilah targetnya. Aku tidak pernah berpikir untuk melarikan diri (ngacirr) karena aku belum siap….” Tutup The Baby Alien..

Last…Dengan hasil ini Marquez mempertahankan rekornya terbaiknya dengan konsisten finish diposisi dua teratas sejak Losail, Qatar. Kecuali Di Austin ketika ia gagal mempertahankan kedudukan setelah dlosorrrr di Pertengahan Race. Dengan hasil tersebut entah kenapa IWB merasa….musim 2019 akan berat bagi Ducati untuk bisa mengalahkan Marc. Piye menurut sampeyan ? (iwb)

38 COMMENTS

    • Untuk race2 berikutnya…tetap ,marc berpatokan dimana dovi berada ?
      Emang sih..sebagian besar umat didunia kangen dg Marc yang dulu.. suatu saat, Marc dulu pasti datang lagi . Semua tergantung dari sikon yang ada, sikon yang membuat Marc harus begini atau begitu ? kalau boleh memakai kata jika , maka : Jika Marc sekarang secara championship berada diurutan ke 3 … gua yakin , Marc yang dulu terlihat lagi ?

  1. MM 2013 – 2015 berani dan nekat berbeda dengan MM 2016 – 2019 berani dan kalkulator ??

    • Bacote fbh kok ngawur seh wkwkwkwk,, MV wes membuktikan M1 wes bangkit,,,
      yo ngene iku lambe lambe wong gak sekolah

  2. Punya Nyali Takhluwkan Mesin Inline…???
    Jangan mewek klo nyungseb werrr markewerr

    • Itu mesin apa ya? ? Pizz

      Bisa jadi..suatu saat Marc diatas inline hasilnya zonk , tapi itu bukan karena Marcnya…melainkan karena apa yang dibutuhkan Marc dari mesin tsb tak terpenuhi , atau..Marc tetap bisa jurdun dengan mudah di inline tsb namun tak betah berlama lama karena.. tiada tantangan yg diberikan mesin tsb terhadap Skill nyali mental Marc yang memang butuh sesuatu yang beda , sept tantangan yang diberikan Rcv ?

      Kembali kita ingat di 2013 , dimana Marc masih ‘ belajar balapan dikelas primer ‘ dan yang dikendarai adalah motor liar ganas buas susah dikendarai..motor dg mesin yang sama sekali baru bagi Marc dan hasilnya? Banyak kemenangan hingga sukses meraih Jurdun ? raihan jurdunnya pun bukan flat begitu saja , bisa dilihat ditiap Fp dari awal seri hingga ditiap racenya hingga akhir musim.. jungkirbalik crash dnf atau apalah..menjadi santapannya setiap saat ? juara dunia yang bagaimana yang dibutuhkan Marc ? Itu dia, jurdun yang didalamnya terselip keistimewaan..kebanggan berbeda dari jurdun kebanyakan.

      Kalau sudah waktunya marc pindah..gua yakin , dia akan hijrah ke ducati atau Ktm ?.
      So, kalau ditanya soal Marc berani di inline? Jawaban marc sangat simple ” cukup merem doang ” ? pizzz

    • Berani aja lah.. masalah dia tetep di honda itu lebih ke pilihan.. VR ke yamaha kan bukan soal semata pembuktian skill ternyata.. tp lebih krn ga suka sm statement manajemennya HRC, pembuktian kalo HRC terlalu besar kepala..

    • Udah coba baca juara dunia motoGP dari tahun ke tahun bro?
      Honda masih terbanyak lho meski tanpa Marquez.

      Sekarang dibalik, gimana Yamaha tanpa Rossi dan Lorenzo?

  3. Dari tahun 2000-an aja udah ada 4 rider juara dunia motogp dgn Honda: Rossi, Hayden, Stoner dan Marquez

    sedangkan Yamaha cuma Rossi dan Lorenzo

    Ducati cuma ada Stoner

    • Jgn lupaaaa… seorang alex criville aja pernah juara dengan honda.
      Yamehek? mana adeeee ???
      Nguiiihhihihiihihiii

  4. Saya yakin ini memang eranya MM….jurdun 2019 sepertinya sdh ditangannya. mnrt saya yang bisa menjegal MM jurdun 2019 ya dianya sendiri. pertama dia konsisten di depan…kedua pesaing terdekatnya labil…wis lah enakke yo nonton sopo sing iso ngalahke MM saat race itu saja….

  5. kek angin anginan gtu jga ducati gmn mw melawan.. sama ni ducati dgn yamaha.. pembalap bagus dilego demi pembalap senior ckckck..

    mereka pasti sadar lorenzo musim lalu jauh lebih perform dri dovi tapi kepalang tanggung emosi jiwa ya dilego lah lorenzo persis yamaha buang lorenzo demi rossi yg sdh bertahun tahun masuk angin

    • Marc : emang vina siapa? Layak untuk tandingan? Yaa gaklah…masih anak bawang diklasemen
      Vina : emang sih

      ?

  6. FBH nek Ngomong kok podo ngawur yo,,, opo gara2 jolor nyungsep ,, maleh gendeng wkwkwkw

  7. bahasa kerennya sangat adaptif dengan situasi ini marc,yang tak herani hampir semua analisis situasinya dan strateginya mesti pas minim kesalahan luar biasa bikin geleng geleng

  8. Cerdik ama goblok itu tipis emang… Kalo cerdik ya…. main aman ngamanin point, kalo goblok yg tinggal betot gas ngga peduli ban udah botak ngga peduli yg leading di assen peringkat ke 7 diklasemen sementara yg notabene bukan pesaing terdekat, dari factory team yg sering puasa pula.

  9. untuk juara di era motor komputer perlu pembalap berotak komputer. main statistiknya emang jozzzzzzz

Comments are closed.