Iwanbanaran.com – Cakkk…sepertinya Valentino Rossi makin mumet dengan performa Yamaha M1 setelah pada balap Misano hanya finish ke 7 (seharusnya 8 jika Lorenzo tidak dlosor). Ada dua poin yang disampaikan Vale perihal hasil Misano menyoroti para lawannya. Tapi satu hal yang menarik adalah Valentino Rossi mulai berpikir Mesin V4 Ducati-Honda lebih tangguh dari inline 4 Yamaha. Hhmm….koq jadi kayak gundah gulana ngono yo cak….
Apa yang terjadi dengan Yamaha saat ini mirip dengan GP500 tahun 1997 dimana Yamaha tidak menang sama sekali selama 22 race berturut-turut. Kondisi ini terulang dimusim 2017-2018. Menurut Valentino Rossi, Ducati dan Honda sebenarnya belajar dari Yamaha perihal karakter mesin yang smooth. Seperti yang kita tahu Rossi membantu Yamaha dan memastikan supaya mereka memilih mesin big bang (crossplane) dengan firing order counter rotating crankshaft ditahun 2004……
Dikombinasikan mesin inline, Yamaha terkenal dengan karakter mesinnya yang halus. Karakter tersebut membuat penyaluran tenaga smooth sehingga performa ban awet dari awal hingga akhir.?Blue team sukses mengoleksi banyak kemenangan dengan konfigurasi tersebut. Namun seiring jaman dan waktu berjalan..sepertinya Yamaha tidak banyak meningkatkan level mesinnya. Kenapa ?
Disaat Honda dan Ducati berkembang M1 terkesan stuck. Masalahnya adalah kini kedua team tersebut juga sudah meninggalkan mesin Screamer yang cenderung liar dengan model Big bang firing order counter rotating crankshaft mirip dengan M1 sejak Motogp Assen tahun lalu. Bedanya…Ducati dan Honda menggunakan mesin konfigurasi V4 sementara Yamaha tetap inline 4. Apakah konfigurasi tersebut yang membuat mereka sedikit lebih tangguh dari Yamaha ?
“Sepertinya dibeberapa tahun terakhir Ducati dan Honda membuat motor mereka mirip seperti Yamaha. Tapi mereka punya mesin V, sedang kami punya Inline 4 …. Bisa jadi [bagian dari masalah]. Tapi entahlah…aku juga kurang tahu… “ tukas Rossi mulai goyah. Vale?mulai berpikir Mesin V4 Ducati-Honda lebih tangguh dari inline 4 Yamaha. Merespon analisa Rossi, Vinales belum yakin mesin V4 perlu dipertimbangkan meninggalkan Inline 4 seperti yang mereka gunakan sekarang. Berikut kata Vinales…
” Aku bukan teknisi, aku tidak tahu [jika Yamaha perlu pindah ke V4]. Yang aku tahu hanya satu yakni ketika motor memiliki traksi, maka motor tersebut akan menjadi motor terbaik. Tapi begitu kita kehilangan traksi, elektronik tidak membantu masalah tersebut, dan itulah biang kita susah kencang. Kamu tahu?
“Aku tidak pernah meleset di tikungan dalam 100 lap saat testing. Bahkan kemarin dan Jumat. Tapi semua berbalik karena saat race aku sudah ketinggalan hanya dalam satu lap, mungkin dua atau tiga tikungan. Jadi itu berarti…ada sesuatu yang salah pada motor. Kita perlu mencoba untuk memahami dan bekerja. Maksudku, sudah satu setengah tahun kami mengalami masalah dan cukup menderita, jadi hasil dalam satu race aku sudah tidak perduli...” seru Vinales seperti dilansir Crash…
Last…isu masalah konfigurasi baru pertama kali dilontarkan pembalap Yamaha. Sepertinya mereka memang bener-bener mumet cak. Jika kita intip tim…Yamaha sebenarnya tidak sendiri. Ada Suzuki yang juga menggunakan mesin MotoGP Inline empat silinder. Nyatanya Rins yang notabene bukan pembalap top bisa finish empat disaat Vinales kelima dan Rossi ketujuh. Artinya IWB yakin jika GSX-RR ditunggangi top rider, potensi mesin Suzuki tampil lebih baik sangat terbuka. Semoga masalah yang mendera Yamaha segera terselesaikan. Ora seru soale cak…asli. Kalau menurut sampeyan sendiri piye, apakah betul mesin V4 lebih superior dibanding inline 4? monggo berikan opininya…(iwb)
Crooot
Pagi2 ipul dah kasi sarapan suket buat mbekha.
kan efbenyek paling takut dgn fakta bahwa yamimi mmg akan selalu ditelapak kaki honda..
WKwkwkwkwk
Menurutku ra bener juga kang nek V4 luwih tangguh Seko inline 4. Nek sing golekki potensi power aku setuju V4 luwih pas. Tapi iki balapan, power ia nothing without control. Wis bolak-balik pak Dhe Rossi ngeluh soal traksi ban (fokus sepertiga lap terakhir), iki kan berarti Dudu masalah mesin. Nek sampean ngeh, Yamaha struggle Kuwi pas unifikasi ECU, durung sempet adaptasi wis ditambah unifikasi software, Yamaha durung siap kang. Nek sampeyan ngeh juga, pas kualifikasi pernah kan pole position, tapi pas race moncrot banne ancur pas mendekati lap lap akhir. Siki wis dibentuk divisi khusus software Yamaha Nang Italia Kono, siki dhewek penthelengi bae perkembangane.
Komen sampeyan mantap dan logis. Juozzz
mungkin inline nya masih sohc … belum dohc … eh salah ya … kikikiki …
Jaman unified software kie jare sing paling ready ducati ro yampaha kok.
Deloken 2015/16 ae mrongos 93 kponthal ponthal mergha sakdurunge dimanjakan nggo in house
masalah mesih bisa jg om, meskipun erat juga hubungannya dengan elektronik. ketika mesin terlalu liar mengirimkan tenaga ke roda, yang tanpa bisa di imbangi oleh kontrol elektronik, pastinya traksi ban terutama saat awal akselerasi di corner exit bakalan bikin ban cepet habis karena banyak spinnya… cmiiw
Seng salah ki pembalap e crooot…wes bangkotan iseh aneh2…ngcroot neng omah ae kan kepenak…
sik dhe,, ning WSBK kok kawasakti merajalela karo mesin inline timbang ducati mesin L.. berarti yg bosok kan memang motornya. bukan inline ato V/L engine.
Yamahooooooo. Bo bo bo booooosooook….sekali lagi bersama sama seirama Yamahoooooo Bo Bo Bo???
fbye slalu ketinggalan kayak yamahe… kalo nggak rossi pindahpun kayaknya nggak dapet piala..itupun bedol deso…
Kemarin katanya elektroniknya, sekarang konfigurasi mesinnya, besok brandnya…heheh…
Yang dikatakan rossi itu benar
Konfigurasi crossplane crankshaft M1 itu masalah utamanya, mau diotak-atik elektroniknya kaya gimana juga tetap saja bermasalah.
Mesin V lebih powerfull dibandingkan mesin inline dgn spek yang sama.
secara teknis mesin v lebih sedikit inersia dan kerugian mekanis, berarti lebih powerfull. tapi di motogp yang banyak pembatasan, power bukan satu2nya kunci. justru kuncinya pada balance keseluruhan antara chassis dengan engine dan pembalap. suzuki kemarin lebih baik karena bisa jadi masih ikut aturan konsesi (meski menyatakan tidak suka, tapi gk mungkin juga testingnya ikut aturan non konsesi). yang jelas dana, teknisi, strategi team, kali ini jauh dibanding kompetitor. masalah inline atau v, secara logis masih menang v, tapi dengan aturan bobot minimal, keduanya masih seimbang. paling yang inline lebih boros sedikit bbmnya jika mau dibikin power setara v.
rumput tetangga seamkin hijau…
Firing order rotating crankshaft ?
Mungkin maksudnya “counter rotating crankshaft” ya lek
Cruuuut
4G LTE jelas lebih cepat
yamaha jangan pakai mesin v cak, bukan ‘trademark’ mereka lho, mungkin perlu dipertimbangkan solusi SOHC VVA yang jadi andalan mereka sekarang ini, toh DNA-nya motogp
Ngakaak🤣🤣🤣
tambahin +5cc pula..
tahun depan suzuki kan ada joan mir bisa lebih baik lagi performa antara duet joan mir dan alex rins. terutama joan mir akan menjadi the next superstar
Bakal ke V4 kah
Kita lihat saja kisanak hihihi
Apakah v4 memang Jos ,.??
congor fby aj dah laksana mesin V 4
masak yahaha masih pke mesin angkot
MuuUUUuuuehehehehe…..
Emangnya yamimi bisa apa lawan honda?
cuma main2 sasis sama cat body doang.
Jualan suling aja sono..
Wkwkwkwkwk
Eh sia jadi fans jangan ejek merk laen. Ga suka boleh tapi hina jangan.
Intinya jangan mulai duluan, kasian. Tapi kalo mereka macem2 baru kita hajar
sekali2 jangan ngerendahin diri banget dong jadi kachung. sekali2 jadi bud4k gitu, soalnya masih lebih terhormat
ohhh vendor bikin pabrik spare parts cuma untuk balik modal, bukan untuk nyari untung. pengusaha macam apa itu cung?? smart kali kau cung
Comment:mgkin kalo yg di pertahanksn itu lorenzo, bukan rossi maka akan lain ceritanya
Tergantung rider-nya & faktor keberuntungan aja,
namanya sudah tu4 6angka jd selalu saja jadi alasan…
Pak legend tua nakal aja bingung apalagi kacung garda depan yamama,mau jualan pake tipu tipu selogan sempakin di depan kenyataanya selalu jadi keset ngonda..
Makanya besok pilih presiden dari Eropa…. Ngeropah semua kaum ningrat coiyy…… Wapres dari jepun. Biar laaagh mereka membawa Indonesia maju n modern…..
Ledakan di ruang pembakaran atau silinder head, menyebabkan piston terlempar menjauh. Tapi karena ujung stang piston itu dikasih bandul pemberat, maka akan memutar dan melemparkan piston kembali ke tempat semula. Nahh… pas piston kelempar menjauh atau ke bawah, ada virtual sound-nya, yaitu Oss. Saat piston balik ke tempat semula atau ke atas, virtual sound-nya adalah Selok. Waktu tuas throttle dipuntir-puntir, knalpot nya bunyi Ngueennng… Ngueennng…… Trus piston nya naik turun terus-menerus… Mak slok oselok oselok gituu mbokdheee…….
Itu fistonmu yo masss…wkwkwk
Ni orang tiap kali lubang knalpot
mulu dah
Sebenarnya pihak hnd lebih menyukai power dri mesin dulu tipe screaming. Sangat buas ganas , hanya saja..sangat susah mendapatkan rider yg mampu menaklukkannya, kec marques .
IMHO, kalo masalah tangguh mesin V4 lebih superior dibanding inline4, tapi semua orang juga tau kalo Yamaha itu unggul ditikungan karena sasis dan mesin inline 4 itu relatif lembut jadi saat speed corner bisa lebih buka gas tanpa takut high side, (sebelum masalah elektronik) . Liat CS 27 sama MM93, biar dapet speed corner berani ngesot, cuma masalah nya skrng gimana kasus nya kalo pabrikan dengan mesin V4 bisa dapet settingan elektronik dan sasis yg klop, sehingga ditrek lurus dan corner kencang, (tengok Ducati ) CMIIW
Paidi cs pada kemana? Wakakaaaak
Coba mesin inline screamer mungkin bs joss gandos..kluar dr big bang..
masalah yamaha ada berat crankshaft yg terlalu ringan, sehingga tenaganya buas alhasil ban belakang spin, traksi hilang. diutakatik electronic nya pun masih saja belum bisa hilang, jadi tunggu tahun depan.. Suzuki dan Honda pun mengalami pada musim sebelumnya..saya kira itu cak, copas dari blog sebelah
ayo ymh naikkan CC nya sedikit seperti hal nya vixi 155cc biar bisa bersaing