Iwanbanaran.com – Kangbro….seakan tidak pernah habis polemik Motogp Termas De Rio Hondo, pengamat Motogp Carlo Pernat melemparkan kritik pedas terhadap perilaku Marc Marquez di Motogp Argentina. Menurutnya Marc layak didiskualifikasi atau dilarang race. Tidak hanya Marc, doi juga mengkritik race direction yang seakan plonga-plongo tidak memberikan hukuman yang sama terhadap Zarco karena membuat manuver agresif terhadap Dani Pedrosa. Bahkan doi menyebut, Dorna adalah jongos Marc dan Rossi karena seringkali tidak tegas terhadap tindakan yang tidak sepantasnya dilakukan diajang balap Motogp. Wwwwwahhh pedessss tenan kiiiieee….
Carlo Pernat menilai tindakan Marquez sejak awal sudah kebablasan. Marc dinilai tidak profesional dan gila. Puncaknya adalah tindakannya yang sangat agresif tidak menghormati pembalap lain sehingga membuat mereka crash.??Itu gila – Grand Prix yang sangat tidak profesional, baik dari segi peraturan dan pembalap. Aku harus katakan nilai nol untuk jalannya balapan karena mereka (panitia) mengambil tindakan yang luar biasa. Mereka meninggalkan Miller di grid sendirian. Padahal yang perlu mereka lakukan hanyalah menunda waktu lima menit tidak lebih. Tapi ini tidak. Sungguh menggelikan melihat Jack start didepan sendirian dengan pembalap lain 30 meter dibelakangnya…
” Lalu Marc juga melakukan aksi dorong motor diarea grid ke arah berlawanan, dimana seharusnya dia pindah ke pitwall. Sangat memalukan. Jika dia mulai dari pit lane sejak awal aku rasa semua insiden kemarin tidak akan terjadi. Lalu bagaimana dengan langkah Zarco ke Pedrosa? Kami melihat Johann melakukan manuver yang kurang tepat untuk menyalip Dani, mendorongnya ke samping. Yang aneh race direction seakan tutup mata tidak menyelidikinya….
? Begitu juga Marquez yang seperti kerasukan, siapapun akan sulit mengerti dengan apa yang ia lakukan. Marc menabrak Aleix Espargar? dan hanya dijatuhi hukuman turun satu posisi. Lalu tindakan gilanya berlanjut pada Rossi, yang menyebabkan kecelakaan itu terjadi. Mereka hanya menghukumnya dengan penalti waktu 30 detik. Terus siapa yang bisa mengembalikan poin Valentino? Rossi sudah kehilangan banyak poin dan tidak bisa dikembalikan.?Tindakan yang sangat tidak terhormat…
” Sekarang semua pembalap melawan Marc karena mereka takut ditabrak olehnya. Marc jelas tidak bisa lagi melakukan apa yang dia suka. Dorna harus mendiskualifikasi dia untuk satu balapan dan jika mereka tidak melakukannya maka aksi ini akan terus membayangi seluruh kompetisi. Aku ingat ketika Capirossi didiskualifikasi dari balapan Barcelona setelah insiden dengan Lucchi di Mugello. Padahal Rio Hondo lebih parah. Marc harus bisa mengatur dirinya sendiri, dia tidak bisa melakukan apa yang dia suka, karena ini salah …
” Aku rasa race direction harus dirubah secara internal. Department ini butuh orang-orang yang cakap. Seperti yang pernah aku katakan sebelumnya, problem sudah timbul sejak di Malaysia pada tahun 2015. Menurutku Race direction adalah budak Rossi dan Marquez, khususnya Marc yang dominan. Dia harus didiskualifikasi atas apa yang dia lakukan, karena apa yang terjadi antara dia dan Vale sudah diluar wajar ?..tutup Carlo Pernat. Wahhh…bener-bener kritis iki cak…
Last…banyak yang membandingkan manuver Marc dengan Rossi dimasa lalu. Namun dari kacamata IWB, IMHO Rossi memang jauh lebih bersih dibandingkan Marc yang terkesan asal tabrak. Senggolan nggak apa-apa karena itu adalah racing. Namun bagaimana senggolan tersebut hanya sekedar sentuhan halus serta tidak memberikan kesan “dibenturkan” mungkin itu yang perlu diperbaiki pada manuver Marc. Marc saat ini the most fastest rider di Motogp. Jangan sampai lemahnya kontrol emosi justru akan merusak target dalam mempertahankan juara dunia. Iki opini IWB cak, kalau ora setuju yo ora po-po. Nah..kalau menurut sampeyan piye….setujukah sampeyan dengan opini mbah Carlo diatas ? (iwb)
https://www.youtube.com/watch?v=uBNj8OBEssg
HP klik disini
Omongane Tok mbah..kgk liat rosidin inseden dgn pedrosa ditrack lurus pedrosa protes jg sm bahayany malah disuruh balapan sendirian..smua olahraga pasti gila buka hnya motogp ..
Nonton ribut , balapan ngak pernah dach ngopi aja, waktu berlalu yg comment jelek paling nyesel kemudian, hanya jd konsumen tok
Melihat MotoGP 2015-2018. Memang terlihat kurang sehat. Apa yang diambil Casey Stoner sudah tepat. Lebih baik mundur dari ajang MotoGP.
Setuju dengan apa yang dikatakan Carlo Pernat dalam hal bahwa Rossi dan Marquez anak kesayangannya Dorna. Kejadian di Argentina kemarin, mungkin bisa saja dendam lama bersemi kembali (?) atau memang didorong oleh situasi. Maksudnya didorong situasi, Marquez mungkin merasa pace-nya hampir 100% kemarin itu, tapi dari awal tidak didukung kondisi motornya yang gagal start; alih-alih tidak mau start dari pit lane dan lalu kena penalty, malah semakin membuat dia kalut untuk cepat-cepat ambil posisi 1 yang membuatnya menubruk Aleix Espargaro (untuk mengejar posisi dengan pushing melebihi batas toleransi). Dan akhirnya di 6 lap terakhir ketemu sama Rossi yang sudah berpengalaman untuk (minimal) mempertahankan posisinya, karena tidak mampu lagi merangsek naik. Terbukti dari lap time-nya. Pace masih bagus, Marquez coba sodok lagi yang membuat Rossi melebar dan menyentuh gravel-rumput dan jatuh.
Tentu orang akan membandingkan tindakan tersebut dengan tindakan Rossi di 2015 yang dengan sengaja menunggu Marquez (sampai 3 kali melihat ke belakang) dan memberikan “sentuhan halus” yang membuat Marquez langsung terjatuh tanpa menyentuh gravel/sisi luar lintasan. Selain itu, ada juga kejadian “buang bokong ban menendang di belakang” oleh pembalap berpengalaman tersebut.
Nah, ini berbicara soal BILA. Bila sejak 2015 Dorna dapat tegas; terlepas dari asal muasal penyebab dilakukannya “sentuhan halus” ataupun kejadian-kejadian sebelumnya (dipicu perebutan point untuk jadi juara musim), mungkin bisa saja Dorna melakukan diskualifikasi kepada Marquez pada saat ini.
Tapi tentu, akan ada “pembelaan sepihak” dari pihak Marquez yang kira-kira akan berbunyi: lha, saya aja di Sepang 2015 jelas-jelas ditungguin dan dilihatin sampai 3x untuk memastikan Rossi dapat “menyentuh halus” motor saya, Dorna hanya lakukan pengurangan 3 point. Lalu, Mr. Carlo Pernat, apakah point saya yang hilang dikembalikan saat itu, kan tidak toh?
Jadi, situasinya saat ini, masing-masing pihak sudah saling kunci-mengunci. Justru pembalap-pembalap lain yang menjadi korban, bahkan kemenangan luar biasa Crutchlow pun diberitakan sekedarnya, tidak lebih dari 1/2 porsi atas berita Rossi vs Marquez.
Pertanyaannya, mengapa bukan penubrukan Aleix Espargaro yang diributkan, yang jelas-jelas sangat terlihat frontal ditubruk oleh Marquez?
Opini saya pribadi, Rossi jatuh karena melebar akibat Marquez menyodok ke sisi dalamnya saat tikungan, yang bisa jadi, Rossi pun tidak lebih menurunkan kecepatannya karena tidak mau didahului di tikungan tersebut. Toh Rossi sudah tau kalau itu pasti Marquez, karena saat lewatin garis start/finish, di 6 lap terakhir Rossi sudah tau bahwa Marquez menguntitnya. Kejadian di 4 lap terakhir.
Jadi, buat saya pribadi, obsesi dan persaingan dua pembalap tersebut belum tuntas, mungkin sampai salah satu pensiun (Status pensiun tidak harus dilakukan oleh Rossi kan ya?) atau setelah Rossi mendapatkan gelar juara dunia ke-10 nya.
Siapa yang tau?
kalah ya kalah …..
(babi alin mode : on)
Mewek ya mewek……ekekekkkkk.
(b46ong mode off)
“Marc saat ini the fastest rider di Motogp”, cak.
‘fastest’ itu comparative degree nya ‘fast’. jadi seharusnya ‘faster’ atau ‘fastest’
bukan ‘more fast’ atau ‘most fast’. apalagi ‘more faster’ atau ‘most fastest’.
sama2 belajar cak. 😀
Pada buta ya ini masih ada yang bela tindakan Marquez (catat, bela tindakan buka bela karakter), kalau menurut saya yang lalu ya biar saja berlalu, sebelum kejadian GP Argentina 2018 ini padahal hubungan Rossi dan Marquez perlahan mulai berangsur membaik kok sejak Sepang Clash 2015.
Ini buat fansboy Marquez yang buta tuli ya (ingat tidak semua fansboy Marquez itu buta tuli), dalam balapan kemarin itu yang jadi korban hampir jatuh karena Marquez bukan cuma Rossi saja (cuma ya Rossi kena sial sampai jatuh dia), tercatat ada Espargaro, Nakagami, dan Morbidelli juga hampir jadi korban dari keganasan Marquez dalam GP Argentina 2018 yang lalu.
So opini saya seperti ini, yang saya suka dari Marquez itu skill dan adaptasi sangat cepat, dia tidak pernah mengeluh dengan motornya, bahkan rela jatuh bangun pas latihan cuma demi ketemu setting yang tepat supaya pas race bisa maksimal, jarang ada pembalap seperti Marquez ini.
Dan lagi dari data lap time dan pace, Marquez was the fastest rider in 2018 Argentina GP! Seharusnya dia bisa lebih sabar dan saya yakin dia pasti bisa menyalip Rossi dan bahkan mungkin masuk podium.
Tapi sangat disayangkan entah kenapa dalam balapan kemarin dia seperti kehilangan akal sehat, dan melakukan cukup banyak hal konyol menurut saya, padahal sudah banyak yang mengira Marquez sudah menjadi pembalap yang lebih dewasa, tetap agresif namun bertanggung jawab, namun dengan hasil balap GP Argentina 2018 yang sudah lalu, Marquez tetap membuktikan, kalau Marquez tetaplah Marquez, seakan tidak peduli dengan nasib pembalap lainnya.
@dapid t: lah km tau dan menyadari klw yang di tabrak bukan hanya rossi seorang malahan kepada alex senggolan jauh lebih keras.., cmn yang jadi pertanyaannya sekarang knp rossi yang jadi “resse”….., pedro juga yang lagi on fire di senggol zarco sampy ndlosor diem bae…..!!!
Menurutku marc dan rossi pensiun aja, ? balapan tanpa mereka sepertinya damai cak
MARC memang salah… tapi opini saya… rosi lebaynya tinkat dewa dengan menuduh Marc sengaja…. no respect buat Rossi.
Jng cuman bacot kritik mbah, datangi Dorna, FIM, bikin demo, boikot, ato apalah gitu..
tar juga ada yg nabrak sampe mati itu si markes
@jaja: Hati” loo ucapan adalah doa, emang apa salah marcq sm lou smpy lou nyumpahin orang mati kayak gitu…., mau sumpah lu berbalik ke lou sendiri atw klwrg lou….!!!!!!
hahaha jaja matanya sebelah, tp mau mampus juga gamasalah tuh si markes, biar aja modiar kayak sales honda indonesia yg gajinya hanya 400 RB
udah modaaaaaar belum si markes nih, biar bareng modar nya bareng sama pendukung nya !!!!!!
Sdh berhenti meweknya belum nih si resse, gak idolanya gak fansnya sama sama baperan bin mewekan….dagh gitu sj…!!!!
wkwkwk, emang markes mati moto gp ga rame ?? ENGGA LAH….
Emang resse pensiun motogp hambar terus bubar?????? ENGGA LAH….
Jadi teringat MS58, rider yang ‘agak gila’ sebelum Marquez.
Harusnya jangan jatuhin 30 detik,
Samain aja kaya waktu vale, start posisi terakhir di next race
Payah bener ini race direc
Setubuh lek.,eehhh Sejutu…
Alaaahhhh agree bingit….