Iwanbanaran.com – Pakdeeee….lelah, kesal dan budrek melebur menjadi satu. Untuk kesekian kalinya IWB mengandalkan GPS namun untuk kesekian kalinya juga IWB tersesat gara-gara perangkat ini saat mudik. Pekoknya…IWB tetap percaya dengan alat navigasi ini. Dilalah…kejadian penyesatan kembali IWB alami semalam. Terlunta-lunta di Solo gara-gara GPS. Asli cak…pengen banting HP rasane. Lhooo…piye ceritane??
IWB mudik ditemani ibu negara karena ada urusan keluarga yakni revisi akte nikah. Gara-gara nama IWB ditulis kebanyakan satu huruf. Apesnya…IWB harus revisi dan datang ke KUA langsung. Lha IWB nikahnya di KarangPilang Surabaya….makanya kudu revisi kesana. Jiann ruwet tenan. Soale kalau dipending, IWB bakal cukup sibuk jika sudah masuk bulan Maret. Dari sanalah perjuangan menyusuri Pantura dimulai. Wiss sekalian wira-wiri nyambangi para saudara-saudara…itu yang ada dibenak pribadi. IWB sendiri aslinya emang wong Jowo Timur. Bojo yo Jawa Timur…jadi klop cak..
Saat sudah masuk Cipali, IWB iseng ngecek GPS untuk mantau kondisi lalu lintas di jalanan. Di saat itulah IWB menemukan GPS tiba-tiba mengarahkan dari Semarang ke Salatiga….lalu ke Solo. Lhoooo…koq dilempar keselatan? Wajarnya… kalau mau ke Surabaya kita akan menyusuri Pantura dari Semarang Kemudian ke Tuban serta Gresik. Tapi ini tidak. Anyar maneh ikii. IWB mengerutkan dahi sebab trek anyar ini bisa memangkas jarak tempuh hingga dua jam lebih. Wihhhhh….banyak bener. IWB coba amati dan…..wahhh, jebule karena ada tol baru pakde. Tol So-Ker alias Solo Mojokerto. Mantap jaya kiii. Akhirnya IWB diskusi dengan ibu negara dan kita putuskan…ikuti GPS !!
Jalanan Pantura bener-bener ancur minang. Yang paling parah Pemalang….gileeee kuwiii lubang jalanan wis kayak jurang dan jumlahnya banyak banget. Nggak kebayang ki para biker…berbahaya banget pasti. Seharusnya aparat berwenang segera melakukan perbaikan dan jangan dibiarkan berlarut-larut. Nunggu cuaca bener mah sampai kapan. Asli cak…gedenya nggak kira-kira. IWB wae mengandalkan Carli J (Pajero) sempat terpental dibagian ban kiri tanda lubangnya super ekstrim. So…IWB sarankan buat sampeyan hati-hati nunggang motor dikawasan Pantura karena banyak jebakan maut…
Singkat cerita, berangkat sejak subuh IWB tiba di Semarang sekitar jam 4 sore. Yah…piye maneh. Lawong nggak bisa kenceng karena mayoritas aspal nggilani tenan. Masuk Tol Semarang-Solo….IWB tiba dikota Solo sekitar jam 6 sore. Mampir-mampir dulu pakdeeee. Cari kulinerrrr rekkk. Btw….cuaca dijalanan termasuk parah . Hujan deras berhenti…hujan lagi..berhenti..terus berulang-ulang. Secara umum situasinya basah dan terus mendung. Akhirnya setelah bergulat melawan ribuan truk dijalanan, IWB tiba di Solo. Kembali ngecek GPS, kita diarahkan ke gerbang tol So-Ker. Yessss….masuk tol juga kangbro. ” 1 km please turn left…” suara announcer GPS membuat IWB adem. Terbayang menikmati aspal mulus dan kita tidak perlu ketemu truk gandeng yang sering blokade jalanan. Tapi rasa senang tersebut hilang cak….
100 meter…50 meter dan Carli J sudah mendekat. Cuaca gelap membuat IWB bingung….lhooo, koq nggak ada lampu? Lhooo….koq dipasangi pembatas cone-cone dan beton gede? Gelisah pakde….IWB wis gelisah. Roda mobil terus mendekat dengan jarak hanya 5 meter dari mulut gerbang….gelap gulita kangbro. Kiri kanan senyap ditambah rintik hujan membuat suasana horor menyeruak. Mengandalkan lampu dim mobil, IWB coba tembus pekatnya gerbang tol. Tertangkap beberapa ranting pohon dipasang melintang. Duh gusti Allohhh….ngak mungkin ki. IWB dan ibu negara bertatapan muka. GPS menyorot warna biru dan tetap menganjurkan masuk dijalanan yang diblokade. Fix…ada yang nggak beres nih. “Turn left…turn left…” seru voice announcer terus menggema dalam mobil membuat IWB makin kesal. “Piye iki mz…durung buka. Lha sampeyan mau yakin nemen (gimana nih, belum buka tadi sampeyan yakin bener)” celoteh ibu negara terlihat cemas. Jam sudah merangkak sekitar 7 malam. Karena nggak puas, IWB turun mobil bertanya pada tukang becak. Dan Jawaban bisa ditebak..”nggih mz…dereng dibuka…” serunya membuat darah IWB turun kekaki. Lemes cak…bener-bener shock karena badan udah lelah tenan. Mau nginep dihotel nanggung. Mau balik ke Semarang nggak mungkin karena bisa butuh 3 jam sendiri. Solusinya….lewat jalan biasa dengan resiko kondisi jalan yang sangar saat malam. Cicak bin kadal truwelu njengat tenan…
Karena belum yakin dan berharap masih ada keajaiban…IWB ngecek Google dengan kata kunci Tol So-Ker. Hasilnya IWB menemukan judul artikel…” Tol So-Ker peresmian ditunda hingga Maret 2018 karena perubahan konstruksi underpass…”. Truweluuuu njengattt wedus njaran cicak bin kadal tenan. Jebule belum dibuka aliss mundur rek. Juangkrikkkk….koq yo pekok tenan ora ngecek terlebih dahulu saat di Cipali. Sekarang nasi sudah menjadi bubur. Oalahhh tobaattt. Wisss penderitaan makin lengkap karena ibu negara mulai manyun. Bibir semeter tanda doi kesel karena IWB yang pertama ngeyel untuk coba rute tersebut. Alhasil…IWB cuma bisa tepuk bathuk mumet kuadrat. Terpaksa….walau pahit IWB harus lewat jalanan biasa dengan rute Ngawi, Caruban, Jombang dan Mojokerto. Trek yang mayoritas gelap gulita minim penerangan. Bener-bener lelah tenan karena mata jereng. Tebak jam berapa IWB nyampe Surabaya?
Jam 2 pagi cak. Padahal Dari catatan awal jam 10 malam diperkirakan tiba dikota bonek. Yup…Lewat jalan biasa IWB baru tiba sekitar jam 2 pagi. Jadi 21 jam dari jadwal normal 18 jam jika lewat Tuban. Mata wis berat…leher rasanya sekuintal dan badan ngilu karena kena AC mobil lebih dari 21 jam. Coba…opo ora kenthirrrrrr jal. Setelah itu IWB pengen banting HP saat mendengar voice announcer GPS. ” Turn left….” . Turn left bathukmu ambrol kuwi. Pesan moral dari pengalaman IWB….jangan pernah percaya dengan GPS dan Monggo kombinasikan dengan bertanya kepada orang sekitar. Kuwi sing bener cak. Terlunta-lunta di Solo karena GPS ? Punya pengalaman seperti IWB? Monggo dishare cakkkk. IWB mau kerokan dulu, kapok encrit tenan kiiieee (Iwb)
Sepertinya belakangan mmg ada bbrp update “test” di Google Maps seiring proyek tol. Kmrn dari Surabaya ke Kertosono lwt tol yg baru diresmikan 4 hr. GPS mutar muter kacau krn saya dianggap terbang ga jelas, jelang 1/2 rute baru Maps bisa baca rute tol nya
GPs iya..tanya2 orang iya..hibrid pokoke
Lho sampai Kertosono opo ora munggah tol cak? Padahal los banget iku, sudah tembus waru Surabaya cukup 1 jam perjalanan
GPS = Gunakan Penduduk Sekitar
Itu penunjuk jalan paling afdol, lek
Kok jalur gpsnya persis sama saya mudik naik motor Kertosono ya mas..? Pantura terus sampe Semarang ambil ke Selatan lewat Salatiga terus ke Ngawi n Caruban. Enak jalurnya sepi klo malem,saya jg mudik Jakarta Kertosono 22 jam naik motor.
kapusan tol sign diresmikan sang paduka hahahaha…#akucahsolo
Di papan informasi penunjuk jalan sebenarnya sudah dibuat oleh DISHUB (Pemerintah) semudah mungkin, tapi adat orang-orang kita mungkin tidak suka MEMBACA, klo sampeyan amati dengan membaca papan informasi YAKIN TAK AKAN TERSESAT.
jalur Besar (Umum) biasanya tertera NAMA KOTA BESAR/POPULER, Misalnya : Dari Jakarta ke arah Timur jangan lihat SURABAYA, ya ga ada.
Dari JAKARTA-PANTURA, nanti klo sudah sampe PANTURA lanjutannya ya SEMARANG, klo sudah sampe semarang lanjutannya : PURWODADI-DEMAK (Jalur Utara) untuk jalur tengah ya SOLO, dari SOLO nanti lanjutannya ya SURABAYA.
tidak hanya di Pulau Jawa, hampir di semua wilayah itu SAMA.
Klo di SUMATERA turun Kapal tulisannya : BANDAR LAMPUNG-terus TERBANGGI BESAR, terus PALEMBANG (jalur Timur), -JAMBI-PEKAN BARU-MEDAN dst. Klo Jalur Tengah ya KOTA BUMI-SIMPANG BUKIT KEMUNING-(BENGKULU)-PADANG atau BUKIT KEMUNING-MUARA ENIM-LAHAT-LUBUK LINGGAU dst.
Baca PETA saja sudah cukup, terus di jalan sama DISHUB sudah tertera nama kota-kota besarnya.
Klo dari Solo biasanya papan informasinya : SRAGEN-GENDINGAN-NGAWI, Terus : MAOSPATI-MADIUN-MEJAYEN terus : NGANJUK-DIEWK-MOJOKERTO dan biasanya di papan Informasi dibawah ada tulisan : SURABAYA
Kira-kira begitu
revisi akte nikah karena mau kawin lagi ya kang iwb?? wkwkwk
Aq yo tau
Hahahaha
Sik eling ibu negara methu mobil, lungguh ngarep omahe uwong, ra gelem diajak ngomong blas….
Tapi waktu iku ancen remeekkk awak ngikuti gps
Omahku sukoharjo cak. Ora mampir omahku wae lho…