Bro dan sis sekalian…pasca IWB merilis artikel status Rio Haryanto yang kudu membayar hingga sekitar 15 juta (kisaran 25o Milyar) untuk masuk Manor Marussia team Formula 1…banyak yang heran dan bertanya ke IWB….kenapa Rio harus membayar?. Bukannya doi harusnya malah dibayar dengan kontrak sebagai driver?. Sebelum menjawab….kita harus tahu dulu tentang profile dunia FI terlebih dahulu…..
Salah satu yang keheranan datang dari Kang Ahmad Yogyakarta. Doi sepertinya masih belum mudeng kenapa Rio kudu membayar dengan nominal yang mencengangkan padahal secara logika harusnya malah sebaliknya. Berikut isi surelnya…
“Bang Iwan saya ahmad dari Jogja. Mau sekedar pengen tau aja……Kan Rio Haryanto udah ketrima di F1. Tapi bukannya dapat kontrak lha kok malah di suruh bayar sekian ratus M. Emang kenapa?. Bukane pembalap itu di bayar bukan membayar. Mungkin pertanyaan ini mewakili banyak orang kang. Monggo di jawab nggeh. Salam aspal nggronjal” serunya. Pertanyaan yang cukup logis. So…mari kita tahu dulu tentang Formula 1….
Olah raga ini sangat mahal….jelas !. Bahkan seorang Valentino Rossi via buku Biografinya harus mengubur cita-citanya menjadi pembalap Formula 1 karena saking besarnya finansial yang dibutuhkan. Kembali kesistem perekrutan driver. Untuk F1….ada dua jalan perekrutan yakni model “pay driver” serta program pengembangan pembalap. Untuk “pay driver”…hampir 80 persen pembalap F1 sekarang menyandang status tersebut diawal. Yakni…
Membawa dana untuk timnya…baik sponsor atapun dana dari jalan lain. Hal ini cukup dimaklumi mengingat dana dalam Formula 1 sangat besar dalam satu musim. Triliunan mzbro. Estimasi kasar bisa IWB gambarkan sebagai berikut…
A. Penelitian dan Pengembangan kendaraan ? 41 juta (Rp 885 miliar). Meliputi :
– Track testing: ? 10 juta (Rp 208 miliar)
– Wind-tunnel testing: ? 16 juta (Rp 333 miliar)
– Lain-lain: ? 15 juta (Rp 313 miliar)
Termasuk menyewa sirkuit, lab, pengembangan komponen, material, R & D kendaraan dsb
B. Gaji tim : ? 42 juta (890 Milyar)
– Kru: ? 26 juta (Rp 542 miliar)
– Pembalap: ? 13 juta (Rp 271 miliar)
– Atasan: ? 3 juta (Rp 62 miliar)
Kru dalam FI cukup banyak. Walau jumlah pastinya tidak tergali pada umumnya kru jumlah diatas tim Motogp. Belum lagi salary atau gaji standart yang lebih mahal dibanding balap roda dua. Mereka adalah para tim ahli yang tentu digaji tidak murah….
C. Produksi: ? 39 juta (Rp 813 miliar)
– Perakitan: ? 13 juta (Rp 271 miliar)
– Suplier mesin: ? 20 juta (Rp 417 miliar)
– Komponen kunci: ? 6 juta (Rp 125 miliar)
Sebuah mesin F1 melibatkan beberapa vendor kunci. Walau pabrikan juga terlibat didalamnya…..untuk membuatnya memiliki performa optimal…mesin F1 kudu diracik dengan super serius sehingga biaya produksi sangat mahal…
D. Pengoperasian dilapangan
– Logistik: ? 13 juta (Rp 271 miliar)
– Entertain : ? 10 juta (Rp 208 miliar)
– Pengiriman: ? 5 juta (Rp 104 miliar)
– IT: ? 3 juta (Rp 62 miliar)
– Biaya pabrik: ? 2 juta (Rp 41 miliar)
– Servis: ? 2 juta (Rp 41 miliar)
– Bahan bakar: ? 1 juta (Rp 20 miliar)
So….jika dikalkulasi dalam satu musim maka jatuhnya dikisaran ? 158 juta atau sekitar Rp 3,2 triliun. Jumlah yang fantastis mzbro. Nominal diatas adalah jumlah kasar dan umum yang dibutuhkan sebuah tim Formula 1 supaya bisa eksis ikut disana. Tidak heran……belum tentu semua pabrikan sudi menghamburkan uang mereka jika prestasi kurang sesuai target. Ambil contoh Toyota yang memutuskan mundur dari F1. Artinya apa??….
Pay Driver atau pembalap yang membawa dana tetap dibutuhkan untuk kelangsungan sebuah tim. So…tidak cukup hanya talenta. Walau dibenci namun ini hal umum sejak era 1970an. Ambil contoh Fernando Alonso, yang dikontrak Ferrari karena dia sukses membawa Santander sebagai sponsor ke tim kuda jingkrak. Di awal kariernya, Michael Schumacher dan Niki Lauda juga merupakan ‘pay driver‘. Contoh lain adalah Pastor Maldonado….
Dari referensi yang IWB terima….doi sukses membawa dana hingga 30 juta poundsterling permusim ke timnya dari perusahaan minyak nasional di Venezuela akibat sokongan Presiden Hugo Chavez. Termasuk Sergio Perez yang di-support sepenuhnya oleh pemerintah Meksiko. Contoh lain adalah Juan Manuel Fangio, pemilik lima gelar juara dunia, juga dapat dana dari Pemerintahan Juan Veron….
Dari penjabaran IWB diatas bisa dipastikan…..nilai 250 M dari rider bukan apa-apa dibandingkan beban biaya yang disandang tim. So….talenta saja tidak cukup jika driver berbakat ingin masuk F1. Harus ada media dan sarana untuk menuju kesana. Jalanan terjal menghadang dan jangan kaget kenapa cukup sulit menembus Formula 1. Lha……tapi kan tim punya sponsor??. Ora “nyucuk” kangbro. Nilai sponsor hanyalah pendukung dan tidak bisa meng-cover semua. Bisa IWB jabarkan nilai standar sponsorship placement average pada mobil Formula 1…..
E. Sponsorship Placement
– Hidung atas sayap depan: ? 2 juta (Rp 41 miliar)
– Sayap kaca spion: ? 3,4 juta (Rp 70 miliar)
– Sisi lubang angin bodi: ? 6,8 juta (Rp 141 miliar)
– Lubang angin atas: ? 17 juta (Rp 354 miliar)
– Sidepod: ? 17 juta (Rp 354 miliar)
– Sayap belakang: ? 17 juta (354 miliar)
– Bagian bawah sayap belakang: ? 3,4 juta (Rp 70 miliar)
Nah….dapat gambarankan. Walau nilai placement tiap tim berbeda….itulah gambaran kasar nilai sponsor yang bisa digotong sebuah tim. Jauh to…masih kurang banyak dibandingkan dana yang dihabiskan sebuah tim dalam satu musim. Dan semakin besar tim….maka nilai dana yang dibutuhkan juga semakin fantastis. So…jika Rio ingin mendapatkan tim kompetitif….dana yang harus dikucurkan pastinya akan lebih dari 15 juta poundsterling (250 Milyar rupiah). Sebab IWB mendengar Force India sebelumnya meminta sumbangan dana hampir 25 juta Euro yang akhirnya ditinggalkan Rio sebelum Manor Marussia datang dengan dana permintaan sumbangan yang sedikit lebih ringan…..
Last….bakat tanpa media juga akan mentah. Seperti pembalap Formula 1….walau sampeyan memiliki talenta jempolan saat ini sulit menembus keajang balap jet darat tanpa membawa dana ke tim tersebut. Kecuali dari awal sampeyan ikut model pengembangan pembalap. Namun ingat…..metode ini kansnya sangat kecil sebab pembalap harus sejak awal ikut dalam penjenjangan yang biasanya diatur sebuah brand. Dan untuk saat ini porsinya hanya 20 persen dari driver F1 yang berlaga. Untunglah keinginan negara ini sangat kuat agar Rio bisa gol. IWB mendengar Pertamina sudah menggelontorkan dana hingga 5 juta dolar AS atau sekitar Rp 67,5 miliar untuk membantu Rio. Selain itu Rio sendiri getol mendatangi 22 perusahaan swasta untuk mendapatkan sponsorship. Harapan kita…semoga perjuangan Rio Haryanto membuahkan hasil sehingga anak negeri ini bisa dipandang diajang balap bergengsi dunia. Amin YRA. Gooooo Riooooo !!!! (iwb)
Beberapa momen kemenangan Rio Haryanto diGP2
jgn liat yg sukses dulu, bs di list jg `pay driver` yg gagal, ga ad suaranya, penggembira, juru kunci, asal finish udah hepi.
apakah orang2 itu terkenal dan membawa harum bangsanya? fans f1 (yg memang ga banyak) aja ga bakal tau pembalap2 5 besar dr bawah.
bukannya pesimis, tp realistis. 250milyar itu besar, bs mbangun banyak jg.
menurutku menyelenggarakan lebih dikenal drpd partisipasi. karena negaranya langsung yg disorot, dan didatangi wisatawan.
ada baiknya rio lanjutin gp2, minimal jd juara lah. terakhir br 4 besar kan. di sepak bola itu baru fase knockout blum lolos. biar dilirik sponsor2 swasta.
di moto gp jg yg top2 itu jd juara dulu di kelas moto2.
4 tahun di GP2 kurang lama-kah Mas-Bero,,??
Podium nd juara-1 sering,,
Mengakhiri musim GP2 2015 di peringkat-4 hanya beda satu poin sama peringkat-3 sungguhlah prestasi yg gag mudah diraih sama pembalap muda usia 22tahun ini,,
Flash-back dulu Mas-Bero semua,,
Tahun 2005 Casey Stoneer move ke kelas Premier MotoGP dari GP250cc bukan karna dia juara di GP250cc,_ tapi di Kelas Premier MotoGP kita semua tahu skill nd Prestasi The Aussy-Stoones,, So,,
The conclusion is,,
Apapun bisa terjadi di hal yg baru,
Kita tidak akan tahu kalo kita tidak mencoba,
Emosi jg menentukan nasib kita Mas-Bero,
Kalo feel nd emosi Rio udah mantap berlaga di F1, tapi tidak didukung dan dipaksa tetep di GP2, malah ancur dia di next musim GP2 ,
Kalo kita siap skill, mental nd budget, jangan lama2 berfikir,
Karna kesempatan tidak datang 2X,
itu hypothesis saya Mas-Bero,
Kalo mau nambahin silahkan,,
Weh masih nyales aja brow?!
@alex
nah doi kan dah di gp2 selama 4 tahun, nah kalo prestasinya selama 4 tahun sangat cemerlang pasti ada sponsor luar negeri yg tertarikkan?
menurut ane ada bbrp pertimbangan dari para sponsor luar knapa kgk mau sponsorin rio
1. dia orang indo. karena orang indo kgk pernah moncer diajang balap f1 malah kgk ada kali yg cemerlang CMIIW
2. orang luar tidak mengenal indonesia apa lagi pembalapnya. sponsor mendanai pembalap berharap agar produknya bisa tenar oleh pembalap. gimana caranya? ya bisa aja top ten podium dll.
3. mungkin sponsor takut setelah kejadian doni tata yang maksa ke kelas gp tapi gatot. bisa jadi kan?
4 tahun di gp2 hmmm….. ane jarang nonton f1 tapi menurut ane lama waktu dia balap kgk bisa jadi patokan apa dia siap di kelas f1. pasti di awal musim akan mengalami trouble ntah itu pengenalan sistem, sifat mesin dll. kecuali dia ajaib kek markes brojol di gp dah podium.
well itu semua opini ane. silahkan kalo tanggapi secara baik dan benar. kita diskusi sehat aja.
Ente’ kemana ajj Mas-Bero Pemadam Telat Mulu,,
F1 ajj gag ngikutin,,
Setidaknya walau gag ngikutin beberapa seri kan bisa baca melalui media online,,
Hadueh kecewa saiya sama situ Mas-Bero,,
Opini pribadi mulu yg Ente’ tonjolin,,, jangan bikin malu FBH moderat lah Mas-Bero Pemadam,,
*gini ajj dech gambaran yg kayaknya Ente’ paham,,
Di 2005 Casey Stoner move ke kelas Premier MotoGP bukan karna doi juara-1 GP250cc, bener kan,,(fakta&data ini),
Di kelas Premier MotoGP, Casey Stoner bisa apa,??
Bawa Ducati Jurdun untuk pertama kali Mas-Bero,,
Lihat sepak terjangnya Stoneer,,
Kompetitif gag lawan Valentino Rossi / Jorge Lorenzo,,
Rekor head to head Rossi vs Stoner, Jorge vs Stoner,, gag kalah keren Mas-Bero,,
kita semua ingin dan berdoa semoga Rio Haryanto jadi Casey Stoner-nya F1 dan bikin bangga Indonesia,,,
Banyak baca2 lagi nd tonton you-tube ea Mas-Bero Pemadam,,,
Biar nambah wawasan Ente’, jangan cuman ngandelin opini pribadi,, jngn kayak gitu,,
Sorry kalo saya agak tinggi,,
Soalnya Ente’ susah paham,,
kan saya melihat dari sudut pandang sponsor luar negeri.
mau terima atau kgk pembalap indonesia selalu diremehkan dan kgk dilirik ama orang luar.
ituh inti dari komen ane.
buktinya pas rio podium kgk ada bendera indonesia dan lagu indonesia kan? nah itu bukti indonesia masih dilirik sebelah mata di dunia balap
Time will talk Mas-Bero,,,
“From nothing become something”
*jngan nyalahin grammatical saiya ea yg penting meaning-nya jelas*
eeeekkkkeeekk,,,
Ada contoh fernando alonso debut F1 di tim sekarat Minardi (era 80an papan atas) sempat jadi guyonan posisi selalu buncit n papan bawah, tp karena konsisten membawa mobil inferior….. akhirnya direkrut papan tengah renault jadi tes drive…… Lanjut silahkan gugling
sirkuit buat motogp 2017 gmana nih????mo nonoton nih gw.
ini baru hoby mahal
orongorong.com/2015/12/14/ini-dia-5-moge-paling-laris-di-indonesia/
Thank Lek,manfaat nch utk skedar tau smbil istirahat.Sy sch ga prnah nonton F1,tau pmbalapnya aja cm Michael Scumacher itupun krn dlu ada disampul buku SD,smbil belajar mengeja dan ini kata yg paling sulit sy baca,akhirny smpul buku itu sy tutup dgn kertas kado,haha malah curcol…
Sy dukung Rio smoga sukses diajang brgengsi dgn biaya fantastis ini,mmbuka peluang bagi generasi pembalap yg akan dtang n jd kbanggaan Indonesia…
ga masalah dipandang inferior toh pasti sama orang2 di dunia balap yg ga banyak itu.
f1 sendiri sudah mulai ditinggal penggemar. overtaking ga seseru motogp, suara,kecepatan sudah turun.
liat aja pembalap2 itu jg cm dari negara2 kaya khususnya eropa kan, biarin aja mereka bangga didalam dunia kecil mereka sendiri.
ga terlalu penting ikut partisipasi f1, memang klo ad dan BISA 4 besar lain cerita, tp liat peluangnya.
lebih realistis menyelenggarakan drpd ikut serta.
klo di motogp (soalnya f1 ga disiarkan se), sirkuit sepang,motegi semua orang lebih tau drpd pembalap2 buncitnya. malaysia ga punya pembalap, jepang yg jd konstruktor aja pembalapnya penggembira, klo ga dicari ga bakal tau namanya.
Salut banget saya sama keberanian Rio,,
Berani mendobrak tembok besar yg mengunder-estimate-kan bakat pembalap dari Asia khususnya Indonesia,,
Fakta, F1 nd MotoGP adalah kasta tertinggi balapan otomotif di dunia, dan punya milyaran fans dari seluruh penjuru dunia,,
Kita itu sebagai bangsa besar Mas-Bero, tapi kita rame baru di dalam negeri saja,
*ini fakta,
Masyarakat luar lebih paham/ ngerti Bali ketimbang Indonesia,,
Kita ada di wilayah asia-tenggara, orang Eropa nggak tahu bendera Indonesia itu apa,??
kita bilang merah-putih,,
Orang luar bilang, red nd white flag with crescent month,,??
Bendera Singapore yg mereka tahu,,
Miris gag kita dengernya,,
Masih inget kasus panitia yg belum nyiapin bendera merah-putih saat Rio podium-1 GP2 di Bahrain,,?? Terpaksa Bendera Poland dibalik buat celebrasi Rio juara-1,
kemudian dilanjut panitia download lagu Indonesia Raya dulu buat mengiringi Rio celebrasi podium-1,,??
Woy ,,, kalian stop apatis dan berpikir sempit,,
Kita thu bangsa besar tapi kenapa masyarakat internasional gag aware sama kemampuan bangsa kita,,
Saya pribadi menganggap Rio Haryanto layak buat dapet gelar legend buat olahraga otomotif Indonesia,,
karna dia jg yg mempromosikan, siapa itu Indonesia, dan bagaimana orang Indonesia,,
Please,,
Support Rio Haryanto berlaga di F1 2016,
Karna dia bukan pembalap instan,
dan dia punya luar-biasa prestasi di ajang di-bawah F1,
Pemerintah gag ngeluarin duit buat Rio,
Fix Pertamina sumbang 5jt Euro,,
tapi pemerintah itu yg menjamin Rio, agar bisa menutupi kekurangan, melalui usahanya melobi BUMN/BUMD *tambahan swasta fix untuk menutup kekurangan 15jt Euro lagi,,
nanti semua ada di mobil nd baju Rio itu BUMN nd BUMD yg nyeponsorin Rio, saat ini baru Pertamina 5jt Euro, (mungkin next Garuda Indonesia 5jt Euro, Bank BNI46- 3jt Euro, Telkom 2jt Euro, Indofood 2,5jt Euro, KYT 500.000Euro, Polytron 1jt Euro, Advand 1jt Euro, etc)
Sekali lagi jangan apatis ea Mas-Bero siapa ajj,,
Kita bangga sama Real hero like Rio Haryanto,,,
Kita bangga jdi bangsa Indonesia
yaah, tp klo mau dan bisa masuk f1, masuk aja. harapannya f1 bs ditayangin lg d indo, biar ada hiburan tambahan selain bola,gp,tinju. acara tv skrg udh ga bs ditonton, movie jg sensor lebay. enak nonton olahraga
Mending Balap Go-kart Aj.. Muter muter sirkuit sampe elek cukup pake bahan bakar jerigen 5 liter isi ulang cukup… Josh Ghandoss…
F1 gk seru Blas broo… Balap mobil malah kayak Parkir mobil. gk ad selip selipnya. Bosen poll. muter muter gk finish finiish gk pake selap selip tau tau ad y menang.. Balapan Opoooooo..?????. Mending MotoGp Jossh Ghandoss selip kanan selip kiri… Seru Abiss…
mas, itu duwit beneran? apa duwit monopoli? @_@
Ini balap tk laen mirip balap nascar.. kayak lihat Obat nyamuk ae muter muter karepe dewe kayak Kekean… gk Seru Blas… Mending luhat MotoGp Josh Ghandoss….
Masuk manor dulu ga masalah, yang penting potensi bisa terlihat siapa tau tim lain tertarik tahun depan. Ini sama kayak minta yudhistira langsung naik motoGP gabung repsol honda. Stoner aja dulu masuk ga langsung ke pabrikan.. Alonso aja dulu gabungnya ke minardi sebelum ke renault. Jangan mental instant laah
CERDAS Ente’ Mas-Bero,,,
Emang pemuda Indonesia harus kek Ente’ gini,,
Open minded,,
Jouuusss,,,
balap motor ajah rioooooooooooo
Balap Mobil paling gk seru Blas.. monoton Mbelghedes…
ngeriiiiii….biyuuuchh duit kabehhh, baut 1 harganya 1 milyar..eddaann njaran
pokoke ojo sampai di overlaps, nek sih ngono kon muleh ae
Orang indonesia kan banyak. Skitar 250 juta jiwa. Suruh nyumbang serebu serebu ajq udah berapq tuh. Cuman yg megang duit aja gatel pengen nelen sendiri
semoga sukses,,
Tarik Saja Alfamart, Indomaret, Transmart, Carrefourt , dan Perusahaan Retail lainnya untuk jadi sponsor .. 😀
dukung aje udeh, yah minimal mendoakan, lagian ente” pade kagak keluar duit dari kantong pribadi. Cuman bacot doang mah tukang tape uli juga bisa… heran!
bayangi wae lek pabrikan sekelas honda perna mundur darii f1 krn penjualanny top cer ikut maning…lha, coba sekelas yamaha yg jualan suling dan lainny ap mampu lek dgn biaya yg tinggi gitu..opo mene kawasaki…ngoahaha…
Tyrell-Yamaha F1 team….. Coba dicari yaa…
wow fantastis duit sak gebok pirang gebog
duit opo kereweng lek kuwiii
bawa sponsor frutang dan teh gelas aja kang ??
jangan ketinggalan, Pak CT juga harus didatengin nih sama Rio.. mana tau beliau mau jadi salah satu sponsor
lex
gaji kamu kan tinggi 15jt europiah
kenapa gak kamu aja yg seponsorin lex
ntar gambar muka kamu taruh di ban nya mobil
kan keren tuh lex
ajib ajib…
Huahahahahaha ajib tenan iki, bener lek yo sopo ngerti dadi bahan pertimbangan sampeyan *ngakakmules
$$$$$$ :-!
Mangkane sepeda kui nek di tempeli sponsor kudune lebih murah regone ora malah luweh larang. Seng tuku pekok tenan
Yang jadi masalah kenapa manor f1. Itu tim langganan dnf musim 2015. 15Jt dollar bakalan mubah. Rio tahun depan bakalan kesorot kalo lg dioverlap ato nyusruk. Duit segitu bikin tim moto2 dapet paket kalex kompetitif. Plus sewa pembalap macem luthi yg langganan podium. Sama tim mate pembalap lokal. Dijamin luthi bakal sering kesorot bawa nama tim
Aneh kalimat terakhir goo riooo. Iklan tersembunyi ya lek. Produk makanan ringan go rio rio. Hehehe
Niki Lauda?
Saya sebenarnya sangat bangga Rio masuk F1, tapi rasa bangga saya langsung sirna ketika melihat artikel diatas, saya rasa uang 250M lebih bagus untuk pembangunan infrastruktur di indonesia termasuk didaerah daerah misalkan untuk membangun beberapa sirkuit lokal didaerah daerah yang bisa digunakan bertahun tahun, ketimbang hanya digunakan 1 orang oleh Rio dan itu juga hanya 1 tahun … dan yang jelas ditahun pertama sudah pasti masih pengenalan tidak mungkin bisa langsung melejit jadi juara artinya masih diperlukan dana untuk tahun ke dua … dinegara kita sendiri para pembalap muda banyak hanya saja tempat dan ajangnya yang tidak ada, oleh sebab itu sebaiknya pemerintah lebih mementingkan pembangunan infrastruktur didaerah daerah ketimbang hanya untuk membiayai 1 orang saja.
Kalo formula 44 gimana bos?
Yaelah menteri odong-odong, duit segitu mending buat dukung riders kita berlaga di Moto3 dan Moto2 udah jelas lebih kompetitif, daripada jadi driver F1 karbitan begini.
atas ane’ fix Ente’ bocah Norak & ndesooo,,
Jngan marah kalo gag merasa,,
eeeekkkkeeekkkeekkk,,,
Keseringan browsing nyari bokep jav nih anak…. Iki iki kemocheng
legenda F1 Ayrton Senna dulunya cuma di tim toleman blas nggak diperhitungkan
untungnya karena drivernya jago pas hujan di monaco bisa ngalahin sekelas Niki Lauda, tahun depannya pindah ke Lotus terus tahun 1988 pindah ke McLaren Honda jadi Jurdun
Jouuusss Mas-Bero,,
Biar semua pada kebuka pandangannya,,
*Lanjutkan,,,
@FIFAUZI
Hoeekk
Rio biar kate sipit masih kyak org jepun,,,
lhaa,,elo kyak org utan
Wekawekawekaweka?
Palingan jd pembalap penghibur……..kasian……..
Moga moga aja engga kaya Maldonado udah disupport negaranya eh malah jadi guyon
Kalau soal menang-kalah itu bagaimana sistemnya ?
Systemnya, Yang Menang Naik Podium, yang kalah makan podium,,,,, Wekawekawekawekakkkkkkkk,,,,,,,
CEBOL nggayah lintang !!!!!! Goriorio……
sungguh mencerahkan artikelnya. saya juga baru tahu kenapa jadi pembalap F1 sangat mahal. ijin share ya…
Gini bro , kan rio bayar 250 M ? Lah saya baca artikel disebelah katanya gajih rio 1 musim 747 juta , rugi besar donk? Tolong nih msh bingung hhe