Bungah mzbro…..jingkrak kegirangan saat membaca artikel IWB tentang penurunan Pertamax dan Pertalite pertanggal 1 kemarin. Berbekal informasi itulah kang Trisno ngibrit keSPBU sekitar kediaman dikota KaranganyarJawa Tengah. Bayangan 9000 rupiah perliter sudah diangan….lumayan kang, porsi liter yang didapat akan nambah. Tapi dilalah angan tersebut menguap begitu saja…..
Harga Pertamax diSPBU yang berlokasi dijalan Solo-Sragen KM 11 Kabupaten Karanganyar ini ternyata masih menggunakan harga lawas. Tersenyum getir…..doi kembali melihat harga yang terpampang didispenser serta resi kertas printing. Klop….emang nggak turun. Keheranan menyelimuti….kenapa Pertamax dan Pertalite diJakarta turun diSPBU ini tidak???. Kenapa Pertamina terkesan menyerahkan banderol pada mekanisme pasar dan SPBU masing-masing ??. Kenapa penurunan tidak serentak?….
Pertanyaan yang cukup logis mzbro. Sejauh ini Pertamina memang tidak menjelaskan secara gamblang mekanisme harga yang mereka berlakukan. Berapa rate region A dan B atau C….tidak diumumkan. Makanya ketika mungkin ada SPBU tetap kekeuh dengan harga lawas…tidak ada konsumenpun yang ngeh. Terus…apakah ada punishment jika sebuah SPBU mbalelo dengan banderol yang dipatok pusat??. Tidak ada yang tahu…..
Untuk kasus harga bensin oktan 90 keatas…..harga memang berbeda disesuaikan wilayah. Alasannya jelas ada ongkos distribusi disana. Namun menilik harga Pertamax diKaranganyar yang menurut bro Trisno yang sebelumnya sudah dipasang 9,350 rupiah…..berarti SPBU tersebut memang tidak menurunkan harga sesuai langkah pusat. Analisa ngawur IWB….mungkin mereka masih kulakan dengan harga lawas sehingga ogah merugi jika kudu menurunkan sekarang…..
So…ibaratnya stok yang dibeli dengan harga lama kudu habis dulu baru setelah itu mengikuti harga terbaru dengan bensin hasil kulakan anyar pastinya. Maklum mzbro….belinya bensin memang dalam jumlah yang besar. Jadi seliter rugi 300 rupiah yo wegah to….lawong jumlahnya ribuan liter. Ini hanya analisa IWB kenapa penurunan Pertamax tidak serentak. Yang lebih tahu alasan pastinya…hanya para pengusaha bensin sendiri. Atau sampeyan punya opini lain??….(iwb)
Post by IWB. Follow us on?.
Twitter : @iwanbanaran
FB Fanspage : Iwanbanaran.wordpress.com
Email : [email protected]
Youtube channel : Iwanbanaran
Path : Iwanbanaran
Google+ : Iwanbanaran
Instagram : Iwanbanaranblog
Blog Author : IWBspeed.com | Iwanbanaran.com
Teknologi suling sakti yamaha bisa Biki memble 1 kenceng.
teknologi asimo bikin celeng makin liar
Terbukti sudah membunuh daijiro katoh dan simoncelli
absen malam
HoamZz
Kalo turun harga harus nunggu stok lama habis dlu. Tpi klo mau naik haga malah nyetok dlu yg banyak, begitu ketok palu naik harga, langsung dianaikin.
ga tegas blasss ……
WoooooooW…………….
Yang lain semakin jauuuuuuuuuuuuuuuuh ketinggalan !!!
Bahan bakar fosil seperti Premium, Pertalite, Pertamax, Pertamax Plus, dsb mengandung unsur kimiawi C ( Carbon ) H ( Hyddrogen ) O ( Oxygen ) bila terjadi proses pembakaran akan bereraksi dengan O2 / Oxygen akan menghasilkan gas buang pembakaran seperti CO ( Carbon Monoxyde ) yang berbahaya, seperti kita ketahui serbuk hitam yang menempel pada sekitar jalanan, motor kita, jaket kita, helm kita, masker kita, atau bahkan terhirup oleh hidung kita, walaupun mesin sudah pakai fuel injectin atau teknologi motogp sekalipun gas CO tetap dihasilkan, maka Kawasaki punya solusinya yaitu Kawasaki LH2 / Liquid Hydrogen / Hidrogen Cair tanpa unsur C ( Carbon )……….. Ini bahan bakar ramah lingkungan………………..
http://www.youtube.com/watch?v=pChkW_t86aY
Lumayan kang, kemarin area palangkaraya beli udah 9400. Murah untuk ukuran luar jawa
ini nih yg bikin MIRIS disaat petronas Ron95 berkisar 6rban dan masuk berita di rcti. pertamax malah anteng2 saja,,,
hmmm kebiasaan saling menghina -_-