460x110 (8)460x110(2)

IWB tertegun mendengar ucapan bos RPMS bro Dimas. Sebuah ungkapan yang akhirnya membuat IWB juga berpikir bahwa peraturan pelarangan motor dijalanan protokol DKI sepertinya akan menghadapi masalah baru. Satu hal yang tidak pernah dipikirkan oleh mereka-mereka yang tidak paham betul biker ditanah air. Lho emangnya kenapa??…..
460x110REVSYOURBIKE

iklan iwb

Banyak dari para biker yang saat ini memarkir mobilnya dirumah karena enggan terkena macet parah. Mereka memandang motor adalah kendaraan ekonomis dan cepat dibanding roda 4. Karena itulah opsi yang dipilih adalah roda dua. Sayang…dengan adanya pelarangan motor oleh pemerintah DKI dijalan protokol berpotensi menciptakan masalah baru. “Edan mz sekarang macetnya. Saya dari kantor kalau naik mobil bisa sampai 2 jam. Padahal jarak hanya sekitar 10-15km. Makanya berencana mau membeli Vespa sebagai pengganti mobil. Tapi kayaknya saya batalkan karena wacana peraturan pelarangan roda dua dijalanan protokol” tutur bro Dimas selaku bos besar RPMS saat diThailand. Hhhmmm…..nampaknya angkutan umum belum akan dilirik mengingat alat trasportasi tersebut memang jauh dari kata memadai. Itu contoh real yang membuat IWB jadi berpikir bahwa larangan kendaraan roda dua hanya akan menimbulkan masalah baru jika tidak dikaji secara teliti. Kenapa???…..

Biker tidak selamanya orang yang tidak berada. Ribuan diluar sana memiliki mobil yang memang hanya nongkrong digarasi enggan digunakan dan lari kemotor akibat ogah terkena macet. Nah…dengan adanya peraturan anyar apakah tidak malah membuat mobil-mobil tersebut keluar kandang???. Apakah pemerintah akan tetap memaksa masyarakat disaat transportasi umum tidak mampu memberikan keamananan, kenyamanan serta fungsi sebenarnya sebagai angkutan transportasi masal?. Akan lebih baik dilakukan survei dilapangan…..monggo ikut berdesakan dipagi hari saat berangkat kerja agar tahu keadaan sebenarnya. Waktu terbuang…dan ujung-ujungnya orang kapok tidak sudi mengulangi….

Last…percayalah, ketika angkutan umum memadai kita pasti shifting tanpa disuruh. Contoh kongret IWB yang ternyata hanya mampu bertahan seminggu menggunakan jasa kereta Commuter akibat berdesak-desakan tidak perduli keselamatan penumpang. Lha piye…wis overload tetap dijejalin kegerbong kayak ikan teri. Saking ketatnya sampeyan percaya nggak….geser lengan aja nggak bisa mzbro. Jadi bagaimana kita mau mencintai angkutan masal?. Ujung-ujungnya kita tetap memilih kendaraan roda. Walau kena panas, debu, hujan….motor masih paling cepat, efisien dan murah. Dan itulah yang IWB lakukan. Yah…semoga pemerintah DKI memperhitungkan segala kemungkinan yang akan terjadi. Apalagi mereka sudah menegaskan bahwa 12 titik parkir motor yang disarankan sekitar Sudirman-Thamrin tergantung kesediaan dari pengelola gedung dan tarifpun berlaku normal yakni 2000 rupiah/jam. Salahkah jika para biker akhirnya mengeluarkan mobilnya dari garasi??…….(iwb)

rpms-banner

136 COMMENTS

  1. pemerintah sama warganya sama-2 ‘manja’, kagak ada yg mo ngalah …

    tapi tugasnya pemerintah (kalo inget statusna) adalah mengatur dan melayani mass dg proporsional, setiap orang ‘miskin’ itu adalah ‘urusannya’ ditanggung pemerintah (sesuai konstitusi UUD pasal 33).. yg kaya diatur agar gak ketelaluan mengganggu lingkungan…

    …uppss @banyolan mode on:

    wkwkwk

  2. Seharusnya pemerintah mengatasi dulu permasalahan pada angkutan umum yang sudah tidak layak lagi. Jangankan nyaman, aman pun tidak.

Comments are closed.