Bro dan sis sekalian……IWB tidak menyangka akan menelurkan kembali artikel tentang penambal ban dari Malang bernama Nanik ini. Menganggap usai setelah identitas terkuak….wanita berumur 22 tahun tersebut ternyata mempunyai liku-liku hidup yang sangat berat. Update info dishare oleh komunitas orang Jawa Timur via FB. Berstatus yatim….siapa menyangka Nanik ditinggalkan ayahnya sejak dia berumur 4 tahun. Kini….menginjak usia 22 tahun, Nanik lebih memilih hidup mandiri menjadi penambal ban. Tak ayal profesinya tersebut membuat foto Nanik terpampang diseluruh media. Dan berkat ulasan itulah….ibu kandung yang menjadi TKW dinegeri Hongkong menangis deras melihat foto anaknya yang sedang menambal ban terpampang diinternet. Oalah 🙁 ….
Informasi ini lengkap dikupas beritajatim yang mengungkap liku-liku hidup Nanik. IWB baca secara runut dan teliti. Asli mzbro…..koq nyesek tenan ya bacanya. Berikut copasan berita detilnya……
Derai air mata mengalir deras dari Hongkong, tempat Ibunda Nanik Fransisca Dewi mencari nafkah. Ibu Nanik, ternyata seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) sejak tukang tambal ban cantik itu masih berumur empat tahun.
Melalui Whatsapp yang diterima wartawan di Malang, suara dari negeri nun jauh disana ternyata adalah Ibu Kandung dari Nanik. “Saya ibunya Nanik. Saya terharu ketika melihat foto teman-teman media di Malang soal Nanik. Saat ini, saya masih bekerja. Kebetulan majikan saya di Hongkong juga belum pulang. Sehingga, belum bisa komunikasi banyak dengan teman-teman di Malang,” terang Suciati (40), Ibu Kandung Nanik, melalui pesan suara Whattsapp, Selasa (11/11/2014) malam ini.Pesan dari Hongkong pun terkuak. Nanik, ternyata anak yatim sejak usianya masih 4 tahun. Mendiang ayah kandung Nanik bernama Lasito. Suciati dan Lasito, menikah usia muda saat keduanya, menapaki umur 22 tahun.
Dari perkawinan itulah, Suciati melahirkan tiga orang anak. Anak pertama bernama Yongki Irfan Candra. Anak kedua Nanik Fransisca Dewi. Dan putri bungsu berikutnya yakni Vivi Andika Devi Kumala Sari.
Saat ayah Nanik jatuh sakit lebih dari 8 bulan lamannya, seluruh harta keluarga habis untuk pengobatan ayah kandung Nanik. Namun, meski sudah berkali-kali dibawa ke dokter, tak juga diketahui penyakit apa yang di derita ayah kandung Nanik.
Melalui pesan Whattsapp Suciati dan sepupunya di Hongkong, Wulan, penyakit ayah Nanik yang tak kunjung sembuh, akhirnya merubah jalan hidup keluarga bahagia itu.
Lasito, menghembuskan nafas terakhir saat usia Nanik, baru menginjak 4 tahun. “Ayah Nanik meninggal saat usianya masih kecil. Sementara adiknya, saat itu masih berumur 13 bulan,” beber Suciati.
Saat 100 hari pasca di tinggal mati suaminya, ibu kandung Nanik pun praktis jadi tulang punggung keluarga. Meski berat, Suciati membulatkan tekad untuk membesarkan ketiga anaknya dari keringatnya sendiri. Suciati pun pergi ke negeri seberang. Melalui PT Tanjung Pinang, ibu kandung Nanik, nekat menjadi TKW ke negara Hongkong.
“Saya pertama kali ke Hongkong saat itu kisaran tahun 2000. Saya tinggalkan anak saya Nanik masih kecil. Semua, untuk ketiga anak saya. Saya rela berpisah jauh asalkan anak saya tetap bertahan hidup,” kata Suciati dengan suara getir.
Dua tahun di Hongkong, ibu kandung Anik sempat pulang. Bekerja ikut seorang dokter di kawasan Turen, Kabupaten Malang. Setahun jadi pembantu di rumah seorang Dokter, ibu kandung Anik pun kembali ke negri sebrang.
Tepatnya, di Singapura selama dua tahun lamannya. “Dua tahun di Singapura, kontrak saya habis. Dan coba lagi cari kerjaan akhirnya berangkat lagi ke Hongkong sampai hari ini,” papar Suciati.
Kini, ibu kandung Anik sudah lebih dari 8 tahun berada di Hongkong. Saat melihat pemberitaan tentang anaknya yang bekerja sebagai tambal ban, ia pun menangis haru. Keharuan yang dirasakan Suciati disebabkan, anak keduanya itu, tak mau menerima uang dari dirinya. “Nanik pernah bilang ke saya, tidak mau menerima uang dari ibunya yang bekerja sangat keras di negara orang. Nanik memang bertekat ingin menghidupi dirinya sendiri tanpa mau merepotkan orang tuanya. Itu yang selalu membuat saya trenyuh,” ujarnya.
Kini, di negara nun jauh disana, Suciati berharap anaknya menjadi orang besar yang tidak mudah putus asa. Suciati pun menitip salam dan doa pada Nanik untuk tetap konsisten seperti pesannya. “Saya selalu ajarkan pada anak-anak, terus bekerja dan berusaha. Jangan pernah jadi peminta-minta selagi kita masih mampu. Ternyata Nanik sangat memegang teguh pesan saya itu,” ucap Suciati.
Yang luar biasa dari diri Nanik adalah, ia tak mau menerima uang sepersen pun pemberian ibu dan sepupunya dari Hongkong. Pada pembicaraan telepon Nanik pada orang tuanya petang ini, Nanik justru meminta maaf karena tidak bisa menerima pemberian orang-orang yang sangat dicintainya di negeri seberang itu. “Ibu yang ngajarin saya untuk mandiri. Jadi mohon maaf, bukanya saya menolak uang kiriman Ibu dari Hongkong,” terang Nanik.
Mendengar kata ini, batin Suciati pun menjerit. Belasan tahun hidup terpisah dari putri yang dicintainya, Nanik justru tumbuh dalam asuhan kemandirian hidup yang tinggi. [yog/kun]
Salut….salut brosis. Asli trenyuh tenan bacanya. Koq masih ada wanita luar biasa seperti itu dijaman modern seperti ini. IWB tahu……mungkin banyak para bujang disana broken heart termasuk kang Irpan Pertamax7 (guyon lho kang). Tapi tidak ada salahnya kita tetap dukung dan doakan Nanik atas semangat, mental serta spirit yang ditunjukkan. Sosok hawa yang begitu lurus, polos, tulus dan mengerti kesulitan orang tuanya. Selama nafas ini masih nempel dibadan….selama tangan ini masih bisa bergerak, haram baginya tengadah meminta belas kasihan. Sebuah cerita inspiratif dan patut kita contoh. Insyallah…..perjuangan Nanik akan berbuah manis. Amin YRA……..(iwb)
inspiratif
ngomogn naon sih maneh…
karunya teuing
njir…ada sekuelnya.
wis dishoting lha kok
wongserut.wordpress.com/2014/11/13/gadis-penambal-ban-itu-sudah-mulai-masuk-tv/
inspirasi, bagus,
anjir sedih bgt artikelnya :(((((((((((
Melu trenyuh,…
salut…… tetap dalam jalur “bersih” tidak terjerumus hal-hal negatif, tetap cari uang halal….. ternyata, dari orang-orang kecil lah, kita harus banyak belajar… materi bukan segalanya, JUMLAH SILINDER bukan hal utama di mata Tuhan. salam……
habis ini pasti banyak modus…
“hatiku ‘bocor’ neng…. tolong dong di tambal…” hehe….
#salutteramatsangat
ono opo iki..ono opoo ikiii
byuhhhhh
Sedih Broo… :terharu:
Numpang absen dari Samarinda kang IWB
Masuk ke hitam putih juga akhirnya….
nanik ga mau trima uangnya krn ibunya selalu bilang
“UANG DARI HONGKONG”
wkwkwk,,, piss ah kang
wonder women,,,
tamparan keras nih artikel buat cewek2 yg sk ngabisin duit ortunya,,,
ijin share mas iwb
( ~ _ ~ )
(“)(“)
???????? O:) ??iiiiii?eeeeeee? O:) ????????
Td ada di hitam putih
#mbrebes mili
semangate apik…..jempollll!!!
Wah..ada kaum sawah jg yg komen disini…Sawah alias Salafi Wahabi…mangx spa tuh al bani…sawah cn taqlid absolut m al bani n ibnu taimiyah…tuh ibnu taimiyah matinya jg didlam pnjara..krna ngaku salah tlh bngungkan rakyat dgn ilmunya… Tnyakan tuh m murobi HTI ente…dsini netral wah sawah..lihat tuh di shakhih bukhori muslim…jngan cm liat n taqlid m al bani n ibnu taimiyah…
asli mbrebes mili…