wpid-460-x-110.jpg image

Bro dan sis sekalian…cukup menarik IWB membaca analisa dan urun rembug pengunjung warung yang tertarik atas ulasan artikel mengenai Gixxer150. Bro Gorga secara lugas memberikan opini karakter Suzuki Jepang yang masih konservatif. Dan dari sekian penjabaran…..doi yakin akan angat sulit bagi SIS memenuhi permintaan agar Gixxer 150 bisa dibanderol 17-18jutaan. Kenapa??. Berikut penuturan doi…..

.460x110rev(1)uk460x110

iklan iwb

Pakdhe IWB,

Saya tertarik mengomentari artikel Pakdhe berikut: https://iwanbanaran.com/2014/02/21/para-dealer-mendesak-agar-suzuki-menjual-gixxer-150-dikisaran-17-18-jutaan/

Sepertinya emang ada unsur yang Pakdhe sebutkan bahwa manajemen pusat Indomobil kurang memihak dealer. Tapi menurut saya gak cuma itu saja faktornya. Sejak tertarik dengan Suzuki Inazuma alias GSR250 bin GW250, saya banyak melakukan research atas brand Suzuki, mulai dari dealer sampai karakter industri mereka. Hasil pengamatan saya, sepertinya mereka lebih suka berpikir secara global dan konservatif. Jadi situasi Suzuki Indonesia sekarang ini bisa dibilang karena mereka menganalisa market kita belum siap dimasuki produk mereka yg level internasional. Bukan sekedar daya beli lho, karena saya yakin kalau daya beli kita termasuk kuat. Tiap kali demo buruh saja selalu ada demonstran yang bawa Ninja 250R, hehehe…

Tapi coba perhatikan contoh ini. Di market USA, Inazuma dijual dengan harga $3,999 atau sekitar Rp45jt. Mirip banget dengan harga di Indonesia kan? Ini karena USA hampir tidak menerapkan kebijakan proteksi sama sekali terhadap produk impor. Sementara Indonesia menerapkan regulasi ketat berupa pajak impor dan pajak barang mewah dengan tarif tinggi, kecuali atas negara-negara yang sudah mempunyai perjanjian kerjasama dagang dengan Indonesia, dalam hal ini ASEAN-China Free Trade Area. Itulah sebabnya kenapa harga jual Inazuma bisa ditekan sampai selevel dengan harga di pasar USA dan Eropa.

Di wilayah Asia, produk roda dua Suzuki kebanyakan diproduksi di China, India, Thailand. Tapi untuk produk segmen menengah ke atas (>150cc), hampir semua masih diproduksi langsung di Jepang. Sementara kita tidak punya kerjasama Free Trade Area dengan Jepang, sehingga produk impor dari sana terkena dampak regulasi penuh dari pemerintah. Singkat kata jadilah dia kemahalan (suatu tolok ukur yang sebetulnya subjektif).

Selama Suzuki tidak memproduksi motor >150cc di zona Free Trade dengan Indonesia, atau selama kebijakan pemerintah mengenai Free Trade tidak berubah, maka sulit bagi Suzuki untuk bisa kompetitif di Indonesia. Padahal di kelas dunia produk >150cc mereka merajai pasar, hal yang saya yakin Pakdhe sudah tahu, dan Suzuki tampak lebih mengandalkan pasar dunia daripada Asia, makanya saya bilang mereka lebih berpikir global bukan regional.?

Lalu apa kaitannya dengan Gixxer? Gixxer 150 ini adalah motor produksi India. Setahu saya kerjasama Free Trade dengan India sudah ada, tapi ketentuan Pemerintah atas impor barang dari India tidak seringan atas impor dari negara ASEAN. Walaupun tetap lebih ringan dari CBU Jepang. Jika jadi dimasukkan ke sini maka saya rasa sulit untuk bisa dijual di level 17-18 juta kecuali ada pemangkasan spesifikasi atau subsidi alias jual rugi di awal. Sedangkan Byson dan V-Ixion saja dijual di angka 20 juta lebih. Jangankan Indonesia, India sendiri mengeluh ketika tahu Inazuma harganya di level 40 jutaan, mereka tadinya berharap bisa sedikit saja di atas motor-motor seperti Tiger/Hornet atau Scorpio supaya persaingan tambah ketat.

Saya juga kurang setuju atas banyak komentar yang bilang Suzuki di USA sudah bangkrut. Itu salah persepsi, karena yang ditutup hanya divisi roda empat. Sedangkan roda dua malah makin berjaya dengan kakak-beradik V-Strom, GSX-R alias Gixxer betulan dan lain-lain. Malah, kalau di sini ada image bahwa anak gaul naiknya Ninja, di sana itu image yang sama berlaku bagi GSX-R 600: harga terjangkau, tampilan dapet, performa dapet. Sudah segitu pun GSX-R 600 tetap dipandang motor pemula karena displacement di bawah 1000cc!

Memang Suzuki sebaiknya harus bisa meniru Kawasaki yang bisa mendatangkan produk unggulan dari Thailand. Entah beneran diproduksi di sana atau hanya dirakit saja, saya tidak tahu. Tapi yang pasti aturan bagi CBU Thailand beda banget. Bayangkan Versys 650 bisa dijual di angka 118 juta sementara Suzuki sudah kasih ancer-ancer 150an untuk V-Strom 650, lalu ZX14R 300 pas dibanding Hayabusa (kalah power pula) 350 lebih!

Lalu kalau argumennya diganti, bahwa Suzuki sebaiknya bikin pabrik motor >150cc di sini untuk menekan harga, saya yakin Suzuki bakal mikir 1000 kali. Mulai dari stabilitas politik, regulasi ketat, karakter buruh Indonesia, upah minimum yang tinggi, itu semua pasti bikin pusing orang Jepang hehehe… Makanya saya cukup kaget ketika tahu mereka sudah bikin pabrik khusus di Bekasi untuk meningkatkan kapasitas produksi Ertiga, salah satu best seller roda empat. Di situ sisi konservatif Suzuki kelihatan – kalau sudah terbukti produk tertentu itu best seller/segment leader baru deh sisi infrastrukturnya digenjot.

Demikian tanggapan saya atas artikel Pakdhe tadi, kalau berkenan menanggapi balik saya akan terima dengan senang hati. Apalagi kalau sifatnya koreksi, karena saya yakin Opinion Piece saya ini masih banyak kekurangannya. Senang bisa berdiskusi dengan salah satu Blogger kondang.?

Terima kasih,

GN

Maturnuwun kang GN…pernyataan terakhir membuat helm nggak muat ki :mrgreen: . Sayange koq celukane dadi pakdhe rek xixixi. Sebenarnya IWB lumayan mengerutkan dahi atas bagusnya respon artikel tentang Suzuki. Tanda biker masih berharap atas kebangkitan mereka??. Sepertinya begitu brosis. Btw….karena artikel ini sifatnya opini, tentu saja terbuka untuk pembaca lainnya urun rembug. Monggo berikan pendapatnya…..dan jangan kuatir. Semoga SIS juga membaca masukan sampeyan untuk kemajuan mereka. So….Gixxer 150 dibanderol 17-18juta??. Menurut bro Gorga kecil tuh kemungkinannya. Gimana dengan sampeyan?? :mrgreen: ……(iwb)

184 COMMENTS

  1. motor teririt se dunia akherat
    m.detik.com/oto/read/2014/02/22/175545/2505620/1208/konsumsi-bbm-honda-revo-hampir-100-km-liter

  2. kalo memang setengah hati.. jual bodynya aja hehe.. ntar mesin biar ambil FU pasang sendiri plus RDB hehe.. asli gregetan sama SIS. potensi buat ngimbangi cibi ada tapi ga dimanfaatin… kami rindu era RGR. motor yg melampaui jamannya saat itu

  3. Dari pada gixer yg lebih sulit bersaing sama kompetitor disini..mending thunder naik cc dikit terus injeksiin….lumayan menurut ane

  4. mudah2an gixer gak laku di marih biar jepang sadar dan bikin gixxer versi indonesia yg lebh jozZ dari versi indihe…

  5. Sptnya ni gixxer bakal jadi pelarian para FBH…
    Scr mau ganti ninja…muahaaaalll…
    Mau pindah yamaha…gengsiiiii…….
    Pindah minerpa…mau tp maluuuu..

  6. Harga diatas fu, tapi gambling … Apa gixxer udah DOHC? Air cooler? Itu udah ada di FU, kalo belum mending harganya sama FU aja… Atw dibawah FU 50rb rupiah… ??;)s?i??(y)(y)s?i??;)??????

  7. sebenarnya suzuki punya kans utk meramaikan pasar sport, seperti kesuksesan mereka dulu disaat shogun 110, satria 120 series. Kehadiran Gixxer akan meramaikan sport entry level dikelas 150 cc. Sy rasa pasar FU tdk akan terecoki dg adanya Gixxer meski secara teknologi Gixxer dibawah FU, harga Gixxer bisa sedikit diatas FU (1-1,5jt) jika model d fitur sperti RDB, speedo digital, injeksi (optional) disematkan pd Gixxer. Pasar sport entry mulai dr Verza, Byson, NMP, bhkn sampe NVL, CBSF akan makin ramai.

  8. Opini nya menggiring kita untuk agar kita merengek ke pemerintah agar merubah regulasi trading demi suzuki?Apa sih yg udah di berikan suzuki buat rakyat Indonesia? Keadaanya seperti ini yah karena pengen mereka, so tinggalin aja brand gtu mah.

  9. Opininya lengkap, mau komen apa selain kasih jempol hehhee….kuduna MM blog juga ikutan beropini selaku redneck nya Suziku hehhee..atau mungkin sudah x ya di blognya…
    —–
    Malam… Buat baca baca aja…

    kobayogas.com/2014/02/22/pojok-opini-yamaha-jangan-andalkan-motor-sport-mahal-untuk-penjualan/

  10. Main diroda 4??lucu ah,liat harga ertiga,dulu lbh murah dari sikembar,dgn fitur yg wah,eh skrg?harga sama aja,alasannya upgrade accesoris

  11. Suzuki sebenarnya bagus motornya… pernah punya shogun 110 tahun 2001…. sepertinya mereka lebih condong ke R3… di jaman pak subroto laras suzuki bisa unjuk gigi… memang benar sejak langsung di pegang orang jepang itulah kemunduran suzuki… karena mereka lebih yakin dan lebih tahu strategi dibanding orang indonesia.. Apa yang terjadi? Jualan tidak laku karena model tidak diminati, yang kasihan daelernya mati segan hidup tak mau.. mereka hanya mampu jualan Satria F.. Kalau seperti ini tinggal menunggu waktu Suzuki hanya tinggal nama saja….

  12. Kalau Bajaj dan TVS dibawa kesini bisa murah? Kenapa gixxer 150 tidak ?
    Lalu RnD suzuki yang pindah ke Indonesia itu iseng doang atau hoax?

  13. Oalaaah….aku gak sabar ngenteni GSX “mini” iki…duit ku wes tak gawe tuku NVL striping paling anyar tanggal 18 wingi reeekkk…..

  14. Kata babe ane yg FBH…. Kalo pengen motor kenceng,kualitas bagus, minim problem pilih suziku… Ane tanya lagi, beh… Kok motornya merk sayap terus??katanya suzi bagus…. Dol-dolane gampang dan mahal le….wo Pantes…..jadi pilihannya bukan krn suka tapi krn faktor ekonomi…hehehehe

  15. Malam kang… Sebelum bobo..
    ——
    Malam… Buat baca baca aja…

    kobayogas.com/2014/02/22/pojok-opini-yamaha-jangan-andalkan-motor-sport-mahal-untuk-penjualan/

  16. lha nek FU 150 apa ga masuk segmen sport to bang cmiiw, maksute kl iya brarti ada salah satu tipe dgn spek 150cc yg diamini prinsipal jepang karena pny market menjanjikan, artinya apa tdk ada kelonggaran bagi SIS menggandakan spesifikasi tersebut misalnya ke gixxer 150 dgn cara commonpart utk menekan bea produksi, waton ning serius ki bang

  17. Buat gaet pasar emang kayaknya kudu pasang harga di bawah kompetitor dulu dah … Terus, all out marketing. Kayak yamaha yang ngenalin Eagle eye nya … Touring, Banner, spanduk, mobil angkutan, iklan tv, sponsor kegiatan, glow run …pool banget marketingnya. Selama ini, itukan yang suzuki kurang? Tetap dukung kebangkitan suzuki ^^

  18. Kang Iwan, sekedar tambahan informasi: Pertama, KALAU TIDAK SALAH, untuk import CBU, ada terminologi “Luxury Tax” dan Bea Masuk atau “Import Duty”. Luxury Tax untuk 500cc, kalau jadi, akan dinaikkan dari 75% menjadi 125%. Nah… untuk Import Duty, kalau dari negara asal Asean (all engine capacity) memang 0%, India (250cc 48%), sedangkan kalau dari negara “NPC” (250cc 30%). Yang menarik, kalau dari negara asal Jepang 250cc “cuma” 4%!!!. Jadi, agak kurang tepat kalau dibilang Suzuki “ogah” import dari Jepang “hanya” karena takut sampai di sini harganya kemahalan. Kedua, seperti halnya dengan Kawasaki, walaupun awalnya seolah hanya fokus pada sport premium, kok saya yakin Kawasaki & Suzuki (cepat atau lambat) pasti akan “tergiur” dan masuk ke segmen sport-mid yang nota bene kuenya paling gemuk (dalam hal ini peran sport-mid sekaligus untuk “create customer base” yang nantinya akan menjadi “potential buyer” untuk “next level segment” (strategi “jenjang” inilah yang sesungguhnya sedang diterapkan oleh Kawasaki, bahkan juga Honda & Yamaha jika nanti jadi meluncurkan R15 & R25, sehingga para “brand loyalist” tidak “pindah ke lain hati”). Ketiga, posisi Suzuki saat ini adalah sedang berusaha bangkit dari “brand setback” dengan menarik salah satu direktur 4 wheeler-nya pindah ke top executive roda 2. Jadi, kesimpulannya, menurut saya, bahkan Suzuki pun mulai sadar dan tidak akan mengabaikan pasar asia pasifik (khususnya Indonesia), yang memiliki potensi volume sangat besar (dibanding Eropa & Amerika sekalipun). Tinggal masalah waktu….

    • Menarik sekali infonya pak. Kalau begitu apa bisa kira-kira menjelaskan kenapa Suzuki Hayabusa di sini dijual dengan harga 350 juta sementara di luar tidak sampai separuhnya? Ini saya beneran bertanya, bukan retorika hehehe…

      Teman saya punya istilah menarik: banyak barang terutama otomotif yang masuk ke sini jadi barang mewah karena kena pajak, bukan karena memang mewah lantas perlu dikenakan pajak. Dipikir-pikir bener juga, lha wong motor di bawah 30 juta pun tetap kena luxury tax.

      Soal analisa bapak tentang Kawasaki, Honda dan Yamaha Indonesia saya setuju sekali.

  19. kalo <20jt memang ga mungkin, liat saja verza dan megapro injek yg part lokal sekian puluh persen, harganya berapa?

    soal pajak barang mewah, klo ga salah indonesia dan jepang punya skema khusus yg mengakibatkan besaran pajaknya sudah jauh mngecil dr era sebelumnya.

    yap.. saya setuju klo suzuki r2 ga fokus di cc mesin kecil. entah mulai tahun kapan. jadi ya liat saja varian cc motor kecilnya.

    tapi klo liat india bisa bikin gixxer, kenapa indonesia ngga?

    kalo yamaha dan honda peduli dan bahkan kawasaki juga peduli dengan indonesia, kenapa suzuki ngga?????

    pastinya suzuki jepang tahu dong bagaimana persaingan yamaha dan honda di indonesia! dan tentunya juga tahu klo ertiga bisa bikin kejutan besar ke avanza-xenia di indonesia.

    indonesia itu 200juta lebih, klo suzuki memang peduli 0.5% dari 200jt pasti sudah berbuat sesuatu. 0,5% itu gede banget…

  20. tak mau bikin gixxer disini jg tak apa, tak mau lg jualan motor di indonesia jg tak apa, tak masalah bg gue, msh bnyk merk lain yg nawarkan value lbh

  21. semakin lama penjualannya semakin menyusut. tanpa suzuki Roda 2 pun masih masih banyak merk pabrikan motor lain yg desain, fitur, harga dan pelayanan lebih baik. Bukan jamannya pabrikan mendikte konsumen, cuma kasihan pegawai suzuki kalau sampai phk massal

  22. yudha79.wordpress.com/2014/02/22/suzuki-inovasi-telah-berhenti-bukan-berarti-mati/

    teramat sayang Gixxer 150 tidak dimasukkan ke Indonesia padahal itu motor bisa meneruskan kejayaan Thunder 125 yang menghilang

  23. Suzuki ga usah pusing seberapa bagus dan murah pun penjualan tetap di bawah yamaha honda. Seberapa mahal pun sebuah prodak pasti ada yg beli, lihat kawasaki klx meski mahal tetep ada yg beli. Jadi sesuaikan saja harga dg kemampuan sehingga bisa terus produksi dan jualan

  24. SIS hrus bsa meliat pasar roda dua d.inodonesia seharusnya ckup baik bwt ngembalikan nama besar Suzuki

  25. mau tutup juga bodo amat lah lah sana,, tutup sana… dasar pabrikan pe’a.
    di sayang di sanjung2 kok malah mengecewakan.
    sana tutup sana ! susufekok.

Comments are closed.