Bro dan sis sekalian….Pulsar 200NS memang fenomenal. Gaungnya pasca rilis diIndia dan diboyong ke tanah air oleh KMI tidak kunjung redup. Apalagi berbagai media asing selalu mengulas sikuda besi dengan iming-iming luar biasa untuk motor sekelas 200cc. Dengan body ala moge plus power yang mencapai 23,1ps diatas kertas, kehadiran P200NS membuat siapapun membayangkan bahwa motor ini memang brutal. Sayang….imajinasi dan hasrat menggebu seakan buyar dan jatuh diititik terendah setelah mendapati fakta bahwa sikuda besi hanya memuntahkan tenaga sebesar 17ps on real Dyno test. Waladalah…..iwb460x140AHM Oil IWB (460x150)

Mendapatkan info dari pengunjung warung…bro Yuli, power tersebut didapatkan setelah rekan jurnalis kita dari Motorplus melakukan testing diatas dyno. Berikut surel doi ke IWB…..

iklan iwb

Selamat malam mas Iwan,

Semoga sehat selalu. Nama saya Yuli Prasetyo, saya pembaca setia Blog IWB, meskipun jadi silent reader. Saya mau konfirmasi mengenai hasil test ride Kawasaki Bajaj Pulsar 200NS di tabloid MotorPlus terbaru edisi nomer 748. Hasilnya sangat diluar prediksi saya. Sebelumnya saya terkagum kagum akan kehadiran P200NS dengan spesifikasi yang powerfull dan harga terjangkau. Tetapi setelah saya baca hasil test ride oleh tester MotorPlus, kok saya jadi kecewa ya. Ini hasil test ride nya….

1. Dikawal teknologi triple spark dan SOHC 4 klep, 200NS langsung digas. Untuk merasakan top speed engine yang dijejali piston 72 mm dan stroke 49 mm, dipacu di trek lurus sepanjang 1 km. Speedometer, bisa menyentuh angka 120 km/jam saat gigi di posisi 6. Angka tadi, didapat berdasarkan instruksi pindah gigi saat indikator limitter rpm di panel spidometer menyala setiap 10200 rpm.

2. Akselerasi bawah, sedikit kurang galak. Tapi, saat menuju putaran tengah atas, 200NS mulai menggila. Ini, karakter mesin dengan stroke pendek. Asik diajak bermain putaran atas.

3. Usai dibejek top speed dan bermacet macet ria, konsumsi BBM setelah tempuh jarak 105 kilometer, 200NS hanya menyedot Pertamax sekitar 3,8 liter. Itu artinya, 1 liter Pertamax = 27,6 kilometer.

4. Melalui Dynojet 250i yang dipunyai Aerospeed di Jl. H. Nawi Raya No. 74, Jakarta Selatan, sport 200cc ini dilarikan statis beberapa kali agar mendapat hasil maksimal. Hasil akhirnya, power maksimal yang disemburkan sebesar 17,00 di/8900 rpm dan torsi 14,13 Nm/7250 rpm.

Begitu mas Iwan, hasil test yang saya kutip dari tabloid MotorPlus terbaru. Jujur hasil tersebut mengagetkan saya, karena jauh dari prediksi saya sebelumnya yang berharap performa yg lebih di P200NS ini. Tadinya saya sempat tertarik pada si 200NS ini, tapi sekarang jadi berkurang minat saya. Mohon pencerahannya mas Iwan. Bagaimana menurut mas Iwan?. Maaf kalau email saya terlalu panjang.

Yup….email yang jelas dan gamblang. Soal test-mengetes dialat dyno memang selalu menjadi polemik panjang. Masih ingat dulu anget-angetnya Honda CB150R yang diadu test dyno melawan NVL dengan hasil NVL unggul tipis dibanding sang street Fire. Berbagai adu debat kala itu muncul dan mengungkapkan keraguan atas komparasi tersebut. Namun kini…khusus untuk sang P200NS test Dyno dilakukan langsung oleh rekan kita yang kompetensinya bisa dipertanggung jawabkan. Artinya apa….IMAG1412

Bisa jadi memang segitulah output murni sang triple spark. Walau ngedropnya lumayan signifikan dibanding klaim pabrikan yang mencapai 23,1PS…IMHO untuk motor 4 tak kubikasi 200cc, P200NS tetaplah digdaya. 17PS lho kangbro…kuwi murni lho. Bandingkan dengan Scorpio atau Tiger yang tidak sampai segitu (dynotest). Yah….memang akan lebih afdol jika pengetesan tidak hanya dengan satu alat Dyno. Kenapa?. Sebab dari pengalaman ada beberapa dyno yang kalibrasinya jian pelit jabang bayi, namun ada juga yang mendekati pabrikan. IMHO….polemik tentang power diatas Dyno mending jangan diambil pusing….

Last…bukannya menyepelekan alat, namun IWB adalah salah satu biker yang demen ngetes real dilapangan ketimbang itung-itungan kertas. Feeling berkendara yang akan ditunjukkan lewat video khususnya pergerakan speedo serta beberapa variabel lain. So….atas pertanyaan bro Yuli, karena belum nyicipin langsung IWB tidak bisa memberikan komentar apapun. Akan tetapi…seperti yang IWB bilang sebelumnya, bisa jadi memang segitulah power asli P200NS. Dan untuk membuktikannya….biarlah waktu yang berbicara. Btw…ada yang bisa memberikan komparasi detil produk lain dengan menggunakan Dynojet 250i yang dipunyai Aerospeed di Jl. H. Nawi Raya No. 74, Jakarta Selatan sebagai perbandingan?…..(iwb)

626 COMMENTS

  1. Dynotest yang dilakukan MotorPlus di Aerospeed menggunakan alat Dynojet 250i mengukur tenaga di roda belakang sehingga cuma mendapat 17 daya kuda (Horse Power = HP). Sedangkan klaim pabrik 23,1HP diukur di poros kruk-as (crankshaft dyno) jadi belum dikurangi kerugian gesek kopling, gigi-gigi gearbox dan penggerak akhir (final gear dan rantai).

  2. kwkwkwkwkw………………….Untuk saat ini terutama di indonesia saya lebih percaya mesin(dyno)……….daripada manusia apalagi sales…!!!

  3. Ditunggu tes ala iwb n tmc nya dulu… Baru putusin buat gak jd beli.. Heuheu… Maklum msh ragu ma eksistensi bajaj…

  4. Oh ternyata masih besar punya CB 17,6 PS. Sayang punya suamiqu Abang Ngetes Aja kecil (burungnya).

  5. Kang Iwan, mesin dyno kan on wheel, spek resmi 23,3 itu on crank…masa kang IWB lupa ah soal ginian…

    Ninja 250Fi dan Z250FI itu spek resmi 32Ps (utk spek Indonesia), spek Thai malah 31Ps saja.

    Saat Dyno on wheel, rata2 hanya bermain di 26-27Ps aja…..tanya aja om Leopold yang udah berkali-kali running Dyno di Ninin FI Bianca-nya.

    Hati-hati dengan Dyno, bisa dipercaya 100% bisa tidak, tergantung tujuannya…kalau ada pesan sponsor nyelip bisa aja diubah…itu cuma angka-angka pada komputer/laptop kok…bisa dirubah….

  6. nah ini baru masuk akal.lah wong busi sampe 3 biji..padahal cuman 1 silinder.mubazir dan lebay.

  7. Dynamometer, terutama inertial dyno seperti dynojet, sangatlah bergantung pada kalibrasi-nya, dan tidak pernah akurat untuk pengujian besaran torsi dan hasil turunan besaran torsi (horsepower).

    Fungsi utama inertia dyno adalah untuk aplikasi tuning kendaraan yg sama (before-after), itupun sangat sulit, karena tidak bisa melakukan manipulasi load seperti brake dyno.

    Untuk proses tuning, seringnya malah daripada menggunakan inertia dyno, mending road tuning, dengan mengaplikasi rem untuk meng-emulasi load yg dibutuhkan.

    Pada intinya, inertia dyno seringnya dianggap “dyno-kacang” atau “lifestyle dyno”. Harganya yg murah adalah salah satu penyebab ‘populer’-nya dyno jenis ini, selain ukurannya yg kompak.

    Jadi, untuk pengujian kendaraan berbeda sebagai perbandingan, baiknya menggunakan satu dyno yg dikalibrasi rutin. Jangan secara terpisah. Daripada menimbulkan polemik gak penting. Harusnya tabloid2 di indonesia sudah saatnya dewasa dan ‘melek’ dengan apa yg mereka jadikan bahan ulasan dan sumber penghasilan utama.

    Terlalu sering salah kaprah terjadi karena ilmu pengetahuan yg dibaca setengah2 dan teori ‘kayaknya gitu’, apalagi dari literatur berbahasa asing yg diterjemahkan bulat2 dgn google translate….

    🙂

    ds

  8. Gak usah terlalu jauh dulu bicara power,lah dari spesipikasi teknik aja menggunakan oli ber SAE 20/50…mana dapet 23 lebih dgn SAE sgitu,klw engine presisi paling gak max SAE nya 10/40,,,itu dulu
    Pake oli SAE 20,imposible lah.ane jamin gak dpet 23hp
    Sent from my BlackBerry?
    powered by chapsclabiration903

  9. 30. Dewi hujan rintik-rintik – Juni 26, 2013

    Oh ternyata masih besar punya CB 17,6 PS. Sayang punya suamiqu Abang Ngetes Aja kecil (burungnya).
    ======================

    Bwahahahahahaha…….pagi-pagi bikin ngakak

  10. 23 PS pembodohan via brosur sama kaya iklan New Vixion Kalbar, masa NVL 19 PS. Dasar teknik pembual alam KMI dan YIMM.

  11. @Dewi hujan rintik-rintik pada Juni 26, 2013 pada 8:48 AM

    Yes! Masih lebih besar Tiger & CB150.

    _—-+++++++++++++++++++++

    Ngimpi.com wkwkwkwk….
    Goggling lagi sono

Comments are closed.