Bro dan sis sekalian…..walau ada beberapa keluhan dari konsumen akibat masalah yang mendera Honda CB150R….mulai dari suara klotok-klotok serta inden yang mengular, dibelahan lain tidak sedikit juga yang mengatakan puas memiliki motor berbanderol 22jutaan tersebut. Salah satunya bro Ryan…..seorang biker penyemplak sang DOHC engine. Via surel yang dikirim ke IWB….doi bercerita pengalamannya menggunakan CB untuk turing lintas propinsi. Cuaca kering, hujan serta kabut tebal mengiringi perjalanan Remban-Wonosobo. Berikut penuturan lengkapnya….
Salam kenal mas. Saya Ryan Hidayat seorang silent rider. Seorang pembaca yang ingin berbagi pengalaman berkendara CBSF sekaligus test drive jarak jauh alias touring. Saya ingin bercerita sedikit touring singkat ini, tapi maaf jika gaya bahasanya kurang pas.
Baik, langsung saja mas. Kediaman saya masih ngikut Ortu di daerah Sarang, Rembang timur Jateng, nyaris dekat dengan perbatasan Jateng-Jatim. Sebenarnya Saya melakukan perjalanan ini untuk berziarah ke makam orang tua di Wonosobo. Mumpung masih dalam ijin cuti. Planning saya persiapkan jauh2 hari berembug bareng dengan sobat saya bro Fifin. Setelah mendapat kesepakatan, dimulailah persiapan touring.
Sabtu Pagi, tanggal 9 Maret 2013. Bro Fifin siap dg Blade Repsol 2012. Saya juga sudah siap dengan CBSF hitam. Anggota kami ada empat orang. Jadi setiap motor berisi dua orang. Jumlah bawaan tidak banyak, cuma cukup bawa pakaian beberapa stel untuk masing2 manusia. Kedua tunggangan kami telah kami siapkan sebaik mungkin. Kecuali si Chibi (panggilan sayank CBSF) karena belum mencapai 1000 km dan belum mendapat service 1. Tercatat baru menyentuh 835km. Kami start dari rumah tepat jam 07.00 WIB langsung ke arah Rembang. Kami tidak melalui jalur pantura, melainkan melalui jalur selatan Rembang. Kedua motor digeber wajar sekitar 70 Kpj. Menyusuri Jalur Jatirogo-Lasem kami berhenti di SPBU Pamotan samping pasar mengingat display fuel tinggal satu strip. Si Chibi saya kasih Premium seharga Rp40.000,- sudah fulltank. Sedangkan blade cuma nemenin saja karna sudah fulltank dari rumah.
Perjalanan dilanjutkan menyusuri jalur Pantura Rembang-Juwana-Pati-Kudus. Posisiku selalu di depan Bladenya Bung Fifin. Pasalnya si mas bro ini belum hapal medan yang akan di lalui. Sedangkan aku bisa dibilang sudah hapal karena sering membawa Supra Fit 100cc thn 2005 Rembang-Wonosobo PP. Duet kami geber di sekitaran 85-90 kpj. Jalanan ini terpantau lancar. Hanya saja di ruas jalan khusus sepeda motor di Pati terdapat lubang di berbagai titik sepanjang jalur itu. Kecepatan pun di turunkan sekitar 55 Kpj. Berhubung abis hujan, bagian bawah motor kami jadi sedikit kotor. Di jalur lingkar luar Kudus, Blade repsol minta minum. Alhasil kami kembali mampirdi SPBU Ngembal Kudus. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke arah Demak kemudian Semarang.
Menuju Semarang kami bareng dengan berbagai pengendara lain terutama motor. Banyak bikers yg curi-curi pandang dg melintasnya si chibi. Duet indah chibi dan blade terus berlangsung di 80-an Kpj. Di Ngaluran Demak rantai si chibi terasa mulai berisik agaknya kendor. Masuk area Kaligawe sepintas display menunjuk sudah hampir 1000km. Ini artinya aku harus mampir service 1 di bengkel Ahass terdekat. Seharusnya saya langsung menuju ke arah jogja. Tapi urung saya lakukan karena harus cari bengkel Ahass. Akhirnya stang ditekukkan ke arah bengkel Ahass Tunggul Sakti, Majapahit Semarang. Kilometer tepat menunjukkan 1025km. Jam 11.35 si chibi langsung di tuntun mbah dokter ke ruang periksa. Waktu ini kami manfaatkan untuk beristirahat.
Sempat di goda oleh mas mas mekanik situ. Menurutnya ada kelainan pada si chibi dengan suaranya yang klotok klotok kasar. Sambil menunjukkan wajah tolol ku minta penjelasan kebenarannya. Mas mekanik itu malah cengengesan. Dia bilang itu wajar. Memang rata-rata CBSF begitu suaranya. Pengaruh dari doble camshaft dan kompresi yg tinggi katanya. Ia menyatakan suara ini masih normal.
Pukul 12.50-an Perjalanan kami lanjutkan ke arah Solo Jogja. Selepas Banyumanik langsung di beri trek yang menanjak panjang.Setiap betot gas manteb sekali rasanya. Sama sekali enggak ngos ngosan. Duet masih terbilang lancar Jaya. Agaknya si Blade belum mampu mengimbangi tarikan ketika nanjak. Aku pun mau tidak mau harus menyeimbangkan kecepatan supaya Blade tidak kehilangan pandanganku. Menyisir jalur Semarang atas terlihat awan mendung hitam pekat menggumpal dari gunung Ungaran. Dan benar saja hujan sedikit menghalau kami ke tepian jalan untuk berteduh. Di rumah makan pinggir jalan Ungaran kami berhenti untuk Istirahat Sholat dan Makan mengingat juga hujan makin deras. Kami menunggu hujan reda setelah sholat. Namun hujan tak kunjung selesai yang ada malah makin deras. Akhirnya kami tinggal saja di mushola kecil di belakang RM ini. Hingga jarum jam menunjukkan hampir jam 15.00 kami putuskan saja untuk terobos gerimis rapat ini.
Menyusuri Ungaran-Ambarawa-Bawen-Pringsurat. Ternyata e ternyata gerimis rapat ini merata. Tangan terasa menggigil. Kecepatan kami konstan di 70-80 kpj jika jalan kosong mengingat kondisi jalan basah dan licin tentunya. Di ruas Bawen-Bedono-Pringsurat stang kemudi chibi leluasa ditekuk-tekuk di jalanan yang berliku, menikung, tanjakan, turunan, dengan banyak kendaraan roda empat serta bus dan truk yang berjalan woles. Sama sekali tak ngos ngosan malah aku merasakan semakin menikmati betot gas tapi dengan etika hormat ke biker lain. Banyak biker dengan berbagai tunggangan tertinggal olehku. Aku nyaris kehilangan bung fifin. Jarak kami terpaut jauh. Akhirnya aku perlambat kecepatan menunggu genjotan si Blade. O iya, dg kondisi jalan basah serta berliku ini aku merasa Ban chibi ini sangat menggigit aspal hotmix. Sama sekali tidak selip walau diatas 85Kpj.
Dari Pringsurat kami ambil jalur langsung arah Temanggung-Kedu-Parakan. Situasi lalin masih sama, tetap lancar dan basah oleh gerimis yang rata dari tadi. Jam menunjuk hampir pukul empat sore. Di SPBU Kedu kami berhenti untuk menemani Blade minum. Si chibi hanya ambil nafas aja. Jalur berliku tanjakan turunan bahkan bersifat cilukba siap kami hajar. Terutama jalur Parakan-Kledung-Kertek(Wonosobo). Medan licin beberapa jalan berlubang terutama bahu jalan semakin membuat adrenalin memuncak. Apalagi suasana menjelang maghrib serta cuaca gerimis pegunungan Jawa ini membuat ketahanan iman benar2 di uji. Perjalanan menuju Kledung ini yang semakin menggoda iman untuk berhenti. Lha piye jal. Jalur keriting hujan gerimis gak masalah buat kami. Hanya saja Kabut Cinta eh Kabut Pegunungan nan tebal ini sangat membatasi jarak pandang. Semakin naik ke arah Kledung semakin pekat kabutnya. Alhasil kami hanya melaju di 50-60 Kpj saja. Bukan apa-apa. Cuma jari tangan kami sudah membeku kedinginan mirip habis di kompres dalem baskom es. Podo nglinting.
Akhirnya kami mampir ke SPBU Kledung sekedar menghangatkan badan. Di sini Kami bertemu lima pengendara Yamaha FizR ber plat G. Mereka sedang touring entah kemana. Mau tanya gak sempat. Setelah dikira cukup kami bergegas meninggalkan pom bensin ini mengingat adzan Maghrib sudah tiba. Dikhawatirkan kemaleman sampai rumah Di Wonosobo. Naik sedikit ke arah Wonosobo kemudian jalanan turun terus menerus ke arah selatan agak ke barat. Hati terasa damai ketika melewati Gapura Selamat Datang. Kemudian tetap melaju ke arah pertigaan pasar Kertek. Di Kertek kami langsung belok Kanan ke arah Kota. Jam 18.45 kami sampai rumah. Alhamdulillah selamat.
Last….kesimpulan test drive si chibi sangat memuaskan. Karena hanya isi 40rb dari Pamotan setelah sampai Wonosobo cuma kehilangan dua strip saja.Posisi badan dengan postur 165cm terasa sangat pas ketika melaju high speed. Badan gak terasa tersiksa, punggung tetap rilexs. Namun pembonceng merasa sedikit keras bagian shock belakangnya. Pancaran Lampu utamanya sangat membantu ketika Kabut tebal menghadang. Apalagi dengan sein dan lampu belakang yang jelas ini semakin oke. Secara perform, Chibi oke di setiap awal tarikan lampu merah bersaing dengan berbagai bikers. Tarikan oke di jalur cilukba.Tetap stabil tak ikut terhempas dari hasil papasan mobil-mobil besar seperti Bus dengan kecepatan tinggi. Di ajak becek2an tetep aja ga selip, kecuali jalan lumpur. Sama sekali tak ada gangguan teknis dari motor.
Seperti itulah deskripsi perjalanan Rembang-Wonosobo (perginya saja pulangnya belum). Catatan, selama 2 hari penuh si chibi diajak keliling muter daerah Wonosobo hingga Dieng Pleateu menapak tiap pesona Dieng. Baru minum ketika turun dari Dieng…..
Yup….nais share dari bro Ryan. IWB Sebagai Blogger yang juga pernah mencicipi langsung turing Yogya-Parangtritis dengan menggunakan CBSF juga merasakan hal yang sama. Memang jika boleh? jujur…banyak biker yang tertarik mencicipi sang kuda besi. Sayang….AHM terlihat anteng kurang greget menghadapi mengularnya inden. Dalam pandangan IWB, potensinya kurang bisa dimaksimalkan oleh pabrikan. Malah kini yang terlihat lebih lancar adalah distribusi sang Verza150. Apakah ada hidden agenda yang sengaja dipasang oleh Honda untuk mengebiri menjualan CB dengan menggenjot Verza??. Hanya mereka yang tahu. Anyway….sekali lagi maturnuwun buat bro Ryan. Nais share…..sayang fotone tak tunggu-tunggu nggak nongol rek ….(iwb)
Oke
PertamaxXx
1
podium
Zzz ..
Podium ga ya
joss
Honda CB 150R..di Cirebon masih jarang.. 😉
asik
hanifweb.wordpress.com/
joss
absen nembe nyimak
wew 10 besar
what what what tuwwelat sepersekian detik trlempar jauhh..
lha krungu azan maghrib kok malah bergegas to mas. . .ora shalat rumiyen niku pripun. . . .
vario iss kpan dii tess mass iwb
nice story…keep safety
DOHC Murah
marimaninfo.wordpress.com/2013/04/05/yamaha-terdepan-di-free-practice-pertama/
20 besar dolo….
jalur pringsurat-temanggung dan parakan-kledung emang sesuatuh,
Tetangga 🙂
uda touring aja nih 😀
frkun.wordpress.com/
wuz… hampir kupinang, tp sayang akhirnya gw beralih ke roda empat demi keluarga
waaaaww seru bangeet bro ceritanyeee,,,
Alhamdulilaah selamat sampai tujuan no ugal-ugalan,
juoooooooooooossss..
absen dulu baru baca 🙂
Di tunggu artikel keduax “muleh”..
Wahh panggilannya chibi mirip kaya anak” CBR donk hehe good luck dahh buat tunggangannya
mas ini cerita apa sih kok bnyk kata “ngos ngosan”….haha
Walah sdh bisa di tebAk bro
Dari jaman batu tyt keluaarga penggemar hondut
Ya jelas puaass, coba anda test drive NVL.
Sekali2 biar bisa membedakan
seru euy critane . . . 😀
chozinahmad.wordpress.com/2013/04/04/selain-sport-250-cc-yamaha-juga-menyiapkan-sport-320-cc/
jadi pengen geber sayang plat no masih nunggu 2 minggu hashh ,,, siap siap , semarang – jogja , test ride . mas iwb boleh minta emailnya , ane juga mau share juga gan berbagi pengalaman sama bikers 2 , kalu ada member CBSF jogja minta CP dunk ????
mungkin terkait masalah si “panglima perang”?bgmn mas updatenya blum ada perkembangan terbaru nih 🙂
o ngono to
saiki luweh seneng matic mas
xixixixixi
Inden mengular mungkin sengaja mas’ Biar Cibi ???? jd montor sejuta umat’ hehe……….
klo mtr semprot c rata2 nyaman n stabil bt turing,sy pnah cb pk nvl tmn jg pnh pk cbsf,mnurut sy getaran lbh halus nvl,cm tdk sehalus p220 ku yg haluuusss bgt tp gada spare part,hehehe
Absen dulu baru baca
hahaha…
liwat pamotan, liwat ngarep omah ku kuwi…
biasa wae leh lek motor,lanang di gawe touring jarak semono…!!!
Mas Iwan n Mas bro monggo mampir membhasi yang satu ini (kalau berkenan)
yanusakti.wordpress.com/2013/04/05/sim-sakti-alternatif-solusi-pelanggaran-kemacetan-dan-pengendalian-bbm-bersubsidi/
masih kategori motor ‘agak’ mahal 😀
NVL menggoda, tapi udah banyak sliweran
nggak beda dong hoho
berhubung pabrikan sebelah belom ada versi ‘kompak’
mungkin lirik si verza150 kali ya 😀
wah… pas sehati tema artikelnya heheh…..
p200ns.wordpress.com/2013/04/05/during-the-tour/
tambahan gan
40 rbu 2 strip untuk jarak segitu, masih lebih irit NMP dan VIxion,,,
oo.. ini apakah bro ryan yang punya yamaha vixion lansiran tahun 2005 ya…. 😉
*sekedar bertanya… maafkan jika sala…. 😆
halah…tetep bosen ama tampilannya kaya pake pikesen lama.ga menarik membosankan.masih lebih fress NVL biar bijimanapun.
vikri tungkel pada April 5, 2013 pada
8:41 AM
klo mtr semprot c rata2 nyaman n
stabil bt turing,sy pnah cb pk nvl tmn
jg pnh pk cbsf,mnurut sy getaran lbh
halus nvl,cm tdk sehalus p220 ku yg
haluuusss bgt tp gada spare
part,hehehe
—
dasar tungkel ente..
artikel ini bisa membuktikan bahwa motor chibi ini tidak bermasalah……dalam perjalanan dengan kondisi dan situasi yang komplek maka………utuk saudara yang lain mari kita cermati bahwa antara chibi dan nex vix masih layak utuk di pakai dlam sehari.hari… berasumsi ini motor terbaik …
jibrut pada April 5, 2013 pada 8:54 AM
halah?tetep bosen ama tampilannya
kaya pake pikesen lama.ga menarik
membosankan.masih lebih fress NVL
biar bijimanapun.
—
dasar tungkel ente!
suara klotok karena dobel cam dan kompresi tinggi???
mosoooookkk?
fxr dobel cam kompresi tinggi masih normal suaranye.
satria fu juga normal,
ninja 250 juga normal,
lantas??????????
ikutan nulis cerita pengalaman temen bawa cbsf sekalian po ya?soalnya dia minggu kemaren juga riding dari rembang ke yogya.. 🙄
kinno pada April 5, 2013 pada 9:05 AM
artikel ini bisa membuktikan bahwa
motor chibi ini tidak bermasalah??
dalam perjalanan dengan kondisi dan
situasi yang komplek maka???utuk
saudara yang lain mari kita cermati
bahwa antara chibi dan nex vix masih
layak utuk di pakai dlam sehari.hari?
berasumsi ini motor terbaik ?
—
dasar tungkel ente!
pak tarno pada April 5, 2013 pada 9:10
AM
suara klotok karena dobel cam dan
kompresi tinggi???
mosoooookkk?
fxr dobel cam kompresi tinggi masih
normal suaranye.
satria fu juga normal,
ninja 250 juga normal,
lantas??????????
—
dasar tungkel ente!