Bro dan sis sekalian…satu minggu usai sudah mencicipi motorsport 16jutaan dari AHM. Cuaca hujan, panas, jalan lancar, macet menjadi simulasi sempurna untuk mengoprek kekuatan asli sikuda besi. Walau banderol seharga motor bebek….IWB dibikin terkesima atas respon motor ketika ditekuk ataupun dibawa lari kencang. Dan yang lebih memuaskan adalah karakter engine kala dibetot-betot pada jarak pendek. Walau pahit…IWB kudu jujur mengatakan bahwa soal accelerasi…IWB jamin NMP bisa dibikin repot mzbro. Mosokkk???….
Engineering Honda meracik Verza 150 lebih ke torqy. Tidak heran ketika sampeyan buka gas, angkatan tiap RPM-nya begitu enteng. Selain itu adalah penyakit vibrasi…..tidak IWB temui pada Verza150. Soal getaran mesin…level kehalusan sedikit diatas NMP. Cukup mengherankan memang mengingat secara kasta bisa dibilang Verza paling bawah dibanding varian lain. Asyiknya, kondisi ini tidak membuat pabrikan enggan memberikan yang terbaik untuk konsumen…..
Ergonomi Riding & Style
Secara ergonomi, motor ini khas Honda yang rileks dan tidak bikin capek. Jarak stang dari pengendara lumayan jauh sehingga tangan sedikit menjulur untuk meraih kemudi. Selain itu…posisi foot step Verza seperti lazimnya motor turing yang rada kedepan. Memang sih mengurangi kesan gagah namun kita kudu melihat motor ini secara fungsinya yang bisa dikatakan bukan “pure sport”. Asyiknya…tidak seperti NMP, posisi buritan Verza tidak landai. Kontur jok rada nungging membuatnya sporty look. Nampaknya pabrikan mendesain sikuda besi sedemikian rupa supaya motor tidak ambles saat diberikan beban berat,. Dengan kombinasi buritan nungging plus suspensi stiff…Verza memang jauh dari kata kedodoran. Ketika IWB membonceng beban…reaksi motor menyenangkan. Terus gimana tinggi jok sang Verza??….
Seat height Verza mirip NMP….kalau nggak sedikit lebih tinggi. Namun….tidak terlalu signifikan. Terbukti IWB yang bertinggi 170cm, kaki bisa menapak sempurna. Secara garis besar…..posisi duduk atau ergonomi riding Verza 150 tegak tidak bikin capek. Walau berkendara berjam-jam….punggung, kaki, boyok tetap adem tidak ada keluhan. IWB akui soal ini, Honda memang jagonya. Yup…mayoritas sport pabrikan sayap mengepak selalu menyenangkan untuk berkendara jarak jauh. Begitu juga Verza150……
Build quality/kualitas finishing
Murah identik dengan murahan. Nah…apakah berlaku pada Verza150??. Ketika IWB cek sambungan sasis, ketebalan tanki, serta plastik yang dicangkokkan…..semua normal-normal saja. Mungkin hanya pada panel speedo yang terkesan sederhana. Selain itu….cover kuping headlamp, sprocket chain cover juga rada tipis. Sedang coating painting atau finishing cat…..tidak ditemui kejanggalan atau keanehan. Secara kasat mata….tetap berkilau atau “shiny”. Memang rada sulit menyimpulkan kualitas painting mengingat bagus tidaknya coating baru bisa dilihat setahun setelah pemakaian. Sedang ini masih fresh seger buger keluar dealer. Angel mzbro. Lha terus piye Verza koq bisa murah???….
Jika berkaca dari presentasi AHM serta mengamati langsung…..pihak pabrikan menyunat penggunaan krom pada sikuda besi. Contohnya stang yang dilabur warna hitam layaknya generasi GL-MAX. Selain itu….kekuatan masspro menjadi alasan kenapa Verza bisa murah. So…memang terbukti, kendati berbanderol 16jutaan…finishing atau build quality tidak ditemui perbedaan berarti dibanding NMP sebagai varian terdekat sang Verza. Hanya kalah desain serta fitur aja mzbro…..
Nah…ini nih yang IWB demen untuk dishare. Pertama kali menghidupkan mesin Verza…..sensasi NMP sangat kental kita rasakan. Mulai dari suara knalpot yang ngebas serta reaksi engine kala digeber-geber. Beda dengan NMP….pabrikan sudah membekali sang Verza dengan dua kabel throttle push pull. Pengabut bahan bakar juga lebih maju yakni PGM FI. Efeknya…sensasi yang ditawarkan ketika kontak dihidupkan menjadi berbeda. Bunyi “nging” tanda fuel pump bekerja mengiringi ECU yang aktif. Dan inilah yang bisa IWB rasakan…..
Accelerasi Verza 150 lumayan galak. Jelas pabrikan menyeting sikuda besi agar jago diaccelerasi. Torsinya berisi sejak dari bawah. Untuk engine sekelasnya (SOHC 150cc? 2 klep)….IWB kudu fair mengatakan bahwa Verza mengisi posisi teratas. “Light” dan bahkan hentakan tenaga digear satu mampu membuat ban depan sedikit ngangkat dari aspal. Efeknya….Motor ini sangat mudah menggapai kecepatan ideal khususnya dari 0-60km/jam (video pengetesan accelerasi akan IWB lampirkan diartikel berikutnya). Jadi kalau sampeyan ngajakin tarik-tarikan Verza, hindari kecepatan dibawah 60km/jam sebab akan merepotkan mzbro . So…mending tunggu hingga diatas 90km. Dizona itulah power Verza sudah rada ngedrop.
Yup…kompensasi torqy adalah top speed (terbaik 110km/jam). Hukum teknis mesin yang sudah tidak bisa diganggu gugat. Dengan bobot yang hanya 129kg…..karakter mesin Verza bernafas pendek namun nampol sejak dari low RPM. Praktis untuk climbing & passing ability….Verza adalah jagonya. Nyawa Honda Win100 yang coba dititiskan pada generasi sport 16jutaan bisa IWB katakan cukup berhasil. Great job buat AHM…..
Ride and handling
Kalau sampeyan pernah nyemplak motor sport Honda (kecuali CB150R)….rata-rata sampeyan akan menjumpai tourer atmosphere yang sangat kental. Dan itulah yang ditawarkan Verza. Jok panjang dan lebar….kemudian sudut putar kemudi juga luas. Dipakai nyelip-nyelip dikemacetan lalu lintas Jakarta….harus IWB akui cocok banget. Fakta lainnya….terjadi peningkatan perombakan kalkulasi distribution weight pada sang kuda besi dibanding gen diamond lain. Maksudnya??…..
Kendati sama-sama bersasis tipe berlian/diamond…tekukan Verza termasuk mantap. Dibuat manuver lincah dan stabil. Bobot yang ringan serta suspensi berkarakter “stiff” menjadi sumbangsih terbesar kehandalan melibas berbagai karakter jalan. Tidak seperti generasi sasis Tiger ataupun Megapro Primus, ketika dibuat menikung dikecepatan tinggi…IWB tidak menemui gejala limbung atau ngebuang. Penyakit yang biasa kita temui pada sang macan serta generasi Megy hilang di Verza. Disinyalir pihak engineering Honda sudah merombak ulang distribusi berat sehingga membuat handling tidak kedodoran. Begitupun kala dipakai boncengan. Rider didepan tidak dibuat? kesulitan bermanuver. Great revision anyway. ….
Braking/pengereman
Soal ini….entah mengapa Verza 150 lebih pakem dibanding NMP. Kaliper bisa merespon dengan baik ketika IWB melakukan panic brake. Sayang…kekuatan rem depan tidak didukung belakang yang masih dibekali tipe drum. Namun….ringannya bobot kendaraan membuat duet cakram & tromol tidak menyulitkan menghentikan laju jaran wesi pada kecepatan tinggi sekalipun.
Kelistrikan
Sejak generasi Tiger lahir…Honda membekali sport mereka dengan kelistrikan DC. Baru ditahun 2002….kasta dibawahnya yakni Megapro mengikuti langkah serupa. Keuntungannya….arus listrik lebih stabil dan nyala lampu tidak tergantung posisi idle RPM. Gimana dengan Verza??….
Sama mzbro. Banderol murah tidak membuat Honda membedakan sikuda besi. Yup….kontak diputar…..lampu depan langsung “ON”. Kekuatan headlamp sendiri masuk ketegori “lumayan”. Yah…memang sih 35watt halogen saat ini bukan sesuatu yang istimewa. Akan tetapi menilik posisinya yang masuk kategori “entry level” kehadiran halogen lamp bisa dibilang menyenangkan.
Dengan harga 16jutaan…sebenarnya rada susah mencari cela pada sikuda besi mengingat kita tidak bisa membandingkan dengan motor lain diatasnya. Namun dari sekian catatan….suara klakson menjadi perhatian IWB. Yup…teriakannya tidak lebih kencang dibanding motor bebek ataupun skutik. Bahkan ketika IWB sandingkan dengan Xeon RC…skutik Yamaha ini masih jauh lebih nyaring.
Yang kedua adalah posisi tombol “Horn”. IWB masih nggak mudeng dengan keputusan Honda memindah tuas sein kebawah tombol klakson. Habit yang coba dirubah ternyata cukup merepotkan sebab IWB sering kesasar. Maunya belok…yang kepencet malah klakson. Sebaliknya….ingin ngebel….yang ditekan keliru tuas sein. Jian bikin tepuk jidat tenan. Anyway…butuh waktu untuk beradaptasi mengingat habit ini sudah terjadi turun temurun……
Yang ketiga adalah perseneling. Yup….ketika engine panas, gejala susah ngurangi gigi IWB temui pada Verza. Downshift jadi keras brosis. Uniknya….penyakit ini tidak terjadi ketika memasukkan gear. Analisa sementara dengan mengganti oli yang lebih mumpuni penyakit bisa hilang. Maklum…Jakarta kalau lagi macet, panasnya ampun-ampunan mzbro!. Dan yang terakhir rantai. Pada saat tutup gas…jika sampeyan melaju ditempat sepi, kita akan mendengar gemericik suara rantai terdengar sayup-sayup padahal kekencangan sudah diseting secara ideal. Prediksi IWB memang bawaan dari pabrikan mzbro. Walau tidak menggangu kinerja….bagi sampeyan yang tidak biasa, suara tersebut lumayan mengganggu. Uniknya suara timbul hanya pada saat nutup gas. Kalau running sih hening…. /p>
Kesimpulan
Diluar urusan desain ataupun suspensi stereo (selera nih)….Verza150 memang sangat menggoda. Durability engine terjamin, minim vibrasi, bobot ringan, accelerasi enteng, handling tidak mengecewakan, emisi gas buang terkontrol (O2 sensor) plus pengabut bahan bakar injeksi serta dukungan 3S yang luas menjadi daya tarik tersendiri. Sayang…untuk fuel comsumtion IWB belum mampu ngetes secara komprehensif mengingat waktu yang mepet. So….untuk urusan ini sudah IWB serahkan ke wak haji Taufik. Btw….guna memuaskan dahaga & rasa penasaran accelerasi Verza150, IWB telah siapkan video onboard Gopro. Mohon bersabar sebab akan IWB rilis di next artikel. Verza 150???….accelerasi bisa bikin repot new Megy mzbro. Ora percoyo??. Monggo buktikan saja sendiri …..(iwb)
Mas bro… Permintaan saranku kok gak dibalas mas. Itu loooh yang body rider kecil biar bisa naik verza nyaman pake ganti sock apa yang cocok dan pendek. Share doooong
157. ngetes aja fby karbitan – April 2, 2013
Yang jadi ganjalan adalah
Verza: SOHC 5 speed O2 sensor cm 16jtan
NVL: SOHC 5 speed O2 sensor overpret 23jt an
===========================================
1
Beda : ukuran ban, ukuran velg, chasis, shock, cakram blkg, tanki
2, “Beda rasa”.
Verza Top Speed +- 110
NVL Top Speed +- 130
tp utk harga 23 jt, ane lbh milih cbsf. 6 speed, cbsf lebih kecil rpmnya untuk kecepatan yg sama dgn nvl. jadi aman dipakai touring..
153cm nyampe tanah g ya kakiku?
Verza memang pas-pasan,,motor batang rasa bebek katanya,,kualitas jelek katanya,,,larinya juga pas-pasan katanya..
Tapi bawa verza jauuuuh lebih nyaman dan santai daripada bawa motor sport merek sebelah,,,merek sebelah memang jago dalam hal lari,,,tapi ane butuh motor nyaman,,bukan motor emosian tempramen hawa sembalap ala alay..
Bahkan buat touringer pemula,,,trayek Jakarta Bandung pake verza gak akan kerasa capek?
Buat ane pribadi,,,model verza dan model2 motor Honda pada umumnya memang lebih pas-pasan dan biasa-biasa aja,,,,dan ane seneng hal ini..
Daripada punya motor yg tampangnya futuristic,,,,,kayak mainan transformers anak ane aja?