Power is nothing without control…sebuah slogan Pirelli yang cukup terkenal. Artinya….handling merupakan sisi terpenting dalam sebuah balapan diluar mesin itu sendiri. Test Motogp Qatar adalah pembuktian nyata….bagaimana perkasanya top speed mesin Ducati dibanding motor Jepang. Dalam record yang terpampang….hanya Honda RC213V yang mampu mendekati kecepatan puncak mesin Desmosedici….

Meraih satu putaran terbaik dibukukan oleh Stoner (1’56.474detik), diikuti Jorge Lorenzo (1’56.648) dan nomer tiga Nicky Hayden (1’56.924detik) Kentucky kid menjadi the best pembalap Ducati pada test Qatar free practice satu dini hari kemarin. Uniknya…jika dilihat dari top speed, Honda ternyata tidak lebih superior dari Ducati. Walau sudah dibantu PWR para rider mereka yang rata-rata mungil (Pedrosa dan Stoner)…mesin terkencang dipegang Hector Barbera/Ducati Pramac…337,2km/jam. Sedang Alvaro Bautista/Gresini Honda sukses nongkrong nomer dua dengan raihan 336,8km/jam, dibuntuti diposisi tiga oleh Karel Abraham/Cardion AB Ducati dengan top speed beda tipis yakni 336,1km/jam……

Yang mencengangkan, dibandingkan mesin prototype lain, Yamaha M1 menempati posisi paling buncit. Bisa kita intip pada label terlampir…M-1 Lorenzo hanya meraih 329,9km/jam. Kemudian Ben Spies 326,7km/jam… dan Cal Cruthclow 329,2km/jam. Yup…rata-rata susah tembus 330km/jam, kecuali Dovisiozo. Hebatnya…kendati top speed paling underdog, finishing motor pabrikan garputala nyaris sempurna tidak kalah dengan motor kencang lain. ?Bukti handling Yamaha masih yang terbaik??….(iwb)

iklan iwb

58 COMMENTS

  1. mas Iwan:

    “Power is nothing without control?sebuah slogan Pirelli yang cukup terkenal. ”

    saya rasa slogan itu cuman pengalihan isu saja, dimana Pirelli di WSBK gak awet, terutama pada mesin screamer (zx10r, s1000rr, cbr1000r, gsx1000r), dimana seri 1 seharusnya Rea (cbr1000r) bisa podium, saat akselerasi di tikungan, ban belakang berasap (spt burn out) shg kehilangan traksi dan di salip Sykes (zx10r)

Comments are closed.