Ducati bergabung dalam perhelatan Motogp pertama kali pada 2003. Sebagai tim Italia yang ingin mendobrak dominasi pabrikan Jepang, tim merah lumayan berhasil dengan mencuri beberapa kemenangan diera 990cc serta 800cc. Sayang prestasi mereka makin memudar tatkala revolusi dilakukan pada sikuda besi…

Diperkuat oleh Loris Capirossi dan Troy Bayliss, tahun 2003 mata dunia dibuat terhenyak atas suksesnya Ducati menerobos dominasi Honda RCV211v. Dengan mesin V4 sudut kemiringan 90%? Desmodromic valve, prototype Desmo meraih satu kali angka kemenangan, serta 9 kali podium. Sejak saat itu, tim papan atas pabrikan Jepang tidak berani memandang sebelah mata atas eksistensi tim merah. Sayang tahun 2004 tim Bologna meraih prestasi kurang memuaskan dengan hanya menempati 2 kali podium. Maka…tahun berikutnya (2005), mereka memutuskan pindah memakai ban Bridgestone meninggalkan Michelin. Hasilnya…performa kembali terdongkrak lewat 2 kali kemenangan plus 9 kali podium.

Yang paling luar biasa adalah GP7. Downgrade kubikasi dari 990 ke 800cc membuat mesin Desmo tak tertandingi ditahun 2007. Dikombinasikan riding style siAussie….pabrikan Jepang dibuat tak berkutik. Recordpun tak tanggung-tanggung yakni 11 kali kemenangan dan 18 kali podium plus juara dunia 2007 (kemenangan merupakan kombinasi dua rider). Namun prestasi tidak berlangsung lama sebab ditahun 2009, entah kenapa Ducati mengganti sasis motor yang sudah mereka pakai sejak pertama kali join diMotogp dengan teknologi karbon fiber. Berdasarkan pengembangan test yang dilakukan dibantu oleh masukan Stoner…Preziosi (bos Ducati) memantapkan pilihannya untuk menggunakan revolusi sasis tersebut. Hasilnya….

iklan iwb

Performa mengalami kemunduran. Tahun 2009, Stoner hanya mampu memberikan 4 kali kemenangan dengan total podium sebanyak 9 kali. Prestasi makin ancur ditahun terakhir bersama tim merah. Sebab musim 2010, GP10 hanya menorehkan 3 kali kemenangan dan 10 kali podium. Yang paling parah adalah GP11. Kuda besi prototype ini disinyalir sebagai gambaran kegagalan evolusi teknologi sasis karbon. Bahkan ditangan The Doctor, seorang pembalap yang sudah tidak diragukan skillnya dalam menjinakkan motor, dibuat menyerah tak berkutik. Mantan penunggang Aprilia, NSR, RCV serta Yamaha-M1 tersebut mengaku bahwa Desosedici susah dibelokkan. Parahnya…..penyetingan sana-sini tidak membawa kemajuan….

Untunglah, setelah nyaris 3 tahun mengadopasi sasis karbon, berkat masukan Rossi sepertinya Ducati mulai tersadar bahwa pengembangan telah salah arah. Dengan tegas The Doctor mengatakan bahwa harus ada perombakan total secepatnya. Urgensi mengambil tindakan guna tampil kompetitif. Dengan apa??…masih dirahasiakan mzbro. Bahkan jurnalis asingpun tidak mampu meraba sasis yang digunakan pada test Mugello beberapa hari lalu. Tertutup rapat…..confidential. Kira-kira apa keputusan Presiozi menyikapi tuntutan penyediaan motor yang kompetitif untuk sang legendaris Valentino Rossi??. Apakah merubah sasis dengan aluminium?? tetap karbon atau malah balik ke teralis??…biarlah waktu yang berbicara….(iwb)

Prestasi Ducati antara sasis teralis dan karbon (Sumber GPone)

18 COMMENTS

  1. Apapun itu tetap kegagalan tim merah berda pada tunggangan itu sndiri….sebaik nya jngan ragukan masukan the doctor.
    kmengan yng akan di hasil kan nantinya…..adalah kemajuan untuk generasi berikut nya….
    The doctor….hanya ada 1 yaitu valentino rosi…..
    Tim pabrikan yang belum pernah bersama vale…tidak akan mudah berkembang dngan baik. Itu pasti….good luck the doctorrrr

  2. to the Doctor,

    if you already give a lot of winning and be a world champion with this red bike… i believe you still can shinning the Blue Bike ( suzuki )
    you’re numero uno..!

    go Doctor go..!

Comments are closed.