Tertegun ketika melihat berita penangkapan petugas DKP RI oleh tentara Marine Malaysia. Negara yang mengaku serumpun tapi tidak henti-hentinya melukai negara tetangga. Siapa lagi kalau bukan negara kita Indonesia tercinta ini. Kalau diflashback kepuluhan tahun belakang sebelum kemerdekaan,…pasti para pahlawan kita bersedih. Dulu tanah sejengkalpun nyawa taruhannya. Kedaulatan negara adalah nomor satu. Hingga bambu runcingpun terpaksa jadi senjata asalkan bisa memperjuangkan tanah air sampai titik darah penghabisan………….

Ironis memang jaman sekarang. Tak bisa dipungkiri pelan tapi pasti rasa patriotisme kita makin luntur. Khususnya para pejabat negara yang sudah terlalu nyaman dengan lingkungannya yang bertaburkan duit. Akhirnya sifat masa bodo…yang penting gua enak menjalar disemua lini. Sipadan ligitan jelas sebuah pelajaran berharga bagi kita semua. Bagaimana dengan kecerdikannya Malaysia akhirnya bisa merebut bagian dari perairan dan pulau tanah air kita. Dan layaknya tikus dapur…sekali berhasil menggondol satu makanan lezat pasti dia akan balik untuk mencoba makanan lainnya, selama siempu rumah tidak tegas. kenapa tidak bisa tegas karena pembicaraan tentang perbatasan perairan yang selalu terkatung-katung tidak pernah difollow up secara serius. Hingga titik koordinat perbatasan menjadi kabur karena masing-masing negara selalu melakukan klaim bahwa area tersebut adalah wilayahnya. Selama ini pemerintah selalu mendengung-dengungkan melakukan dialog dan dipikir secara dingin. Pemerintah harus ingat siapa yang dihadapi. Negara Malaysia dikancah internasional mempunyai pengaruh lebih kuat ketimbang Indonesia. Ahli bersilat lidah dan berbicara. Masih ingat berkali-kali mereka mengklaim berbagai budaya negara kita tercinta seperti reog Ponorogo, tari pendet bali dan masih banyak lainnya. Kita hanya bisa berteriak-teriak ketika hal itu terjadi……dan barulah setelah berbagai pelajaran yang didapat pemerintah baru mau bergerak mematenkan hasil budaya kita kekancah internasional, seperti batik contohnya.

iklan iwb

Dengan rentetan kejadian diatas bisa kita simpulkan bahwa Malaysia mempunyai tingkat kecerdikan yang lebih dibanding kita. Kalau nggak? bisa dibilang licik. Dan patut disayangkan para elite politik kita juga memble. Dalam kejadian kasus DKP RI dengan marine Malaysia tetap tidak dibenarkan mereka menangkap dan membawa aparat DKP RI keMalaysia. Apalagi juga ada intimidasi senjata. Itu adalah bentuk pelecehan tingkat tinggi. Ingat…mereka bukan orang sipil biasa. Tapi mereka merupakan jajaran aparat. Sedangkan nelayan Malaysia adalah rakyat sipil biasa. Jadi kalau menurut opini dan pandangan saya bobot impact psikologisnya sangat berbeda. Sebagai anak bangsa rasa miris dan kecewa tidak bisa kita tutupi. Memang perang bukanlah pilihan bijak, tapi kadangkala hal itu wajib ditempuh untuk menjaga harga diri dan kedaulatan bangsa.? Jika proses negosiasi menemui jalan buntu sementara kita punya bukti kuat tentang wilayah teritori kita, seyogyanya kita fight habis-habisan. Jika direnungkan tidak salah kiranya para sesepuh kita sampai mengobarkan semangat juang “Ganyang Malaysia” oleh Bung Karno pada tahun 60an. Sayang jiwa patriotisme itu sudah hilang. Andaikan kita mempunyai pemimpin tegas yang bisa membawa Indonesia menjadi macan Asia? Tenggara seperti Soekarno dan Soeharto dulu saya yakin polah tingkah Malaysia tidak seberani sekarang. Dibalik kekuranganya, sejarah telah mencatat bahwa Indonesia adalah salah satu negara terkuat? dan ditakuti ketika dipimpin kedua presiden tersebut. Sayang masa itu telah usai……dan kini kebanyakan pemimpin kita hanya sibuk tebar pesona, duduk dibelakang meja, lebih mengutamakan dialog katanya. Hasilnya..??? bisa brother lihat sendiri. Boleh dong ya kita mengharapkan seorang pemimpin tegas, berwibawa, tanpa kenal takut layaknya Soekarno. Apa itu hanya mimpi belaka??…….entahlah. Saya cuma berharap semoga Malaysia bisa mengerem tingkah lakunya karena rasa sakit yang dipendam? rakyat Indonesia akibat ulahnya bisa sangat berbahaya. Camkan itu……… (iw/16/08/2010)

12 COMMENTS

  1. Belum gan, saya sbg rakyat Indonesia pengen tu malayshit mingkem 1juta bahasa n gag usah ganggu Indonesia lagi, kalo emg ngajakin konflik ya monggo,. toh negara2 lain ya tahu kalo negeri yang kaya budaya itu Indonesia, masalahnya yang duduk di atas kog ya malah santai2 ya ???

  2. Sama BRO..
    Saat ini lokasi saya dkat dgn malingsia..
    Dan saya siap brada barisan terdepan tuk
    ‘GANYANG MALAISIA’
    tinggal tunggu komando aj dr para pemimpin kita ja nich.. Ga usah jauh2, kbetulan beberapa big bos d kantor sya org sono, mrka sasaran kepruk yg ptama.. Seandainy ja para pemimpin bangsa ni msih punya urat malu.. Dari dulu cm ngalah terus.. Ingat ga’ waktu bang yos di grebek di hotel malaisiang.. Ayo bos perangi aj tu maling.! Sia..

  3. Emang Sompret tuh Malingsia. Buat pemimpin…jng takut perang. Krn membela bangsa dan negara adalah jihad sesungguhnya. Merdekaaa!!!

  4. so menurut agan2 siapa calon presiden yg tepat & mendekati gaya kepemimpinan soekarno/soeharto?
    sayang sekali prabowo kmrn minder & bersembunyi di ‘ketiak’ megawati.

  5. Kalau gua pribadi koq malah png presiden kayak Prabowo ya bro. Tp bener kt bro sembalap…gara2 duet ama Mega bnyk calon pemilih kabur. Syang bgt

  6. Yupz, Harus cari Pemimpin yang orang Lapangan seperti Ir.Soekarno dan Jend.Soeharto,,
    jangan cuma yg -maaf- duduk nyaman di Kursi roda selalu bilang gitu aja koq repot.,,, lalu yg Berpidato namun selalu mengandalkan nama besar bapaknya (selalu ada foto bapaknya gede terpampang), trus yang cuma bisa bilang sabar sambil bikin album nyanyian.
    Bangsa ini butuh Pemimpin yang ber-karakter dan berprinsip serta cinta Tanah Air.

  7. saya lahir di indonesia berdarah pahit sepahit perjuangan bung karno bersama rakyat indonesia waktu itu….
    jangn bilang malaysia berhati baik. camkan kata pejuang kala msih berkecambuk dengn malaysia tempo dulu. mereka rela meninggalkan keluarga dmi harga diri bangsa yg diinjak-dinjak martabatnya terus-menerus.
    saya menyesli petinggi negara saat ini…
    masak tinggal meneruskan ibarat menanam padi aja ndak usah mencangkul sawah msih malas, gmana mau punya padi yg banyak’ klw kerjanya cma suap, negra dihina kpada brita untuk rakyat ditutup-tutupi, seolh gk ada apa-apa…
    dmana keberanian dan otak cerdasmu yg menyandang:(Drs.-lah, IR.-lah, PROF.-lah dll) ternyata smua itu cma sablon belaka…
    -saya rakyat kecil berharap pada bapak-bapak:
    tolonglah jdkan lagi bangsa ini (singa asia) layaknya dwaktu era ir.soekarno…. NEGARA BEGANTUNG KEPADAMU SANG PEMIMPIN…

Comments are closed.