Tingkat kesemawrutan yang sangat tinggi memaksa pemprov DKI membuat peraturan melarang sepeda motor lewat dibeberapa ruas jalan DKI pada jam sibuk. Terkesan mengada-ada memang. Saya sendiri kadang sering tersenyum jika melihat indikasi pengkambing hitaman kendaraan bermotor sebagai penyebab utama kemacetan. Bus kota atau angkutan umum yang sering ngetem sembarangan, jumlah mobil pribadi yang tak kalah pesat perkembangannya seakan dicuekin para penguasa pembuat kebijakan. La wong mereka juga memakai mobil, nggak mungkinlah membuat peraturan yang merugikan para pemilik mobil pribadi. Jelas imbas akan kena bapak-bapak dan ibu-ibu yang duduk disinggasana raja……..

Jika sampeyan hidup dikota kecil, mendapatkan rejeki? disana….saat inilah waktunya bersyukur. Kenapa..?? karena tidak harus menghadapi keruwetan lalu lintas yang memang betul-betul menguras tenaga. Dua minggu kemarin ketika pulang kampung masih ingat gimana nikmatnya berkendara dikota kecil. Naik suprafit aja sudah serasa? nyemplak moge. Gas dipanteng nggak ngerem-ngerem. Jalan lancar tenan sambil merem-merem saking nyamannya. DiJakarta??…..Jauh bro bak langit dan bumi. Hiperbolanya naik motor diJakarta, mata meleng dikit langsung nyenggol pengendara lain saking padatnya. Jadi ditempat kerja sudah stres pulangpun lebih stres lagi.? Dulu ketika masih tinggal dikampung saya sering dengar dari media tentang macet yang bisa bikin stres, hipertensi, terbuangnya waktu berharga dll….dan saat itu yang ada dalam pikiran saya ” ah..lebay nih media, terlalu dibesar-besarkan!!”. Tapi setelah lebih kurang 10 tahun tinggal diJakarta, opini pribadi tersebut langsung hangus tak berbekas dan hanya satu kata yang bisa terucap “, tobaattttttt!!!!……ngeliat jalan udah capek duluan saking mengular bertumpuk-tumpuk layaknya ikan teri dalam jaring mau dipanen. Saat ini sebenarnya pihak pemprov DKI telah berusaha melakukan berbagai hal untuk mengatasi kemacetan seperti pengadaan busway, aturan three in one penambahan fly over ataupun pelebaran jalan tapi semua tidak efektif sama sekali. Kenapa..?? karena kurangnya disiplin pengendara serta pertambahan jumlah kendaraan tidak balance dengan infrastrusktur jalan.

iklan iwb

Untuk mengurangi kemacetan kini wacana kencang dihembuskan guna memindahkan ibu kota keluar dari Jakarta. Hal tersebut pernah disinggung SBY walau hanya sepintas. Kerugian akibat macet ini tercatat mencapai 17,6 triliun pada 2009.? Pemborosan luar biasa tentunya. Idealnya Ibu kota memang harus terpisah dengan kota pusat industri ataupun bisnis. Bisa dicontoh Amerika. Ibu kota negara Washington DC…..kemudian New york sebagai kota pusat bisnis? dan industri plus Hollywood terkenal sebagai kota entertain tempat bersarangnya artis-artis. Contoh lain Australia dengan ibu kota Canberra sementara pusat bisnis dan industry diMerlbourne. Jadi sudah sepantasnya wacana tersebut dipikirkan secara serius demi masa yang akan datang. Dipastikan jika hal ini dilakukan Jakarta bakal lebih sepi, lebih tertib, kriminalitas menurun yang akhirnya membawa dampak positif pada kualitas hidup.? Oh ya….pilihan sementara adalah pulau Kalimantan. Dengan pemindahan keluar Jawa, otomatis pemerataan pembangunan bakal lebih? bisa terealisasikan karena mau nggak mau jumlah penduduk akan terpecah setelah rencana itu gol. Kota mana yang pantas dijadikan Ibu kota negara RI?…..apakah Pontianak seperti yang digagas salah satu anggota DPR PAN?? atau Papua aja sekalian??….Halah. Namanya aja masih wacana. Pasti masih jauh dari angan-angan. Btw sampeyan sendiri setuju nggak bro kalau ibu kota negara pindah dari Jakarta?? monggo dishare……..(iw/30/07/2010)

29 COMMENTS

  1. foto terakhir bukan jakarta tuh, masa jalurnya di kanan bukan kiri
    dan gak ada motornya xixixi

  2. Wah s7 banget Bro.. Tp enakny kmna ya pindahny..
    Ke Solo aj pindahnya, scara kan Solo letaknya kan d tengah2ny indonesia..
    KEDUAnya..
    moco &mikir sik lah

  3. setuju… gimana kalau dipindahkan ke kalimantan, di kalimantan bebas gempa dan gunung merapi

  4. jakarta, kota sumpek jalanan macet, lalu lintas semrawud tp herannya koq msh bnyak jg yg pengen hidup disana, mnrt ane sih mobil2 yg bikin macet, kasih aja pajak yg tinggi buat mobil biar jmlh mobil jd brkurang,

  5. @ Wakwaw
    wah hebat sibro nih. Teliti bgt. maklum dapetnya dari mbah google hehehe….ntar deh saya remove
    @ Hourex, haris & kuro
    Boleh juga tuh bro idenya. Intinya emang patut dipertimbangkan
    @ Shu_enk
    Sebenarnya jd dah jengah bro. Cm gimana lg rejekinya disini. Mobil pajak digedein? mana mungkin bro secara para pejabat pembuat kebijakan aja maunya gratisan mulu apalg hrs byr pajak gede buat mobilnya?!….emang miris bro

  6. Pusat pemerintahan dan Legislatif pindahin aja ke Semarang !
    Ada Pelabuhan, Bandara, dan Jalur Kereta. Letaknya pun ditengah Indonesia.
    Lagian orang semarang kan kalem-kalem, jadi kalo demo2 ke pemerintah pusat juga nggak bakalan anarkis amat,,,hehehe..peace..

    sotoy mode

  7. emang nggak susah mas misahin pusat pemerintahan dan pusat bisnis?
    Cmiiw, Headoffice perusahaan2 besar di Indonesia, khususnya yg PMA hampir semua basenya di Jakarta, mungkin ya biar gampang urusannya yg terkait birokrasi, legal atau soal pajak..
    Tapi saya pribadi setuju banget dengan wacana ini !!

  8. saya setuju kalo pusat pemerintahan di pindah… tapi banyak syaratnya bro.. yang paling utama kotanya harus ADEM… biar para pimpinan kalo mikir ga gampang panas.. jadinya menghasilkan keputusan yang baik dan ga asal-asalan trus ga nyusahin rakjat ketjil…. dan yang pasti kotanya harus BEBAS BANJIR !!

    wkwkwkwkwkwkwwk….. :mrgreen:

  9. Stujuh. Palangka ga semrawut,ga ada pengemis,mirip kota kecil tempat saya kuliah dulu.jalan2nya rapi dan teratur.

  10. pengurangan jml sepeda motor bukan solusi jangka panjang, kenaikan pajak kendaraan bermotor (mobil ataupun motor) scr progresif sesuai umur motor mkg lebih masuk akal.
    tp paling masuk akal ya pemindahan pusat pemerintahan….. ke palangkaraya mkg?
    biar jauh dr hingar bingar dunia hiburan!!

  11. btul bang tyta tnggal di jakarta gini rasanya..trutama kalo nek mtor..g bs bayangin kalo naek angkot..bakalan puyeng dah..

  12. btul bang tyta tnggal di jakarta gini rasanya..trutama kalo nek mtor..g bs bayangin kalo naek angkot..bakalan puyeng dah..
    stuju bgt kalo ibu kota di pindah aj..skalian aj k kalimantan biar merata tu pmbangunan..

  13. iya setuju sih kalau ibu kota dipindahkan dari jakarta ke kota yang lainx agar pembangunan di indonesia bisa merata &juga bisa mengurangi kemacetan di jakarta juga..

  14. wah setuju banget mas. pulau jawa tuh dah terlalu sumpek dan pengap. kalo tempat barunya sih terserah mau dimana aja boleh

  15. SETUJU…
    semua pasti ada konsekuensinya, tp demi masa depan Ibukota tetap perlu dipindah buat perlancar birokrasi.
    jakarta sdh parah, overcrowded, gak nyaman buat berpikir para penguasa.
    sebaiknya dipindah dikota yg bnr2 baru utk menghemat pembebasan tanah, n di luar jawa aja.
    Meniru USA.
    Ibu kota : Washington DC, penduduk cuma 850 rb org
    Pusat bisnis : New York, penduduk 10jt org

  16. Saya yakin, salah satu cara utk mengatasi kemacetan di Jakarta adalah pembenahan angkutan umum, maksudnya angkutan umum harus dikelola secara professional, tidak seperti sekarang ini amburadul. Proyek Busway pun bukan jalan keluar yg bijaksana, malah memperparah kondisi kemacetan, karena badan jalan yg sudah kurang diambil lagi utuk jalur khusus busway. Pemerintah boleh2 aja menghimbau masyarakat utk beralih memanfaatkan transportasi busway dari keseharian menggunakan mobil pribadi, tapi seharusnya pemerintah lihat dulu apa busway sudah memenuhi kriteria2 yg diimpikan masyarakat pengguna mobil pribadi, apakah sudah nyaman, aman, praktis (dalam artian trayeknya komplit mencakup seluruh Jakarta), jumlah armada busnya mencukupi atau tidak dalam melayani masyarakat yg jumlahnya begitu banyak, dan lain sebagainya.
    Satu hal lagi yg terpikir oleh saya yaitu kenapa setiap pembuatan jalan fly-over dan jalan tol hanya memindahkan badan jalan yg tadinya di bawah menjadi di atas? Kenapa gak sekalian bikin 2 lapis, ada jalan di bawah dan di atas? Kan lebih menghemat ruang, ya toh?

  17. SETUJU ibukota negara pindah. Yang ideal pindah ke kalimantan agar ada persebaran penduduk jadi merata dan akibat dari adanya ibukota baru tentunya akan berdampak positif secara ekonomi bagi daerah sekitarnya, soalnya biasanya pembangunan di Indonesia hanya terpusat di ibukota.

  18. tetap dijawa aja.. jgn rusak kalimantan.. gak tahu brapa banyak hutan yang akan dikorbankan utk pemerintahan ibukota yang berantakan..

  19. menurutku..ada 2 pilihan yang bisa menjadi solusi terhadap kemacetan kota jakarta..
    yang pertama..dengan memperbaiki transportasi kota jakarta..dalam hal ini angkutan masalnya..setelah itu bisa diterapkan aturan terhadap kendaraan pribadi…sehingga kemacetan bisa SEDIKIT teratasi…sedangkan salah satu cara dalam mengurangi kendaraan pribadi dgn cara membatasi jumlah kendaraan yang masuk ke indonesia..sehingga secara otomatis jumlah kendaraan di indonesia tidak bertambah banyak..

    solusi kedua…ibukota pemerintahan dipindah ke daerah yang masih mungkin dilakukan pengembangan tata kota yang lebih layak..
    tentunya hal ini membutuhkan biaya yang tdk sedikit..namun tentunya hemat saya hal itu masih lebih baik daripada membiarkan jakarta terus menerus dalam kondisi yang seperti ini…yang kian parah..

    namun solusi yang kedua dgn memindahkan ibukota harus dibarengi dengan pembatasan jumlah kendaraan yang masuk karena itu jika terus dibiarkan hanya akan menjadi bom waktu di daerah2 lain di Indonesia…

  20. tau ga seh… kalimantan ini jantung dunia. Kalo terjadi pembangunan terus menerus maka russak lah jantung dunia,,,, klo jantung rusak mati bukan. Hati hati dgn pemindahan…. kalimantan tidak stertinggal yg dpikir. kalo k papua itu yg bisa terjadi pemberataan. kalo k kalimntan hutan dbabat habias akibat pembangunan.

Comments are closed.